P#09

3.2K 177 39
                                    

Cahaya mentari telah masuk diantara celah-celah tirai jendela menandakan pagi telah tiba serta menyoroti dua insan yang masih tertidur lelap didalam pelukan masing-masing. Tapi tak kunjung lama Trella membuka matanya karena terganggu oleh silau cahaya matahari yang masuk.

"Emm sudah pagi" lirih Trella dengan suara serak khas orang yang bangun tidur.

Trella akan bangkit dari tidurnya namun tersadar sesuatu Zwei masih tertidur di sebelahnya dan masih memeluknya dengan erat membuat Trella susah untuk membangunkan diri. Perlahan Trella menyingkirkan tangan Zwei yang melingkar di perutnya, namun sayang tidak berhasil karena Zwei malah lebih mengeratkan pelukannya pada Trella.

"Zwei bangun, Zwei aku harus kuliah" Ujar Trella membangunkan Zwei yang masih tertidur.

"Zwei bangun Zwei" Ujar Trella dengan nada yang lebih tinggi membuat Zwei sedikit terganggu.

"Tunggulah sebentar Ella aku masih mengantuk" sahut Zwei dengan suara serak beratnya khas orang yang bangun tidur dan mata yang masih terpejam.

"Tapi aku ada jadwal kuliah Zwei" ujar Trella.

"Memboloslah saja" sahut Zwei.

"APA KAU GILA! Sekarang lepaskan tanganmu dari perutku" ujar Trella dengan kesal, namun Zwei malah kembali memeluknya membuat Trella terjatuh di pelukan Zwei.

"Tunggulah sebentar Ella aku masih mengantuk" ujar Zwei yang membuka matanya menatap Trella intens membuat gadis itu tertegun dan mengangguk dengan jarak mereka yang sangat dekat.

"Good" ucap Zwei yang kembali menutup matanya membuat Trella pasrah untuk menunggu.

Trella tanpa sadar menatap Zwei yang sedang menutup matanya dengan kagum. Zwei sangat damai dan tenang ketika tertidur dan dengan ekspresi seperti ini orang tidak akan menyangka jika didalamnya ada iblis yang bersemayam. Bukan cuma itu ia pun sangat tampan jika dilihat dari dekat. Tanpa sadar Trella mengulurkan tangannya mengusap pelan wajah Zwei yang tampan. Dimulai dari dahinya yang lebar, lalu alis yang dimiliki Zwei pun tebal, mata yang terpejam ini sangat sempurna dan damai, dan Zwei pun memiliki hidung yang mancung serta terakhir bibirnya yang tipis dan merah. Sangat sempurna dan tipe laki-laki idaman para wanita. 

'Apa yang aku lakukan, aku pasti sudah kehilangan akal' ujar Trella dalam hati ketika tersadar akan perbuatannya. Lalu Trella kembali menarik tangannya namun tak jadi karena Zwei menahannya dengan tiba-tiba membuat Trella terkejut.

"Kenapa berhenti? ini membuatku sangat nyaman" ujar Zwei dengan mata yang kembali terbuka.

"Z-zwei kau sudah bangun" ucap Trella dengan pipi yang memerah salting karena tertangkap basah sedang mengagumi pria itu.

"Kenapa pipimu memerah?" ucap Zwei menggoda Trella yang sedang memerah didepannya.

"Sudahlah cepat bangun, nanti aku bisa terlambat ke kampus" ujar Trella menutupi rasa salting. Lalu ia beranjak dari tempat tidur Zwei untuk bersiap-siap menuju kampus.

*******

"Aku akan menjemputmu lagi" ujar Zwei saat sudah mengantarkan Trella ke kampusnya.

"Tidak per-" belum sempat Trella menyelesaikan pembicaraannya Zwei sudah lebih dahulu melajukan mobilnya pergi meninggalkan kampus.

"Ishhh dasar psyco gila" gumam Trella.
"Bagaimana bisa aku terjebak dengan orang gila sepertinya" ucap Trella terus-menerus berbicara kepada dirinya sendiri sambil melangkah menuju kelasnya.

Namun sebelum masuk ke kelasnya di lorong sana ia melihat Andres. Penampilan Andres sekarang tidak terlalu kacau dibandingkan kemarin tetapi tetap saja masih ada banyak lebam di wajahnya akibat pukulan yang di berikan Zwei. Trella merasa sangat bersalah karena semua itu terjadi karenanya. Trella ingin menghampiri Andres, namun ia mengurungkan niatnya. Ia terpikir bagamaina jika Zwei mengetahuinya dan takut jika itu akan membuat Zwei murka yang malah lebih memburuk daripada hanya sekedar menghajar Andres.

Andres menatap kembali Trella yang sedang menatapnya, namun sebelum akal sehat Trella menghilang ia langsung memutuskan kontak mata dan berlari masuk ke dalam kelas saat Andres akan menghampirinya.
Trella duduk di bangkunya dan mengrluarkan sebuah buku untuk ia baca. Tidak lama Andres masuk ke dalam kelas dan melihat ke arahnya. Namun sebelum ia sempat menghampiri Trella, orang-orang bertanya kepada Andres setelah sadar wajahnya babak belur.

"Hei Andres ada apa dengan wajahmu?" ujar Berto.

"Kau berkelahi?" tanya Feira.

"Oh benarkah?" ujar Delmar.

Trella hanya terdiam mendengar teman-temanya sedang menanyai Andres. Ia benar-benar merasa sangat bersalah. Semua itu terjadi karenanya.

"Ella" panggil Andres yang sudah ada di depan bangkunya. Trella tidak menghiraukan panggilan dan masih menunduk.

"Aku ingin bicara denganmu Ella" ucap Andres.

"Bicaralah" jawab Trella.

"Tidak disini" ucap Andres membuat Trella menarik nafasnya lalu membuangnya.

"Menjauhlah dariku Andres" Ujar Trella sambil menatapnya tajam.

"Aku hanya ingin bicara dengamu sebentar Trella" Ujar Andres.

"Maka bicaralah disini" ucap Trella.

"Ella ak-"

"Jangan mendekatiku lagi Andres dan enyahlah dariku, kau membuatku sangat tidak nyaman" ujar Trella.

"Ada apa denganmu Ella?" Ujar Andres namun Trella tidak menanggapi nya.

"Ella apa aku melakukan kesalahan padamu?" tanya Andres.

"Pergilah ke bangkumu, Mr. Joy sudah dikelas" ujar Trella.

"Good morning everyone" sapa Mr. Joy dosen bahasa Inggris di kampus.

"Morning sir" jawab murid-murid.

"Hey apa yang kau lakukan disana Andres?" tanya mr. Joy yang melihat Andres masih berdiri di depan bangku Trella.

"Tidak ada" jawab Andres lalu kembali duduk di bangkunya.

"Okay kita mulai saja pelajarannya ya" Ujar mr. Joy.

.

🗡️🗡️🗡️🗡️

.

HAPPY READING;) DON'T FORGET TO VOTE AND COMENT!!!

bonus👇

bonus👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sangre | Psico ZweiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang