Part 2

409 44 1
                                    

"Apa Kenan menyakiti mu?. "

Kiara sudah berjanji kepada pria itu untuk tidak mengatakan apapun kepada ibunya. Dirinya memilih menggelengkan kepala pertanda jika dia menutupi kekejaman Kenan.

"Ketika kalian menikah kenapa kau tidak mengundang orang tuamu. Mereka taukan jika kau akan menikah dan sebentar lagi kau akan menjadi seorang ibu?." Kiara terdiam sejenak kemudian menghela nafasnya dalam-dalam.

"Mereka berhalangan hadir tetapi aku sudah memberi tau mereka tentang ini."

Dari kejauhan Rachel terlihat sangat kesal melihat mereka begitu sangat akrab. Bagaimana bisa Kiara secepat ini mengambil hati Ibunya Kenan. Padahal Rachel sendiri sangat sulit mendapatkan hati ibunya Kenan walaupun sudah lama mereka saling mengenal satu sama lainnya. Bahkan sampai sekarang hubungan Kenan dan Rachel tidak di setujui oleh ibunya.

"Jangan ragu untuk memberi tahu apapun itu" Tambahnya membuat Kiara terdiam. Sebenarnya dirinya ingin memberi tahu kebenaran tentang putranya itu. Tetapi Kiara suatu saat nanti saja dirinya mengungkapkan kebenaran tentang pria itu.

Setelah bertemu dengan ibunya Kenan, Kiara tidak lupa untuk mencari pekerjaan yang tetap. Paling tidak Kiara mampu membayar sewa di rumah Kenan. Pekerjaan apapun itu yang penting menghasilkan uang dari keringatnya itu. Teman Kiara memberi tau jika sebuah perusahaan ternama saat ini sedang merekrut karyawan besar-besaran. Tanpa berfikir panjang dirinya ikut ambil adil di dalamnya. Semoga ini menjadi titik awalnya untuk berkarier dan melupakan sejenak yang terjadi. Dirinya langsung memasukkan lamarannya memulai email. Dirinya berharap bisa di terima di tempat perusahaan tersebut. Karena Kiara tidak perlu khawatir untuk berbayar sewa selama tinggal di rumah suaminya.

Sedangkan Kenan saat ini sibuk dengan menatap dan mengetik leptopnya. Hingga seseorang pria paruh baya datang tergopoh-gopoh dengan menbawa map di tangannya. "Tuan, Ini yang Anda minta"ucapnya menyodorkan map itu kepada Kenan. Tanpa berfikir panjang dirinya membuka dan membaca dengan cermat.

Kiara elvina Sally. San Francisco, 24 Oktober 1994.

"Pengasuh panti itu mengatakan jika dirinya menemukan Kiara saat hujan lebat di depan pintunya"jelas pria itu membuat Kenan terkejut. Wanita itu adalah seorang anak yatim piatu. Pantas saja saat mereka menikah wanita itu hanya datang sendirian tidak ada keluarga ataupun kerabat yang menemaninya. Apa mungkin karena itu wanita itu berkerja di bar?.

"Bos aku juga sudah bertanya dengan petugas di bar sana. Mereka mengatakan jika Kiara bukan karyawan di sana" Tambahnya hanya di balas anggukan Kenan. Kenan menyuruh pria itu untuk keluar dari ruangan itu.

Sedangkan sekarang Kiara berharap dirinya secepatnya mendapatkan pekerjaan. Hal ini dilakukan agar dirinya bisa bertahan untuk hidup di kediaman neraka itu. Tiba-tiba dirinya mendapatkan pesan dari E-mail jika besok dirinya akan interview di dalam salah satu perusahaan tempat di mana Kiara masukkan lamaran. Tanpa berfikir panjang Kiara langsung bergegas pulang untuk mempersiapkan hari esok.

"Kau baru pulang?"lontar Rachel melirik sinis wanita di hadapannya itu.

"Oh ini" Jeda Rachel tersenyum seraya merapikan kembali kancing bajunya ini. Ada tanda kemerahan di leher wanita itu yang menandakan mereka sedang berhubungan fisik.

"Suamimu begitu agresif kepada ku." Tetapi Kiara tidak ingin memperdulikan ocehan wanita itu. Tubuhnya cukup letih dan ingin secepatnya beristirahat.

"Apa tujuan mu menikah dengan Kenan?" Tanya Rachel membuat langkah kaki Kiara terhenti. Wanita itu membalikkan badannya menatap Rachel datar.

"Sebaiknya kau tanyakan saja ini dengan suami ku sendiri."

"Jangan pernah memanggilnya dengan nama itu karena dia tak pernah menganggap mu. Bahkan pernikahan kalian tidak diakui oleh dunia!"tegas Rachel muak melihat wanita itu berada di rumah ini. Rachel bertambah kesal melihat wajah Kiara yang tersenyum kepadanya.

After Merried (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang