Kenyataan yang Pahit

116 4 0
                                    

Maaf ya kalau kemarin banyak typo nya, lagi malas ngedit soalnya. Ini lagi sesi nyritain kehidupannya Vigo ya? ada Cerienya dikit kok.Hehehe. Happy reading :)

---------------------------------------------------------

Vigo POV

                ‘BUK’

                “Kamu tuh apa-apan sih Van? Kenapa kamu mukul Vigo?” Teriak Boy sambil menenangkan Evan. Aku mendengarkan teriakan Evan setengah sadar, pusing nih kepala. Untung ada lengan yang menahanku supaya aku gak jatuh dan membantuku untuk duduk.

                “Kamu gak papa kan Vig?” Tanya Boy khawatir.

                “Iya aku gak papa kok, thanks.” Jawabku lirih

                “Van kamu harus jelasin kenapa kamu mukul Vigo seenaknya kayak gini, kita udah temenan lama ya? Jangan main kekerasan kenapa sih!” Kata Boy berapi-api

                “Karna dia udah buat cewek yang aku sukai masuk rumah sakit.” Jawab Evan dingin.

                “Cewek?” Tanyaku  terkejut. Sejak kapan coba Evan punya cewek? Kok aku gak tau dan apa juga maksudnya itu? Aku yang membuat ceweknya masuk rumah sakit? Gak salah?

                “Iya, Putri. Aku suka sama dia.” Jawab Evan

                “Ahh jadi Putri?” Kataku lemas. Aku jadi ingat semalam kakaknya telpon mengatakan Putri masuk rumah sakit dan itu gara-gara aku. Apa juga salahku? Salah kalau aku menolak cintanya, aku kan gak mau PHP in dia, kenapa jadi aku yang disalahin coba? Ini  makhluk juga nyalahin aku lagi. Huft. Dasar teman tidak pengertian.

                “Jadi ini Cuma gara-gara cewek? Hahahaha. Payah banget sih kalian, bertengkar gara-gara cewek. Masih ada kali cewek yang lebih baik, gak usah berebut kayak gini.”

                “Lebih baik kamu diem aja deh Boy, mau aku tonjok juga.” Kata Evan tajam sambil memandang Boy yang cengengesan.

                “Uuhh ampuuunnn Booss.” Jawab Boy sambil tetep nyengir

                “Kamu apain dia sih sampek dia masuk rumah sakit begitu?” Tanya Evan kembali sambil menatapku tajam

                “Dia menyatakan cinta padaku dan aku menolaknya. Aku gak tau kalau jadinya kayak gini, tapi aku tetep gak bisa terima dia. Aku gak punya perasaan sama dia.”

                “Jadi dia beneran suka kamu?” Tanya Evan tidak percaya.

                “Ya begitulah Van. Aku minta maaf ya? Aku gak tau kalau kamu suka sama Putri.”

                “Eh yang seharusnya minta maaf itu aku Vig, maaf udah mukul kamu juga. Aku kira kamu nyakitin Putri. Maaf juga aku gak pernah bilang kalau aku suka sama Putri. Tapi aku boleh gak minta satu permintaan sama kamu?”

                “Minta apa’an? Kalau aku bisa aku pasti kabulin.”

                “ Kamu terima Putri jadi cewek kamu ya?” Tanya Evan sambil menatapku penuh harap. Apa aku gak salah denger? Kenapa dia malah nyuruh aku nerima Putri?

                “Tapi bukannya kamu yang suka sama Putri? Kenapa gak kamu aja yang pacaran sama Putri?”

                “Cinta gak harus memiliki Vig, selama dia bisa bahagia aku udah seneng kok meskipun itu bukan aku yang ngebuat dia bahagia. Jadi aku mohon banget sama kamu.” Evan memohon padaku dengan tampang yang memelas. Sialan ini anak, aku gak mungkin bisa menolak dia dengan tampang dia yang kayak gitu.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang