SURPRIZE

690 70 3
                                    

Yibo

Saat aku membuka mataku aku melihat ia sedang sibuk dengan tas ransel dan barang milikku. 

Aku menyipitkan mataku sebelum akhirnya aku terbangun.

"Apa yang kau lakukan? " Tanyaku dengan suara parau. 

Ia melirik padaku lalu tersenyum. Senyumnya sangat hangat seperti matahari pagi. 

"Aku membereskan barangmu. " Katanya. Ia hanya menggunakan celana biru. 

"Apa kita akan pergi ke suatu tempat? "

"Bukan kita. Kau. Aku tinggal dan kau akan pulang. " 

Aku mengirimkan kekesalanku dengan tatapan mataku lalu menyambar tas ransel milikku darinya. 

"Aku tak mau." Kataku sambil menatapnya tajam. 

Ia mendengus lalu menatap ke arahku lagi. 

"Jangan begitu. Aku tidak dapat bekerja jika kau disini. " Katanya

Aku mengabaikannya dan segera pergi ke kamar mandi.

"Wang Yibo jangan mengabaikanku. Aku sedang bicara padamu. " Aku mendengarnya saat sedang menyikat gigi. 

Saat aku kembali ke kamar, aku melihatnya masih membereskan barangku. 

Aku mendekatinya dan menarik tas ranselku. Aku mengeluarkan semua barangku dan menjatuhkannya ke tempat tidur. 

"Yibo!!! Hentikan. Pulanglah! " Ia tertawa geli melihat sikapku. 

"Apa kau tidak lelah terus menyuruhku pulang sejak semalam?" Aku bertanya padanya. 

Ia tersenyum lalu menghela nafasnya. Ia mendekat padaku dan berhenti di depanku. 

"Bagaimana kau menemukanku? " Tanyanya

Aku tidak menjawab. Aku hanya melihatnya. 

Ia menunggu beberapa saat sebelum akhirnya meraih pergelangan tanganku dan memeluk pinggangku. Ia menarikku agar mendekat padanya dan aku segera meletakkan tanganku pada bahu lebarnya. 

"Kenapa kau menyusahkan? " Tanyanya. Wajahnya sangat dekat dengan wajahku dan suaranya terdengar sexy. 

Aku melihat matanya mengarah ke bibirku dan bibirnya segera mendekati bibirku. Aku akan menerima ciumannya tapi aku segera berhenti tepat di depan bibirnya. Ia menaikkan alisnya dan menatapku karena sikapku. 

"Apa kau sudah menyikat gigimu? " Tanyaku dan aku melihat  dahinya berkerut. 

"Huh? "

Aku segera menjauhkan wajahku darinya. 

"Apa kau sudah menyikat gigimu? " Aku mengulang pertanyaanku. 

"Tssshh." Ia menunjukkan gigi kelincinya dan meraih pinggangku lagi. 

"Kenapa kau tidak mencari jawabannya sendiri? " Ia mendekat padaku dan segera menciumku. Ciumannya mendesak dan ia menggigit bibirku sebelum memasukkan lidahnya ke liang mulutku. 

Aku membuka mulutku dan membiarkannya masuk. Aku membalas ciumannya dan kami berdua mendesah satu sama lain. 

Ia menyudutkanku di dinding. Bibir kami menyatu dan tangan kami menjelajahi setiap lekuk tubuh dan menekannya satu sama lain. 

Tubuhku melemah setiap kali ia menekanku dan aku mengerang ketika merasakan nikmat yang ia bawa. 

Tangannya melingkar di pinggangku dan ia merebahkanku ke lantai. 

Aku terkejut namun aku tidak melepaskan bibirnya dari bibirku. Aku melingkarkan tanganku ke lehernya dan memperdalam ciuman kami. 

Kakiku melingkar di tubuhnya agar merasa nyaman. 

suibian 2 (ON HOLD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang