🌿

6 4 0
                                    

Happy reading.

Hari jum'at yang sangat terasa begitu memusingkan menurut cia, masa orientasi telah usai kemarin dan hari ini adalah hari pertamanya memulai aktifitas yang sesungguh nya.

Hari ini cia merasa sangat sial karna harus sebangku dengan gadis cerewet yang begitu memusingkan baginya.

"Cia ini tuh hari terbaik bagi aku, tau gak kenapa? Karna aku bisa liat secara langsung wajah para cowok-cowok gemoy yang selalu aku haluin. Yang kek di cerita-cerit---," ucapan perempuan itu terputus karna cia sudah beranjak dari duduk nya.

"Ish cia, melly lagi cerita juga." teriak perempuan yang mengaku melly

Cia terus saja berjalan menyusuri koridor, mencari kelas sang sahabat karib nya yang sempat menghilang bertahun-tahun.

Cia melihat papan kelas, dia merasa tak salah kelas pun langsung nyelonong masuk.

"Dev makan yok," ajak cia dengan merengek

Deva yang sedang memainkan ponsel nya pun langsung beranjak dari duduk, dia mengandeng tangan cia tanpa peduli tatapan warga kelas nya begitupun dengan cia.

"Makan apa?"

"Bakso aja," kata cia saat sudah sampai di kantin

"Yodah lo tunggu sana aja gue yang pesen kan udah lama juga gue nggak jadi babu lo." ceplos deva

"Bangsat mana ada babu."

"Yodah babi aja."

"Bego lo," cibir cia yang kemudian meninggalkan deva mengantri makanan sendiri.

Cia memainkan ponsel sekedar melihat setiap akun sosmednya, karna tak ada yang menarik dia pun mematikan dan memasukkan kembali ponsel nya kedalam saku.

Setelah menunggu beberapa menit makanan pun datang, dengan deva yang memegang nampan bakso serta es teh manis yang biasa mereka pesan dulu.

"Silahkan tuan putri," kata deva sambil menyodorkan semangkuk bakso ke cia, deva menyempatkan tersenyum manis kearah cia, namun karna perempuan yang saat ini deva senyumin adalah ratu es maka sangat lah sulit untuk dia melting dihadapan deva berbeda dengan gadis lain .

"Dev?"

"Iya kenapa, kepedesan ya, atau kemanisan?" tanya deva yang khawatir

"Ish lebay lo, nggak gue cuma tanya." jawab cia

"Tanya aja ci," lega deva setelah mendengar jawaban cia deva memang begitu jika bersakut dengan cia, karna mungkin deva sangat lah takut akan kehilangan kembali sahabatnya ini. Deva menunggu pertanyaan yang cia lontarkan untuknya dengan sesekali menyuap bakso kedalam mulut.

"Kemana aja selama ini?"

Pertanyaan yang belum bisa deva jawab karna sungguh deva belum mempersiapkan jawaban atas menghilangnya dia selama ini.

"Gue nggak kemana-mana lo aja yang nggak sadar."

Cia hanya diam tak mengubris karna itu bukan lah jawaban menurut cia, cia tak ingin memaksa sahabatnya itu untuk jujur. Dia pun juga bodo amat dengan apa yang deva lakukan diwaktu menghilang kemarin.

SasCia. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang