24. Argh!

1.9K 386 76
                                    

Seiring dengan kesuksesan, pasti ada aja masalah yang harus dihadapi.

Contohnya, pagi ini Taeyong dibuat shock oleh panggilan Kun yang mengabarkan kalo TY Studio digugat karena memiliki game dengan penamaan yang 'disebut' mirip dengan salah satu game perusahaan tetangga.

Taeyong jelas menentang tindakan hukum yang diambil pesaingnya.

Lantas setelah nyaris setengah hari berkonfrontasi, guna mencegah kasus ini terungkap ke media hingga menjadi kontroversi, Taeyong selaku presdir TY Studio memutuskan untuk membuat semacam mutual agreement dengan pihak lawan.

Untungnya sih proses kesepakatan berjalan lancar, sesuai harapan Taeyong.

Kendati begitu, mood Taeyong tetep udah anjlok.

Padahal baru juga semalem Taeyong bisa berleha-leha, hari ini langsung ditimpa masalah.

Dan kini Taeyong sedang menunggu Jennie di cafe deket kantor sesuai janji mereka semalam.

Entah ada apa gerangan Jennie tiba-tiba ngajak Taeyong ketemu di sana, mungkin mau traktiran sebagai kompensasi?

Mari berpikir positif.

"Yong!" Setelah nunggu cukup lama, akhirnya yang ditunggu-tunggu dateng juga.

Taeyong tersenyum, melambai pada cewek yang berjalan ke arahnya.

Tunggu...

Senyum Taeyong luntur saat mendapati kehadiran sesosok perempuan asing duduk di hadapannya, di samping Jennie.

Situasi macam apa ini?

Oke, mood Taeyong yang dari sononya anjlok tambah ancur begitu otaknya mencerna situasi ini.

Ga tau kenapa, tapi Taeyong mendadak kesel banget sekarang.

Kalo diibaratkan dengan kalimat yang lagi kekinian ; jujur sekesel itu sampe mau meninggal.

"Kenalin ini Yooa—"

"Let's talk." Datar Taeyong, berjalan keluar cafe setelah sebelumnya meraih tangan Jennie, menarik cewek itu untuk ikut bersamanya.

"Paan sih?! Ga enak gue anjir, itu Yooa masih di dalem." Jennie menyentak tangan Taeyong.

"Kenapa lo ga bilang?"

"Apanya?"

"Soal temen lo."

"Emang kalo gue bilang dulu lo bakal dateng? Engga kan?"

Taeyong membisu.

"Kenapa diem? Marah lo karena gue set blind date ga bilang-bilang?"

"You know that i fucking hate blind date." Ucap Taeyong penuh penekanan. Kentara sekali kalo tu cowok lagi marah.

"Then why are you so mad?"

Alih-alih menjawab, Taeyong malah memandang Jennie sengit. "And why would you set me a blind date?"

"Karena gue pikir udah saatnya bagi lo buat berenti main-main dan nyoba cari pasangan."

"Do i look like i care?"

"Maybe you don't, but i do. Gue khawatir lo terlalu kesepian. Toh ga selamanya lo bisa ngintilin gue terus."

"Emang gue pernah minta lo buat peduli atau khawatir sama gue?"

Alamat bakal ada perdebatan ini mah, karena pertanyaan bernada sarkas dari Taeyong sukses menyulut emosi Jennie.

"Gue cuma ga mau lo terlalu kesepian aja, daripada lo ngelakuin hal gila kayak stalking gue lagi? Lo kira gue ga risih?!" Jennie meninggikan intonasi bicara, persetan kalo tindakannya ini berpotensi menarik perhatian para pejalan kaki di sekitar.

Sebelum Taeyong sempat buka mulut, Jennie kembali menambahkan. "Gue juga pengen nge-date dengan tenang kaliii, tanpa beban, gue ga suka lo ngintilin gue mulu. Lama-lama gue muak tau ga!"

Hati Taeyong nyeri, tertohok.

Cowok itu membasahi bibir bawahnya. "Okay, i'm sorry for stalking you yesterday. Tapi lo bisa tinggal ngomong kalo lo risih atau ga suka kan? Lo ga perlu set blind date begini!"

"Ya gue pikir mungkin dengan lo ketemu Yooa lo bisa punya temen baru, lagian orangnya baik, asik juga kok." Jeda sebentar lalu dilanjutkan. "Gue tau lo gabut tiap kerjaan kelar, temen lo pada sibuk—"

"Stop acting like you know me that well!"

Sekarang giliran hati Jennie yang tertohok karena bentakan Taeyong barusan. Cewek itu diam memandang Taeyong dengan mata berkaca-kaca.

Apa-apaan itu?

Niat Jennie baik, meski mungkin caranya salah dan secara ga sengaja dia telah menyinggung Taeyong, tapi harus banget Taeyong ngomong senyelekit itu?

"Jangan sok baik dan bertingkah seolah-olah lo paling tau gue." Kalimat dan tatapan Taeyong Geraldo Lee sangat menusuk, sampai-sampai setetes air mata Jennie Kimberly jatuh begitu saja.

Tanpa menunggu tanggapan Jennie lagi, Taeyong melengos masuk ke dalam cafe, say sorry dan memberitahu Yooa kalau dia ga berniat melanjutkan blind date ini, sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.

Sementara Jennie menyeka air matanya kasar. Menatap punggung Taeyong yang semakin menjauh dengan nanar.

Apa Jennie baru kehilangan seorang teman?

TBC

santuy gaes, blind datenya gagal even sebelum dimulai

btw mending cerita ini dibuat berapa chapter yak?

a/n : sekalian mau remind kalo karakter idol selaku tokoh di sini sama sekali ga ada kaitan dan ga mencerminkan karakter mereka di real life

JONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang