1 • Tentang Mereka Bertiga

10K 719 37
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Rasanya Viola baru kemarin melahirkan mereka bertiga, merawat dan membesarkan mereka seorang diri.

Kini ketiga malaikat kecilnya itu sudah beranjak dewasa. Ketiganya sudah menginjak angka 21 tahun dan hari ini mereka berulang tahun.

Viola sengaja membeli kue bolu berukuran sedang. Sebenarnya ketiga anaknya tidak terlalu menyukai bolu, hanya saja Viola membutuhkan simbolis sebagai tanda bahwa umur mereka bertiga telah bertambah satu tahun.

"Selamat ulang tahun buat kalian bertiga. Maaf kalau selama ini Bunda belum bisa jadi ibu yang baik buat kalian, maaf kalau kebahagiaan kalian belum sepenuhnya sempurna," ujar Viola sambil terisak sambil membawa sebuah kue dengan lilin berangka 21 di atasnya.

Sontak Raffa, Raina dan Rama yang sedang menonton film langsung menghampiri dan memeluk Viola. Mereka sangat bersyukur memiliki bunda sekuat dan sebaik Viola.

"Makasih Bunda, makasih... Selama ini Bunda selalu berusaha buat bahagiain kita bertiga dan kita bahagia Bunda. Dengan Bunda yang selalu sehat dan tersenyum, kita semua udah bahagia," ujar Raina.

"Kalau gitu, sekarang coba tiup lilin dulu. Jangan lupa make a wish," suruh Viola.

Fyuhhh

Mereka bertiga meniup lilin itu bersamaan, lalu memeluk Viola dengan penuh cinta.

* * *

"Rain, betah ya di Jakarta? Enggak panas?" tanya Rama sambil memerhatikan Raina yang sedang mengemas baju-bajunya.

Besok Raina akan kembali ke Jakarta. Anak kedua Viola itu memutuskan untuk kuliah di Jakarta, tinggal bersama Tasya---ibu dari sang ayah.

"Enak gak enak sih, tapi ya gimana juga. Udah jadi pilihan gue," ujar Raina.

"Dia memperlakukan lo dengan baik 'kan?" tanya Rama ragu.

Dia yang Rama maksud adalah Fathan.

"Baik banget, gue diperlakukan kayak princess. Ayah selalu bawain makanan buat gue setiap pulang kerja, terus tiap weekend pasti ayah ajak gue buat jalan-jalan," jelas Raina.

"Syukur kalau gitu."

"Lo harus belajar nerima ayah, Ram. Beliau udah berubah, malah ayah selalu tanya kapan kalian libur kuliah. Katanya mau ajak kita buat liburan ke luar negeri."

"Gak semudah itu, Rain. Meski gue udah mengakui dia sebagai ayah biologis gue, luka yang dia buat di hati gue sama Raffa sama sekali gak bisa semudah itu buat sembuh. Kita bukan lo yang dari dulu selalu mengharapkan kehadirannya. Setiap lihat dia, rasanya kata-kata pedas yang keluar dari mulutnya waktu itu kayak keputer terus di telinga dan otak kita."

"Lo harus tetap ingat, Rain. Kalau kita bertiga itu cuma milik bunda. Dia gak ada hak sama sekali atas kita," tukas Rama lalu pergi keluar dari kamar Raina.

Raina menghela napas seiring dengan tubuh Rama yang hilang di balik pintu kamarnya. Obrolan mengenai Fathan memang selalu membuat hubungan ketiganya buruk.

* * *

Sementara Raina kuliah di Jakarta, Raffa dan Rama tetap memilih di Bandung demi menemani sang bunda.

Waktu Raina memutuskan untuk kuliah di Jakarta, Rama berusaha mencegah dengan menghasut Raina.

Anak bungsu Viola itu mencoba mengutarakan semua keburukan Fathan terhadap mereka.

Namun, itu sama sekali tak mempengaruhi Raina. Hingga akhirnya kedua saudara kembar itu bertengkar hebat dan perang dingin selama beberapa minggu.

Akhirnya Rama pasrah, ia tak akan melarang lagi Raina untuk berdekatan dengan Fathan. Meski dirinya masih merasa benci, tetapi tak ada yang salah jika Raina memang ingin tinggal bersama pria itu.

The Love of Amazing TripletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang