BAB 7 - Ulang Tahun

17 6 0
                                    

"Jika aku boleh memilih, aku tidak ingin membohongi dunia yang mengerikan ini. Aku merasa diasingkan. Sepi dan dipenuhi ketakutan. Bahkan aku merasa terusik dalam kenyataan yang tak bisa terhindarkan."

"Kenapa lo natap gue kayak gitu ?", tanya Natalie. Pasalnya Davin menatapnya sedari tadi dan menurutnya itu tatapan yang aneh.

"Lo bisa pergi nggak ?."

"Lo ngusir gue ?!." Natalie memicingkan matanya ke arah Davin.

"Gue pengen sendiri", lirih Davin sembari membuang wajahnya.

"Pelit banget sih lo. Padahal gue pengen minta kue nya", dumel Natalie dengan sebal.

Terdengar Davin mengehela nafas berat. Perlahan ia menoleh ke arah Natalie lagi. "Oke, lo boleh disini. Tapi dengan satu syarat."

"Apa syaratnya ?", tanya Natalie dengan semangat. Senyumnya pun mengambang di wajah cantiknya.

"Jangan banyak tanya", jawab Davin kemudian.

"Oke deh, gampang itu."

Lalu, Davin menyalakan kembali lilin yang tadinya sempat terhenti. Setelah itu ia menutup matanya hendak berdoa dalam hati. Sementara Natalie menatapnya heran tapi ia memilih untuk tidak ikut campur.

Natalie masih menatap Davin yang sedari tadi menutup mata. Entah apa yang sedang Davin bicarakan dengan Tuhan, yang pasti ia merasakan keanehan ada dalam diri Davin.

"Jika aku boleh memilih, aku tidak ingin membohongi dunia yang mengerikan ini. Jika aku boleh memilih, aku tidak ingin dipertemukan lagi dengan gadisku. Tidak, dia bukan lagi milikku. Jika bisa, aku ingin kembali ke masa itu. Saat dimana ketenangan masih menyelimutiku. Tidak sekarang, aku merasa ketakutan di dunia yang mengusikku saat ini. Kehadiranku, hanya akan menyakitkan untuk semua orang. Selamat ulang tahun Reygran Ilarion Altarez. Meski tak satu pun orang akan mengenalmu nantinya, tetap berbahagia lah selalu Reygran." Setelah mengucapkan kalimat itu di dalam hati, Davin membuka matanya perlahan. Kemudian meniup lilin di atas kue tersebut.

Melihat itu, Natalie dengan semangat bertepuk tangan hingga membuat Davin menoleh ke arahnya. "Kenapa ?", tanyanya.

"Udah selesai kan ?. Ya tinggal makan lah. Hehe...", ucap Natalie sambil terkekeh.

Davin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu memberikan kue itu kepada Natalie. Dan benar saja, Natalie menerima kue itu dengan antusias.

"Davin !", panggil Natalie.

"Hm", gumam Davin tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel di tangannya.

"Sebenarnya siapa sih yang ulang tahun hari ini ?. Orang yang penting buat lo ya ?. Orang yang spesial mungkin ?."

Sontak Davin menatap garang ke arah Natalie, berniat mengingatkannya agar tidak melupakan syarat yang beberapa menit ia ajukan.

"Iya deh, janji nggak bakal nanya lagi", ucap Natalie sedikit terkekeh.

"Pokoknya siapa pun orangnya, gue doain semoga dia diberi umur yang panjang, sehat dan bahagia selalu. Amin", lanjutnya dengan tulus saat berucap.

Mendengar itu, Davin tersenyum tipis. "Ternyata masih ada satu orang yang mau mengucapkan doa untuk lo. Dan gilanya, orang itu adalah Natalie", lirihnya dalam hati.

Natalie menyodorkan sepotong kue ke arah Davin. "Mau ?."

Davin menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Buat lo aja."

"Makasih lho, Vin."

"Buat ?."

"Kue nya enak apalagi gratis, hehe.."

REYGRAN for NATALIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang