Perasaan yang tidak diinginkan

19 1 1
                                    

     Rifki terlihat menundukan kepala karena malu sekaligus mengusap usap kepalanya, karena Ibunya langsung menyimpulkan kalo Rifki berpacaran dengan Dinda.

“Hmmm… , gak begitu bu. Mana mungkin Rifki pacaran sama Dinda, Rifki aja baru ketemu tadi pagi.” Rifki sembari jalan membawa koper ibunya ke kamar ibunya yang tidak jauh dari kamarnya Rifki.

“ Yeuuuu…., jangan dengerin Rifki mah!! Eh maksud aku bu hehe, Rifki mah begitu orangnya kan gaada yang tau huuu.” Tiba – tiba dinda tidak sengaja keceplosan saat ngobrol sama Ibunya Rifki, karena niatnya untuk meledek Rifki.

“ gapapa kok kamu bilang gitu ke Ibu, Kamu boleh manggil saya Ibu, Mami, Mamah, Mommi, terserah kamu hihihi…, “ Ibu Rifki terlihat senang ketika Dinda keceplosan bilang begitu ke Ibunya Rifki.

Rifki setelah selesai merapihkan kamar ibunya langsung turun kebawah untuk menyudahi obrolan mereka. “ Dinnn…, Masih lama gaaakk? Biarin Ibu gua mau istirahat dulu. Buuu.., Rifki sudah ngerapihin kamar Ibu, Ibu istirahat aja dulu aja yah kan ibu cape dari perjalanan jauh, tar makan Rifki aja yang siapin buat ibu.

Saat sedang ngobrol berdua ibunya Rifki dan Dinda, Rifki menyudahi obrolan mereka berdua.
“ Yaudah ibu ke kamar dulu.” Ucap Ibu Rifki sambil senyum kecil ke mereka berdua, tapi tiba tiba ibunya Rifki berhenti di tengah jalannya langsung ngomong, “ kiii…, jaga Dinda ya jangan macem-macem lho yaaa kalo main berduaa. “ tawa kecil Ibunya Rifki melanjutkan menaiki tangga.

Rifki menghembuskan nafas, “ hmmm… fuuu….,  yaudah sekarang gimana? Lu mau pulang atau lanjut ngobrol- ngobrol dikamar gua? “
Tanya Rifki ke dinda

“ Gue mah bebas sih gua bisa pulang kapan aja, lagian gue juga gak bakal dicariin emak gue juga.” Jawab dinda memelankan suaranya terlihat murung.

Rifki langsung menolehkan pandangannya ke arah Dinda, “ lu kenapa din?” Tanya Rifki

“ gapapa, Yaudah ke kamar lu aja lagi deh ngobrol- ngobrol sekalian mau ngadem hehe…., “ dinda langsung lari ke kamar Rifki sambil senyum terpaksa.

Ketika mereka sudah sampai dikamar Rifki duduk depan Komputer sambil memainkan hp nya, Dinda tiduran di kasur Rifki.

“ Rif.., eh ki, eh.., gua manggil lu enaknya apasi yaaa Allah…,” canda dinda sambil tertawa kecil.

“ Panggil aja sesuka lu ae lah.” Jawab Rifki dingin.

“ Yaudah iki aja gimana? Eh kek nya Ujang cocok deh, hmm… tapi cocokan Samrul deh. HAHAHAHA..,” tawa Dinda ketika ia meledek panggilan untuk Rifki.

Rifki terlihat tertawa kecil sambil menatap dinda, setelah itu ia kembali fokus ke ponselnya yang sedari tadi ia pegang.

“ Sa ae lu kadal..,” tawa Kecil Rifki meledek balik Dinda.

Dinda tiba – tiba melempar bantal ke arah muka Rifki, PLOKKK.. suara keras bantal itu tepat mengenai muka Rifki dan disaat itu Dinda tertawa bahagia melihat muka Rifki yang rada kesal ke dinda. Dinda saat itu lagi ketawa ngakak sambil duduk di kasur saat itu, Rifki langsung menanyakan sesuatu ke Dinda.

“Din, lu pernah ngerasain dijitak 1000x gak? “Tanya Rifki menatap Dinda sedikit kesal.

“Belom pernah lah, lagian siapa juga mau dijitak 1000x, lu pikir dong makanyaaa.” Jawab dinda meledek Rifki.

Rifki langsung lari kearah Dinda untuk mencoba menjitak Dinda, Rifki disaat mau ngejitak Dinda sudah memperkirakan Dinda akan  menahan dengan kedua tangannya, tapi sayang Rifki sudah memegang dan melepaskan pertahanan tangan Dinda.

“ Hayooo hayooo mau gimana lu hah? Gua jitak sini luuu…, “ Gemas Rifki melepaskan pertahanan tangan dinda.

“ Ehhh…Ehh… Lu mah beneran kiii, IHHH…, “ Dinda mencoba menahan kepala nya supaya tidak di jitak Rifki.
Disaat itu kejadian yang tidak diperkirakan terjadi, keduanya jatuh bersama dikasur, tapi Rifki masih menggenggam tangan Dinda menatap Dinda yang jatuh terlentang badannya menghadap Rifki. Disaat itu suasana menjadi canggung, Mata mereka saling bertatap kosong, Ruangan semakin Dingin.

Tangan Dinda yang begitu dingin menempelkan keduanya jemari nya ke muka Rifki, lalu menarik kepala Rifki semakin dekat dengan muka Dinda. Saat mereka semakin dekat disitulah melancarkan aksinya dengan menjitak kepala Rifki 10x lalu mendorong badannya ke belakang, Plukk..Plukk..Plukk,…. Blukk…. *Badan Rifki terlempar ke belakang*
“ Duh anjirrr lah, kok jadi elu yang jitak gua dah kan harusnya gua yang jitak lu!! ” Nada rada kesal Rifki di lontarkan ke Dinda.

“ HAHAHA…., Gua tau lu pas gue megang muka lu pasti pikiran lu Travelling kan? Ngaku ae luuu...” ucap Dinda meledek Rifki.

“ Yeee siapa juga yang pikirannya kemana-mana, Gua mah cuma hmm… ya gak begituu dah. Pokoknya gua juga gak kepikiran aneh-aneh lagian lu ngapain juga sampe ngelakuin itu, Gua Tanya? “ Tanya Rifki yang masih merasa kesal

“ Gua cuma mau ngetes lu doang kok hehe.., Soalnya cowok itu kalo udah digituin pasti bakal nyerobot langsung ke bibir hehehe.., tapi lu malah diem aja seakan-akan gua bakal nyerobot duluan HAHAHA..” Dinda tertawa ngakak karena sudah Ngeprank Rifki.

Tiba-tiba tanpa ucapan apapun, Rifki bergegas bangun dari kasur dan mengarah keluar kamar.
“ Eh eh lu mau kemanaa? “ Tanya Dinda kaget.

“ Huhh… gua mau kebawah mau nyiapin makan buat Ibu, apa? Jangan bilang lu mau ngikut jugaa? “ jawab Rifki dingin sembari jalan ke dapur.
“ IYADOOONGG..” Dinda langsung bangun dari tempat tidur menemani Rifki.

Sesampainya mereka di dapur untuk menyiapkan makan untuk ibu nya Rifki, Dinda berasa jadi kontestan Master Chef Indonesia karena dapur nya berisi semua bahan-bahan pangan. Dinda semakin tertantang karena dapur milik Rifki terlalu besar dan rapih.

Ketika Rifki sedang menyiapkan bahan-bahan, Dinda langsung menantang duel Rifki.

“ Ki, gimana kalo kita duel masak? Feeling gue ngerasa kalo gue bakal menang deh lawan lu kalo masak di dapur lu yang kek gini.

“ Jangan aneh-aneh deh lu ah, Gua itu udah belajar masak dari kecil dan dapur ini udah jadi saksi setiap gua sedih, happy.  Gua selalu melampiaskannya lewat masakan gua di dapur ini.” Ucap Rifki

“ Hoooo begituuuu… okey okeyy.., kenapa gak coba aja dulu? Dan Mommi jadi Juri nya, gimana? “ Ucap dinda menantang Rifki.

Rifki Rifki yang sedang menyiapkan bahan masakannya tiba-tiba berhenti mendekati dinda.

Rifki langsung mendekati Dinda dan menatap sinis dingin ke Dinda, “ oh begitu? Lu pikir gua bakal lari dan takut lu nantang gua masak? “
Dinda tersenyum karena tak sangka kalo Rifki akan menerima tantangan nya. Dan disitulah terjadi Duel yang sangat sengit diantara keduanya seperti Final Master Chef Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love And WonderingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang