DI KAMAR

58 6 2
                                        

Vote yeh kawan

Di dalam kamar elin kebinggungan karna bosnya menyuruh mengerjakan dokumen dan tasnya malah ketinggalan di bawah.

"Apa,orang tua tuan revan akan melihat tasku?,,,,aishh bodoh sekali aku ini"Elin mulai diam setelah melihat seisi kamar yang begitu mewah dan rapih"Bukannya laki2 ini hanya tinggal sendiri,tidak mungkin jika mengerjakan rumah,dia kan sangat sibuk sekali dan dia juga seorang laki2"Mengelus2 tempat tidur berwarna Putih yang lembut itu.
…………………
Revan membukakan pintu dan menyuruh semuanya duduk,dia menatap serli yang selalu mengoleskan berlebihan apapun itu di wajahnya.

"Kau baru mandi jam segini nak,Apakah pekerjaanmu selalu banyak?jangan sampai putraku ini jatuh sakit"ucap adel memeluk Revan si putranya itu,Pelukanya cukup lama sampai ayahnya revan Turun mulut dan menyuruh istrinya itu melepaskan pelukan pada anaknya itu"Kau akan membiarkan jika putraku itu masuk angin karna tidak menggunakan baju,kau revan cepatlah memakai baju"

"Baiklah2,Tapi nak,,, ibu mencium parpum wanita di badanmu itu yang bercampur wangi sabun"

semuanya terdiam setelah mendengar ucapan si wanita tua itu,sedangkan ayahnya revan terus memandang tas wanita yang tergeletak di bawah lantai.

"Aku menggunakan sabun berwangi tinggi,Duduklah Aku akan berpakaian dulu,ada makanan di pantry"ucap revan sambil pergi menaiki tangga menuju kamarnya.

Elin yang sudah bosan itu terlihat kaget dan bangun dari duduknya melihat bosnya datang dan perlahan mengunci pintu.

"Kau terus saja menunduk,Sudah ku suruh untuk segera kau kerjakan dokumen itu,kenapa kau diam saja dan ingin berapa kali aku menyuruhmu"erang revan yang merasa kedatangan elin membuatnya hancur karna tudingan ibunya tentang wangi parpum wanita dan itu berasal dari elin.

"Ma aa aaf ,,tuan"Elin Tanpa mengangkat kepalanya

"berhenti meminta maaf dan kerjakanlah,,,ELINNN"Kali pertama elin mendengar bosnya memanggil namanya bukan dengan bodoh lagi membuatnya sedikit senang meskipun memanggil namanya dengan membentak.

"Tuan,,,,Sa sayaa meninggalkan,,,ta a aas saya di bawah karna tadi kau memelukku"Ucapan elin membuat revan memegang keningnya dan mendekatkan diri ke hadapan elin.

Sudah berhadapan namun amarah revan semakin membara saat elin terus memandang lantai.

Terdengar tarikan napas dari mulut revan"Lihat aku"

Elin sangat ketakutan sehingga tidak bisa menjawabnya dan revan dengan amarah menarik tangan elin dan di tempelkanya tubuh Gadis kecil itu pada tembok.

"T t ttuan"Yang Sudah berdebar karna terhalang oleh kedua tangan kekar di sebelah kiri kanannya menempel di dingding,bahkan elin yang menunduk harus melihat perut kekar yang benakkutkan dan dia selalu kepikiran apa dalam handuk putih yang menempel pada paha tuanya itu.

"KAU,,,,SELALU MEMBUATKU KESAL,,,"Membuang napasnya"BISAKAH KAU HILANGKAN KECEROBOHANMU ITU,,,NONA ELIN YANG TERHORMAT?"

"M mmaaf t ttuan,,,sss saya sangat cecerroboh"Itulah jawaban elin yang terus menunduk

"pandanglah aku"ucap lembut namun terdengar napas kesal yang menghembus di kepala elin

elin terus saja diam membuat revan kesal dan nekat memegang dagu gadis itu,, mengangkatnya agar elin menghargai keadaan revan di depannya itu.

"Kau bertanya mau apa kita ke kamar tadi?"

Lagi lagi tidak ada jawaban dari elin..

"Marikita lakukan dengan bergairah di ranjang ini"ucap revan mengelus wajah elin,membuat elin merinding ketakutan.

PERNIKAHAN TUAN MUDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang