Riera mau minum?

16 8 8
                                    

"Jadi elo gak tau Valentine's Day?"

Riera menggeleng.

"Beneran?"

Riera mengangguk.

Casya berpikir akan terlalu panjang jika ia harus menceritakan sejarah orisinil Saint Valentinus yang mengalami distorsi budaya sehingga diadaptasi hari ini menjadi Valentine's Day. Ia memutar otak, mencari kata-kata paling mudah dalam kalimat sesingkat mungkin yang bisa membuat Riera ngeh dengan apa yang Casya maksud.

"Jadi Riera, karena Deffin itu ganteng dan jadi rebutan para cewek. Maka hari kasih sayang ini dimanfaatkan buat ngasih hadiah buat Deffin," ucapnya.

Dengan mengangguk mengerti, Riera tetap tak mampu menyembunyikan ekspresi gagal pahamnya.

"Pokoknya, hari ini adalah hari spesial dimana cewek ngasih cowok yang dia suka sebuah hadiah, biasanya sih coklat."

Riera meminta penjelasan lain, dan Casya tahu apa yang sahabatnya itu inginkan.

"Khusus untuk cewek," tambah Casya, menyumbat seketika ucapan yang hendak keluar dari lisan Riera.

"Berarti yang Deffin kasih tadi malam?" Pertanyaan yang terdengar ragu-ragu. Riera tidak yakin akan membicarakan hal ini kepada orang lain.

"White Day adalah kebalikan dari Valentine's Day. Jatuh pada tanggal yang sama di bulan berikutnya," jawab Casya. "Pada hari itu laki-laki akan memberikan hadiah balik dari hadiah yang telah mereka terima."

Lagi-lagi Casya tidak memberi kesempatan Riera untuk berucap.

"Sayangnya disini banyak orang masih nggak tahu soal itu. Valentine's Day pokoknya hari dimana pasangan saling memberi hadiah. Pasangan yang memperingati hari tersebut biasanya akan menuju tahap hubungan yang lebih serius."

Tiba-tiba Casya menutup mulut dan terbelalak seolah tengah menyaksikan rumahnya yang dilanda kebakaran.

"Jangan-jangan...."

Riera mengelak dari tudingan Casya yang over-halu.

"Mana mungkin aku pacaran sama Deffin," gerutunya, sambil mencuri-curi pandang kebelakang, takut seandainya orang yang sedang mereka bicarakan ternyata sudah berada tepat dibelakangnya.

"Deffin tuh gak suka manis, makanya dia kasih cokelat buat aku," jelas Riera.

"Beneran?"

Riera mengangguk.

Benak Casya yang agak saklek langsung terisi pertanyaan: "berasal darimana kah wajah manis Deffin jika anak itu tidak pernah mengkonsumsi makanan manis?"

Kemudian wajahnya berubah kecewa. Ia telah memesan sekotak kue coklat dari toko kue yang rencananya akan diberikan kepada Deffin, dan sekarang Casya tahu bahwa hadiah itu takkan berguna. Deffin yang anti makanan manis mungkin tidak mau menyentuh pemberiannya.

Riera teringat satu hal ketika mendengar curhatan singkat Casya.

"Mungkin dia gak bener-bener anti sama makanan manis kok," hiburnya.

Harapan yang meredup telah kembali menyala. Casya menyimak perkataan gadis itu.

"Soalnya tadi kami makan bareng pake Smoothie Bowl."

Ada alasan dibalik hal itu. Dessert yang Riera bersama Deffin nikmati terdiri dari buah-buahan yang tidak terlalu manis seperti stroberi, alpukat dan apel. Susu yang dipergunakan pun bukan susu kental manis, melainkan susu evaporasi yang menggunakan pemanis alami dari ekstrak susu segar itu sendiri. Satu hal yang menarik adalah Riera salah mengartikan kismis sebagai mesis. Dan sampai sekarang gadis itu masih heran kenapa 'mesis' itu berbentuk lebih besar dengan rasa asam-manis.

My Korean Brother (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang