My Heart

1.7K 200 19
                                    


Jimin Pov.

Taehyung mendadak jadi pendiam setelah malam itu. Dia bahkan selalu menolak setiap kali aku hendak mampir ke tempatnya. Sepertinya benar dugaanku, ada sesuatu antara Taehyung dan Suga. Aku merasa ada keanehan sejak saat Taehyung menyebut lelaki bernama Suga itu dengan nama lain, Yoongi.


-


Ah, aku sudah tidak sabar untuk segera menonton drama terbaru yang akan tayang malam ini. Aku sudah menunggu satu minggu dan rasa penasaranku harus segera diberi makan. Kerajaan Corea dengan raja muda yang tampan, ugh.

Produk makanan ini sebaiknya segera dikembalikan ke supplier karena sudah akan memasuki masa kedaluwarsa. Ku harap Hobi Hyung membereskannya besok. Aku hanya akan mencatatnya di sini.


KLINTIIIINGGGG KLINTINGGGG~

Dari balik rak aku bisa melihat pintu swalayan terbuka. Akhirnya Taehyung datang, dan Tantan, eh dia membawa anjing lain. Aku hendak menyapa dan memperkenalkannya pada Suga saat,


"Yo-Yoongi Hyung?"


Yoongi? Siapa? Tidak ada orang lain di sini, mungkinkah Suga? Tapi dia Suga bukan Yoongi, tunggu ada apa ini. Suga dan Taehyung tidak bergerak dan hanya saling berbalas tatap. Ada apa ini? Anjing puddle itu terus-terusan memutari kaki Suga.


"Tutup mulutmu, jangan katakan apapun, kepada siapapun," kemudian Suga berdiri membawa anjing puddle di kakinya dan segera meninggalkan swalayan. Melewati Taehyung yang kepalanya terus mengikuti kemana arah lelaki pucat itu berjalan. Dan hey, Suga bahkan berkata akan disini hingga aku menutup swalayan tapi nyatanya dia pergi lebih dulu.

Taehyung seperti tersadar kembali dari kebekuan otaknya, kemudian menatapku. Membatalkan rencana menonton kami malam ini, lantas cepat-cepat berlari ke arah Suga menghilang dari tatapannya.


-


Aku tidak memiliki keberanian untuk membicarakannya dengan Taehyung. Hingga siang ini, Suga datang ke swalayan tepat saat shift-ku bersama Taehyung hendak berakhir.

"Aku perlu bicara denganmu," kata Suga kepada Taehyung, kemudian melirik kepadaku. Taehyung yang terkejut hanya meresponnya dengan anggukan. Kemudian mereka berdua keluar dan mengambil tempat di kursi pelanggan depan swalayan. Dari meja kasir aku dapat melihat wajah Suga yang serius. Tatapannya penuh intimidasi, terlepas dari betapa pucat kulitnya yang membuat dia nampak seperti seseorang yang sedang sakit parah.


"Hyung, sepertinya kau harus berhenti menatap dua orang itu," aku menoleh ke arah sumber suara. Mendapati lelaki dempal dengan mata membulat penasaran.

"Jungkook....."

"Siapa lelaki pucat itu?"

Saat aku kembali menatap lelaki pucat yang dimaksud Jungkook, mata kami bertemu. Dia memutus kontak mata kami kemudian mengarahkan pandangannya pada Jungkook yang berdiri di belakangku. Dengan kepala yang dia letakkan di bahuku, dan kedua lengan yang dia lingkarkan di tubuhku.

Dari balik surai poni Suga dapat ku lihat alisnya berkerut menatap posisi kami yang mungkin kelewat intim. Kemudian dia kembali mempertemukan tatapan kami. Dan entah mengapa, instingku memerintahkan agar segera melepaskan lengan Jungkook. Meskipun sebenarnya Jungkook memang selalu manja seperti ini, bukan hanya padaku. Tetapi aku tidak ingin Suga berpikiran yang tidak-tidak tentang aku dan Jungkook. Suga kembali memutus kontak mata kami, dia menutup matanya lekat kemudian menarik nafas dalam. Lantas mengalihkan pandangan menatap Taehyung yang sedang berbicara di depannya.

"Aku harus mengemas barang-barangku di loker," dengan itu aku meninggalkan Jungkook di meja kasir. Aku merasakan sesuatu yang aneh menjalar di tubuhku jika mengingat bagaimana Suga menatapku tadi. 

Kau tahu? Seperti tatapan tidak suka. Atau tatapan itu hanya imbas dari percakapan seriusnya dengan Taehyung? Entahlah.


-


Saat kembali ke meja kasir, aku melihat pemandangan yang lagi-lagi menyebabkan perasaan aneh menjalar di tubuhku. Sudah lama aku tidak merasakan perasaan seperti ini. Bahkan sampai aku lupa bagaimana aku harus menyebutnya. Sebersit terlintas di kepalaku, tentang keinginan untuk menggantikan Taehyung di sana.

Taehyung sedang menangis, kemudian menutupi wajahnya. Aku menemukan wajah Suga yang agak memerah, dan beberapa bulir air mata mengalir di pipinya. Tak lama, Suga berdiri dari tempatnya, menarik lengan lelaki di depannya agar ikut berdiri. Membawa Taehyung ke dalam dekapannya. Satu tangannya melingkar di punggung, dan satunya lagi mengusak lembut surai coklat keemasan Taehyung.



Mereka berdua menangis, berpelukan, dan aku tidak tahu. Tidak tahu tentang bagian mana dari kejadian ini yang mendadak membuat nafasku tercekat.

INSIDE • yoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang