Kiseu

1.6K 150 8
                                    





Jimin sudah terbangun. Namun dia tidak yakin sanggup untuk membawa dirinya keluar dari selimut hangat ini. Ketika melirik jam dindin, jarum pendeknya mengarah ke arah 9.

Jimin memang sudah terbangun. Namun sepertinya dia belum terhantam ingatan tentang kejadian semalam. Tentang bagaimana dia akhirnya berujung lelap di kamar ini.

Suga Hyung!

Ini bukan kamarnya, dan dia sangat yakin ini pasti kamar Suga Hyung. Mendadak Jimin tersentak hingga mendudukkan tubuhnya dengan buru-buru.

DUG!

Kepalanya menatap headboard dengan cukup kencang. Sambil mengusuk kepalanya yang terbentur dia mengaduh. Seolah-olah ingatannya yang berkabut menjadi sangat jelas saat ini.

Dia ingat membicarakan laki-laki yang menarik perhatiannya pada Noona-noonanya semalam di kedai. Pasti berujung dia sangat mabuk semalam. Kemudian muncul bayangan Yoongi dengan hoodie hitam dan wajah pucatnya yang nampak canggung. Kembali berkelebat bayangan dirinya sendiri bergelayutan di tubuh Yoongi, merengek karena Suga Hyung itu tidak membalas pesan-pesannya.

Astaga! Ini benar-benar memalukan.

"Kau tidak apa-apa, Jimin?"

"Uhm," hanya itu yang bisa Jimin gumamkan. Jimin merasa tenggorokannya sangat kering. Selain efek berbotol-botol minuman yang dia tenggak semalam, tapi juga karena terkejut Suga Hyung tiba-tiba muncul di tengah krisisnya.

"Ini, kau pasti merasa pusing sekarang," kata Yoongi sambil menyodorkan segelas air putih pada Jimin. Benar, pusing karena tidak tahu harus berbuat apa—ini sangat memalukan. Jimin segera meraihnya. Menenggak cairan bening itu sampai habis, menyerahkan gelas kosong kembali pada Yoongi.

"Aku sudah menyiapkan sarapan, makanlah jika kau sudah merasa lebih baik," tambah Yoongi. Dia memutar tubuh, hendak membawanya keluar meninggalkan Jimin di kamar.

"Hyung!"

Yoongi menoleh.

"Bisa kau ceritakan apa yang terjadi semalam? Apa mungkin aku mengatakan sesuatu yang aneh, atau mungkin aku memuntahkan isi perutku di suatu tempat di sini? Katakan, aku tidak mengingat cukup banyak." Wajah Jimin terlihat cemas. Dia tidak bisa menahan penasarannya, sekaligus khawatir dia menambah deretan cerita memalukan lagi saat mabuk.

Yoongi sedikit cekikikan mendengar itu. Tiba-tiba dia ingin menggoda lelaki manis yang diam-diam sangat dia rindukan ini.

"Sebenarnya ada yang ingin ku katakan tentang itu, tapi—aku sedikit bingung bagaimana mengatakannya," kata Yoongi. Rautnya mendadak serius. Dia menghindari tatapan mata Jimin yang memelas agar permainan perannya berhasil. Mendudukkan pantatnya di sofa, kemudian memasang ekspresi berpikir.

Dia yakin, apa yang dilakukannya berhasil karena Jimin tidak lagi menyender ke headboard.

"Katakan Hyung! Aku akan bertanggung jawab, maafkan aku, dimana yang harus ku bersihkan? Aku pasti merepotkanmu saat mabuk," setelah mengatakan itu Jimin menggerang sambil menutupi wajahnya. Dia tidak tahu apakah masih sanggup menahan malu ketika sebentar lagi Suga Hyung membeberkan fakta memalukan tentangnya. Pikirannya mengarah kemana-mana, benar-benar tidak mengerti apa saja yang sudah dilakukannya hingga membuat Suga Hyung nampak tidak nyaman untuk mengatakannya.

Tapi Jimin harus bertanggung jawab dan menghadapinya. Maka dia memberanikan diri untuk menatap Suga Hyung.

"Kau sangat lucu Jimin-ah,"

INSIDE • yoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang