Alarm ganda nyatanya tidak sanggup menggugah Riera dari lelap. Lima alarm bertumpuk yang dipasang dalam rentang pukul 5-6 pagi terlewat begitu saja. Terdengar Deffin menyeru namanya bersama ketukan di pintu kamar. Ketika temponya makin cepat dan keras, kesadaran Riera baru mampu terangkat. Ia menggumam sebelum terperanjat tiga detik kemudian.
Kelopak matanya seakan diberi pegas, terbuka lebar secepat punggungnya menegak. Ritme napas Riera kacau saat memicingkan mata pada sebuah benda yang duduk manis di atas meja. Arloji memberi tahu kalau dirinya sudah kesiangan. Pukul setengah 7 pagi. Di hari normal, biasanya gadis itu sudah menanak nasi dan membuka segala gembok.
"Iya kak, aku sudah bangun!" serunya dengan suara yang masih sengau.
"Mama sudah siapin sarapan. Kita berangkat jam 7."
Ia meringis menyesali keteledorannya. Cepat-cepat dirinya berganti kostum untuk berangkat mandi. Ketika melintasi dapur, ia berpapasan dengan Bu Eisya dan Deffin yang sedang sarapan.
"Pagi, Riera. Tidur nyenyak malam ini?" tanya Bu Eisya dengan ramah.
Riera menjawab sekenanya. Di sudut hati, ia menduga Bu Eisya memberinya kalimat sindiran. 'Tidur nyenyak' juga bisa berarti 'susah bangun'. Tetapi senyum keibuan majikannya sukses melucuti segala praduga. Bentuk ketulusan yang selalu sulit dibantah.
Shower mandi memiliki dua saluran yang bisa dipilih dengan menekan tombol. Ia tidak akan mengguyur kepalanya selain dengan air hangat yang tersalur dari Water Heater ramah lingkungan bertenaga surya yang dipasang di loteng. Meski semasa di kampung bukanlah masalah mandi pagi dengan air yang masih menyatu dengan dinginnya fajar. Namun menggunakan segala fasilitas yang tersedia ialah bentuk penghormatan kepada si pemberi fasilitas. Lagipula mandi air hangat ternyata sungguh nikmat, terlebih air tersebut memancar, bukan diciduk sendiri menggunakan gayung.
Sayangnya Riera tidak bisa menyesapi 'terapi air hangat' dengan baik. Ia sedang berpacu dengan waktu. Hari pertama adalah hari penting yang harus berjalan dengan lancar. First impression atau apalah itu ialah faktor yang cukup berpengaruh kedepannya. Pembelajaran mengenai pengembangan diri dan formalitas kramanya akan diuji secara mendalam hari ini.
Sebenarnya gadis itu bingung antara ingin biasa saja atau masuk dalam mode ultra-sopan. Mbok-nya pernah memberikan wejangan bahwa tata krama kota lebih longgar di banding krama desa yang terkesan kaku. Dirinya harus menyesuaikan diri. Banyak orang mungkin akan memakluminya. Tetapi Mbok Lasem ingin anaknya terhindar maksimal dari persinggungan antara segelintir orang yang merasa risih, yang mungkin akan bermaksud memanfaatkan Riera berdasarkan latar belakangnya yang kolot.
Seharusnya ia tidak terlalu meremehkan apa yang termasuk hal mendasar dalam bersekolah. Di atas permukaan kasur kini berjajar setelan pakaian yang asing baginya. Ada rok rempel yang terlihat super pendek, serta kaus kaki yang masih membuat Riera penasaran mengapa sangat panjang. Ia tidak terlalu bingung dengan atasan, hanya bawahan yang membuatnya frustasi, yaitu gabungan dari kebingungan dan malu setengah mati karena tidak pernah memakai pakaian model begini.
Ini adalah setelan yang membuatnya pantas berjalan di aula Sorana Highschool. Riera memang sering melihat siswi Sorana mengenakan seragam begini. Ia tidak menyangka bila dirinya ditakdirkan menjadi salah satu dari mereka suatu hari nanti. Riera lalai mengantisipasi mentalnya menghadapi perombakan besar soal busana yang bagi anak desa sepertinya masih terbilang tabu. Kalau mau dianalogikan, mungkin seperti belanja di pasar menggunakan kemben yang umum dipakai saat mandi di padusan.
Gadis itu kepikiran sebuah cara. Begitu mencabut kabel charger dari smartphone, tangannya dengan cekatan membuka aplikasi media sosial. Beruntung sekali saat dirinya melihat bulatan hijau di bawah foto profil Casya, itu artinya tetangganya tersebut tengah online. Riera lalu mengetik sebuah pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Korean Brother (ON GOING)
Teen FictionGimana sih perasaanmu memiliki saudara angkat seorang korea tulen? Apalagi dia tuh ganteng banget! Ikuti keseharian Riera menjalani kehidupan barunya bersama sang kakak yang kuper abis. Penuh kocak dan intrik. Tawa dan air mata. Semuanya harus dijal...