Tae to the Rescue

1.5K 187 12
                                    


Jimin mengangkat satu alisnya, mempertanyakan tindakan tidak terduga lelaki di depannya ini.

"Apa kau tidak memiliki ponsel?" Yoongi bertanya dengan wajah terkejut yang dibuat-buat. Jimin menanggapinya dengan memutar kedua bola matanya, menyebalkan.

"Untuk apa?"

"Itu pertanyaan yang sangat klise, Jiminie," kini giliran Yoongi yang memutar kedua bola matanya.

"Maksudku, kau datang kemari hanya untuk meminta nomor teleponku," Jimin tertawa kecil, dan Yoongi terdiam, sedikit salah tingkah, kehabisan respon. Tidak mungkin mulutnya mengungkap kebenaran bahwa semalaman ia kesulitan tidur karena Jimin terus membayang di kepalanya. Dan laki-laki di meja kasir bernama Taehyung tidak mau membantunya mendapatkan nomor Jimin. Dia hanya bisa menatap Jimin datar. Berusaha sebisa mungkin mengembalikan otaknya agar berfungsi normal.

"Apa itu artinya kau tidak mau memberiku nomormu?"

"Hmm, lagipula aku tidak begitu mengenalmu, Suga-ssi,"

"Tapi kau tahu namaku, apakah itu tidak cukup?" Jimin menggeleng.

"Kau yakin itu namamu?" Yoongi mengangguk dengan cepat dan yakin.

"Lalu, siapa Yoongi-hyung?"

ah, jadi dia ingat malam itu. Yoongi menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

"itu, hm, nama asliku, Yoongi, Min Yoongi," jawabnya tanpa menatap mata Jimin yang mulai penasaran. Jimin merasa lelaki di depannya ini nampak menyimpan banyak hal dibalik wajah pucat dan rambut pirangnya.

"Tapi kau memperkenalkan diri dengan nama Suga padaku?" jawab Jimin dengan nada penasaran, memiringkan kepalanya.

"Itu nama panggungnya, dia seorang musisi," suara Taehyung memecah keheningan yang tercipta karena Yoongi tidak kunjung menjawab pertanyaan Jimin. Menoleh ke arah Taehyung yang berjalan semakin mendekat ke arah mereka. Jungkook juga sudah tidak nampak lagi. Mereka terus menatap gerak-gerik Taehyung yang kemudian menarik kursi di seberang Yoongi, mendudukkan pantatnya di sana.

"Dulu," saut Yoongi lirih namun cukup untuk sampai di telinga Jimin, dan membuatnya semakin bertanya-tanya.

"Jadi, Jimin, ku harap kau segera memberikan nomormu padanya, karena nampaknya dia sudah sangat kaku dalam melakukan pendekatan, aku tidak pernah melihatnya sesalah tingkah ini," ungkap Taehyung diiringi gelak tawanya. Wajah Yoongi memerah karena malu akan fakta-fakta yang diungkap Taehyung ini.

"Ku kira kalian berkencan?"

"Aku dengan bocah tengil ini?" mata Taehyung membulat, tapi kemudian tertawa semakin keras. Yoongi juga tertawa mendapati pertanyaan polos Jimin.

"Apa yang membuatmu berpikir begitu?"

"Ugh, bukan maksudku untuk ikut campur dalam urusan kalian, aku hanya.. tidak sengaja melihatnya, kalian berpelukan sambil menangis," Jimin merunduk setelah mengakhiri kalimatnya. Tawa Taehyung dan Yoongi terhenti karena otak mereka otomatis memutar adegan malam itu.

Keheningan menggantung diantara ketiga manusia itu. Yoongi dan Taehyung saling bertukar tatap. Seolah meminta agar salah satu dari mereka segera memecah kecanggungan yang tercipta.

Taehyung berdehem, berusaha mencairkan suasana. "Maaf jika membuatmu tidak nyaman, tapi tidak, kami tidak berkencan,"

"Kalian berdua seperti menyimpan banyak rahasia,"

"Aku bisa memberitahumu asal kau memberiku nomormu,"

"Nice catch, Hyung," Taehyung dan Yoongi melakukan tos kemudian bersalaman dengan wajah bangga. Jimin menjadi kesal melihat dua orang di depannya ini.

"Fine," Jimin menghembuskan nafasnya yang tanpa sadar dia tahan sembari menutup matanya. Melihat usahanya berhasil Yoongi bertepuk tangan senang. Memasang gummy smile-nya yang sangat manis sembari memperhatikan Jimin mengambil kertas dan bolpoin di depannya, menuliskan apa yang sedari tadi dia minta.

Selesai menulis Jimin mengulurkan tangannya yang menggenggam kertas bertuliskan nomor ponselnya pada Yoongi. Dengan penuh harap Yoongi menggapai kertas yang disodorkan padanya, namun Jimin kembali menariknya. Matanya membulat.

Jimin menoleh ke arah Taehyung, "asalkan kalian mau membantuku akhir pekan ini," kemudian pada Yoongi. Taehyung mengerang, sedangkan Yoongi mengangguk yakin. Demi nomor ponsel Jimin, batinnya.

Yoongi menepuk kepala Taehyung yang masih merengek. Memberikan isyarat melalui tatapan mata, bantu aku atau kau tidak selamat? Dengan itu Taehyung cepat-cepat mengangguk.

Jimin tersenyum puas sambil memberikan kertas bertuliskan nomor ponselnya pada Yoongi.




💌

ANYEOONGG YEEOROOBUUUNNN

heheheehe bangga banget sm diri sendiri akhirnya kembali melahirkan chapter lanjutan cerita ini. huee im sorry karena yoonmin nya digantung. 

sebenernya aku udah ada gambaran how the story will end, the conflict, tapi nulisin proses menuju ke poin-poin plot itu ga gampang ya ternyata. kalo gini nanti gini, kalo gitu nanti gimana, apa gini aja, apa kek gitu wkwkw maaff


terima kasih kalo ada yang masih lanjut baca, terima kasih banyak banyak banyak, apalagi yang udah komen atau vote, makasi banyak yakkkkk,

i cant promise you that i will routinely update, but ill try my best to keep you informed bout this story ok. i love you. 




BTW, SELAMAT ULANG TAHUN JUNGKOOKIEEEE!!! 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


INI TAHUN PERTAMAKU NGERAYAIN ULANG TAHUN JK, SEKALIGUS LIAT PRESTASI BERSEJARAH BANGTAN YANG JADI BILLBOARD #1 DENGAN DYNAMITE-nya. KEREN BANGET. WHAT A DAY TO REMEMBER. BAHAGIA BANGET POKOKNYA. BULAN INI JUGA BULAN KELAHIRANKU. VIRGO SQUAD SAMA JUNGKOOK SAMA NAMJOON JUGA. HUAAAAAA IM HAPPY ARMY. 

I LOVE YOU ALLL

 

INSIDE • yoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang