Lets Talk

1.4K 157 4
                                    


Yoongi menendang kerikil sepanjang jalan sekembalinya dari panti asuhan. Jimin tetap tinggal di sana, karena memang ini yang dia lakukan di akhir pekan. Awalnya Yoongi tidak ingin pergi karena khawatir jika Jimin akan sendirian mengurus anak-anak di sana. Namun Jimin meyakinkan Noona pengasuh lainnya akan datang sebentar lagi. Setelah memastikan itu, barulah Yoongi setuju mengekori Taehyung keluar dari panti asuhan.

Tendangan terakhir pada kerikil itu mengenai tempat sampah yang teronggok tidak bersalah di pinggir jalan. Suaranya nyaring, membuat keduanya berhenti berjalan. Kesedihan tidak nampak lagi di wajah Yoongi, digantikan ekspresi kemarahan yang sedang berusaha dia kontrol. Dadanya nampak jelas naik turun seirama dengan nafasnya yang semakin cepat.

"Hyung," Taehyung menghela nafas.


Lelaki yang dipanggil tidak menoleh. Taehyung mendekat, mendekap pundak Yoongi yang menegang, agak memaksanya agar terus melanjutkan perjalanan mereka.


-


Taehyung tidak ingin membiarkan Yoongi sendirian dengan keadaan kepalanya yang sedang kacau itu. Dia tidak mendengarkan perintah Yoongi untuk pergi sejak mereka berdiri di kompleks apartemen Yoongi.

Taehyung berkeliling di dalam apartemen Yoongi. Menemukan peralatan-peralatan yang biasa Yoongi gunakan untuk membuat musik tertata rapi di sudut ruang tamu. Taehyung ingat bahwa pada dasarnya Yoongi memang mencintai musik. Bahkan di apartemen kecil ini, dengan serba keterbatasannya dia tidak meninggalkan peralatan musiknya.



Saat ini dia sedang merebahkan tubuhnya di sofa panjang dalam kamar kecil yoongi. Si pemilik kamar membelakangi Taehyung, menghadap dinding kacanya yang menampilkan pemandangan sekitar apartemennya. Cukup beruntung mendapatkan pemandangan yang bagus di kamar kecil apartemen murah yang dia sewa.


"Aku bersumpah, meskipun aku mabuk, aku mendengarnya," Yoongi tidak bergeming.

"Dan wanita di foto itu membuktikannya," tambahnya sambil menghela nafas. Taehyung mereka ulang kejadian di malam Jimin dan Jungkook mengantarkannya pulang saat dia sedang mabuk dan berujung pengakuan Jimin bahwa dia menyukai wanita.

Keheningan merentang, namun ketidaknyamanan tidak terbentuk. Taehyung menutup matanya, memberikan Yoongi waktu untuk memproses informasi yang baru saja dia berikan. Sembari menikmati suasana yang dia rindukan. Dulu saat di Daegu mereka sudah sering menghabiskan waktu bersama untuk tidak melakukan apa-apa. Seolah-olah keduanya memahami bahwa keheningan adalah hal yang mereka butuhkan di tengah kecamuk pikiran mereka sendiri.


"Bagaimana kabar Seokjin?"

"Ku kira kau sudah tidak ingin membicarakannya lagi,"

"Memang tidak," Yoongi bergerak, membalik tubuhnya menghadap Taehyung yang saat ini juga sedang menoleh padanya dari sofa. "Aku hanya berpikir, mungkin, ini karena Seokjin,"


"Semacam karma maksudmu?"

Yoongi mengangkat alisnya, ragu terhadap keyakinannya sendiri yang disuarakan Taehyung. 

Karma.


Seokjin adalah sepupu Taehyung. Mereka bersekolah di tempat yang sama saat di Daegu. Meskipun mereka tidak berada di tingkat yang sama, namun tetap akrab karena mereka tinggal tidak terlalu jauh. Seokjin pindah ke Daegu saat dia berada di tingkat terakhir SMA dan tinggal bersama dengan keluarga Taehyung. Hingga menjelang masa akhir SMA Seokjin, Yoongi menyatakan perasaannya dan mereka berkencan. Hubungan mereka bertahan cukup lama dan berjalan baik, meskipun jarak membentang di antara mereka. Seokjin meneruskan kuliah ke universitas di Seoul, dan Yoongi tetap memilih untuk tinggal dan meneruskan kuliah di Daegu.

INSIDE • yoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang