"Aku hamil."
Suara Kiara terdengar bergetar, tetapi matanya menatap lurus ke arah pria di depannya. Tangannya yang menggenggam hasil USG sedikit gemetar, menandakan perasaannya yang campur aduk—antara takut, marah, dan kecewa.
Kenan, pria yang selama ini dikenalnya sebagai seseorang yang dingin dan ambisius, mengambil hasil USG itu dari tangannya dengan ekspresi tak terbaca. Matanya menyusuri gambar hitam putih di atas kertas itu sebelum mendongak menatap Kiara dengan pandangan tajam, penuh ketidakpercayaan.
"Tulis berapa yang kau inginkan, lalu aku akan mengantarkanmu untuk menggugurkan kandungan ini," katanya, suaranya dingin seperti es.
Jantung Kiara mencelos. Tatapannya membelalak tak percaya atas apa yang baru saja didengarnya. Ia pikir, mungkin setidaknya Kenan akan menunjukkan sedikit rasa tanggung jawab, atau setidaknya bertanya bagaimana perasaannya. Tetapi nyatanya, pria itu hanya melihatnya sebagai masalah yang harus diselesaikan dengan uang.
Kiara menghela napas kasar, dadanya terasa sesak oleh emosi yang mendidih di dalam dirinya. Tanpa berpikir panjang, ia merobek cek yang diberikan Kenan lalu melemparkan potongan-potongan kertas itu ke wajahnya.
"Aku bisa membesarkan anak ini sendirian!" bentaknya dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca menahan amarah.
Kenan terdiam sejenak, tetapi ekspresinya segera mengeras. Rahangnya mengatup rapat sebelum ia melangkah mendekat, mencengkram dagu Kiara dengan kasar hingga membuat wanita itu meringis kesakitan.
"Gugurkan kandungan ini sekarang, karena aku tidak ingin meninggalkan bekas!" ucapnya penuh tekanan, suaranya dalam dan mengancam.
Kiara menatap pria itu penuh kebencian. Ia tak pernah menyangka bahwa seseorang bisa begitu kejam dan tak berperasaan seperti ini. Pria yang dulu pernah tersenyum padanya, kini berubah menjadi sosok yang begitu dingin dan menakutkan.
"Aku salah telah bertemu dengan orang sepertimu," katanya dengan suara penuh kebencian. "Aku tidak akan pernah melakukan dosa seperti yang kau inginkan itu. Karena aku bukan orang sepertimu, Kenan."
Sebelum Kenan sempat membalas, suara langkah kaki yang mendekat menghentikan keduanya. Kiara menoleh dan melihat seorang wanita paruh baya berdiri di dekat mereka. Matanya menatap tajam ke arah Kenan, lalu beralih kepada Kiara yang masih berdiri dengan tangan yang gemetar.
Sejenak, keheningan menyelimuti mereka. Kiara tak yakin siapa wanita itu, tetapi intuisi dalam dirinya mengatakan bahwa wanita ini memiliki hubungan dengan Kenan. Tanpa berpikir panjang, ia memilih pergi dari tempat itu sebelum emosinya semakin meledak.
PLAK!
Tamparan keras mendarat di pipi kanan Kenan, membuat pria itu sedikit terhuyung ke samping. Wanita paruh baya itu menatapnya dengan mata berapi-api.
"Segera nikahi wanita itu!" bentaknya tegas.
Kenan mengusap pipinya yang terasa panas dan berdenyut. "Ibu, aku hanya mencintai Rachel…" katanya dengan suara bergetar, berusaha menahan amarah.
"Lalu kenapa kau malah menyetubuhinya hingga membuatnya hamil?" potong ibunya tajam. "Kau pikir ini lelucon? Kau pikir bisa membuang masalah dengan uang? Reputasi keluarga kita dipertaruhkan, Kenan!"
Kenan mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ia ingin membantah, tetapi di satu sisi, ia tahu bahwa ibunya benar.
"Secepatnya kau nikahi wanita itu sebelum dia mengatakan apa pun kepada media tentangmu!" lanjut sang ibu dengan nada mengancam sebelum pergi meninggalkannya.
Kenan menghela napas panjang. Baru saja ia ingin mengumpulkan pikirannya, ponselnya bergetar di saku celananya. Rachel menelepon. Wanita yang dicintainya, yang telah menemaninya bertahun-tahun, tetapi tidak pernah bisa mendapatkan restu dari keluarganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
After Merried (End)
RomanceRachel dan Kenan adalah pasangan kekasih yang saling mencintai. Tetapi kehadiran Kiara membuat hubungan mereka semakin rumit. Kenan harus menikahi Kiara karena dia saat itu sedang mengandung anak darinya. Waring 18+