Story 11 : Dion Hilang

84 59 2
                                    

Dita menatap ponselnya dengan ekspresi datar, sudah kurang lebih 5 bulan Dita tinggal di Amerika dan selama itu pula Dita selalu menjalin komunikasi yang baik dengan Dion.

Namun, entah kenapa belakangan ini Dion jarang sekali menghubungi Dita, tidak seperti biasanya.

Biasanya lelaki itu selalu membuat Dita kesal karena sikap konyolnya. Entah kenapa, Dita merasa rindu dengan suaminya itu. Pasalnya Dion sama sekali tidak menghubungi Dita, sama sekali tidak.

“Dion...lo kemana, sih?”

Dita memutuskan untuk kembali melanjutkan skripsi-nya yang sebentar lagi akan selesai. Bulan depan gadis itu akan wisuda dan akan kembali ke Indonesia untuk menemui keluarganya.

Tiba- tiba saja ponsel Dita berdering membuat gadis itu dengan antusias melihat ponselnya, Dita pikir Dion yang meneleponnya, ternyata bukan.

Dita mengubah ekspresinya menjadi datar. Nama Christa tertera di sana, Dita langsung menekan tombol hijau.

“Halo?”

“Halo, Dita. Aku dan Brian sedang berada di Cafe, kamu cepatlah menyusul. Brian punya kabar gembira untuk kita,” jawab Christa dari seberang sana.

“Kabar gembira? Apa itu?”

“Datanglah, kamu akan segera tahu.” Dita menaikkan satu alisnya.

“Baiklah, aku segera menuju ke sana,” jawabnya kemudian mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Dita menyambar mantelnya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Gadis itu segera berlari menuju Cafe tempat Christa dan Brian berada. Sesampainya di sana, Dita melihat Christa mengangkat tangannya untuk memberitahukan lokasinya, Dita segera menghampiri Christa dan Brian.

“Berita bahagia apa yang kamu maksud?” tanya Dita seraya mendaratkan bokongnya. Christa menatap Brian.

“Dia ini baru saja lamaran,” jawab gadis blonde itu. Dita menatap Brian dengan terkejut.

“Benarkah?” Brian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Yah, begitulah. Awalnya aku ingin merahasiakan ini hingga hari pernikahanku nanti.” Dita tersenyum.

“Selamat. Akhirnya temanku mendapatkan pendamping juga,” canda Dita.

“Apa kau mengejekku?” Dita dan Christa tertawa.

Mereka menghabiskan waktu hingga malam. Berbincang hangat dan membicarakan tentang wisuda yang sebentar lagi akan Dita dan Christa rasakan.

***

15 Maret 2011.

Hari yang ditunggu Dita pun datang, gadis itu akhirnya merasakan wisuda.

Dita mengambil foto kenang-kenangan dengan Christa dan mengucapkan salam perpisahan, karena Christa tau jika Dita akan menetap dan tinggal di Indonesia setelah mereka wisuda.

Dita istirahat sejenak di halaman belakang, gadis itu menatap ponselnya.

Dion masih juga belum menghubunginya. Sejujurnya, Dita rindu. Rindu candaan dan kejahilan suaminya itu. Setelah acara wisuda selesai, Dita memutuskan akan langsung kembali ke Indonesia.

Tiba-tiba saja satu pesan masuk. Dira. Dira mengirimkan Dita sebuah foto dan sebuah pesan.

Itu suami lo, kan?

Dita men-zoom fotonya dan membulatkan kedua matanya. Itu Dion, Dita yakin sekali. Tapi apa yang Dion lakukan bersama seorang perempuan? Di foto yang Dira kirimkan juga mereka terlihat sangat mesra, dan yang lebih membuat Dita khawatir adalah Dion yang tidak pernah menghubunginya belakangan ini.

Dita segera berlari kembali ke apartemennya, mengemaskan semua pakaiannya dengan cepat. Dita ingin segera bertemu dengan Dion dan meminta penjelasan lelaki itu.

Pesawat lepas landas di sore hari.

Dita sampai di Indonesia keesokan harinya dengan perasaan yang berkecamuk.

Gadis itu segera memesan mang ojek yang akan membawanya menuju rumah Dion.

Sesampainya di sana, Dita melihat seluruh keluarganya dan keluarga Dion sedang berkumpul, tampaknya mereka sedang bercerita.

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
impLOVEssible ✔ [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang