IV. Who is she?

25 2 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kurang lebih satu jam Detha dan Shelin habiskan di dalam mobil hanya untuk berkeliling-keliling tanpa destinasi yang jelas, akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti di sebuah mall besar di kota tersebut. Setelah perdebatan kecil di dalam mobil perkara tujuan yang akan mereka kunjungi, akhirnya mall menjadi satu satunya solusi tujuan mereka. 

Sudah sekitar 25 menit Shelin berkeliling di salah satu toko favorite-nya dengan Detha yang setia mengekori di belakangnya sambil bermain game di handphone-nya. Padahal Shelin sudah menyuruh Detha untuk menunggunya di kursi yang disediakan, tapi cowo itu menolak. Dia bilang, "Nanti kamu di godain sama cowo-cowo gak jelas disini, aku gak rela ya!"  Shelin memutar bola matanya malas, yayaya terserah dia aja mau nya gimana.

Dirasa semua barang yang dia cari sudah didapat, Shelin langsung berniat untuk membayarnya dan gantian mengawal Detha berbelanja.

"Ada yang mau kamu beli gak Tha?" 

Detha mengalihkan pandangan dari handphone-nya ke Shelin. "Ada, tapi tokonya di lantai atas."

Shelin mengangguk. "Yaudah aku bayar ini dulu, abis itu kita ke atas" Shelin langsung berjalan ke arah kasir untuk membayar semua belanjaan nya.

Shelin mengeluarkan dompetnya dan berniat untuk membayar. Tapi kalah cepat, Detha sudah lebih dulu menyodorkan kartu nya ke si penjaga kasir.

"Kamu apaan sih?" Shelin menarik kembali kartu Detha dan menyerahkan kartu miliknya.

"Ck, pake ini aja si" Detha menyerahkan kembali kartunya.

"Kamu kira aku gak punya duit buat bayar belanjaan aku sendiri?!"

"Kamu kira aku gak punya duit buat bayarin belanjaan pacar aku sendiri?!" Balas Detha membalikan ucapan Shelin.

"Kan, sombong banget mentang-mentang  punya duit jadi bisa ngeluarin duitnya sembarangan gitu?"

"Kamu pacar aku sayang, bukan orang lain"

"Jadi mas mbak, bayarnya pake yang mana?" Tanya kasir itu bingung sebab mereka berdua menyodorkan masing masing kartu kepadanya.

"Ini aja mbak." Akhirnya untuk yang ke-sekian kalinya Shelin mengalah, membiarkan Detha melakukan hal sesukanya. Lagi pula disini Shelin lah yang di untungkan. Tapi bukan berarti Shelin matre atau gimana, justru Shelin merasa gak enak sama Detha.

Setelah selesai bayar-membayar, mereka berdua pergi ke lantai atas untuk mengantar Detha.

"Loh kok?" Ucap Detha tiba-tiba.

"Apa?!" Jawab Shelin judes.

"Kok muka cantiknya ilang sihh??" Detha menggoda Shelin dengan terus menusuk-nusukan jarinya ke pipi Shelin.

"Detha, diliatin itu tuh malu"

"Dih biarin aja, mereka kan punya mata terserah mereka mau liat apa" Emang yaa kalo sama Detha tuh harus stok kesabaran yang banyak buat ngadepin kelakuan random nya.

Dear KampusWhere stories live. Discover now