xvi. Nightmare

737 107 3
                                    

Mrs. Park dibawa ke rumah sakit untuk bertemu dengan psikiater yang dulu menanganinya. Tentu saja atas bujukan Jisoo. Mrs. Park dengan mudah mengenali Jisoo karena dulu ia adalah sahabat anaknya.

Tetapi ia masih belum mengingat Chaeyoung dan Jisoo tak memaksakan Mrs. Park untuk mengingat anaknya tetapi ia lebih baik membawanya ke dokter.

Chaeyoung terduduk dengan tangan diperban dan masih terdiam. Jisoo mendatangi Chaeyoung dengan duduk disebelahnya. Ia memeluk perempuan yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu.

"Tante, Pasti baik-baik aja, Chae." Ucap Jisoo.

Tak lama kemudian, Chaeyoung menangis. Ia benar-benar tak percaya karena semua harus dialami dirinya. Apa Tuhan benar-benar membencinya?

"Eo-Eomma, Ga-Gak kenal Chaeyoung." Kata Chaeyoung berusaha meluapkan kesedihannya.

Ibunya adalah sumber kekuatannya dan sekarang sumber kekuatannya melupakan dirinya.

Tak lama kemudian, Seorang perawat keluar dan memanggil keluarga pasien. Disinilah ketiganya berhadapan dengan dokter yang menangani ibunya. Chaeyoung sudah berhenti menangis.

"Bagaimana keadaan ibu saya? Ke-Kenapa eomma gak ngenalin saya?" Tanya Chaeyoung masih terbata-bata tetapi Jisoo dengan sigap mengelus punggung Chaeyoung.

Dokter tersebut melepas kacamatanya dan menghela nafasnya.

"Mrs. Park mengalami amnesia. Ia menolak untuk mengingat peristiwa yang menyakitkan baginya. Seperti contohnya, Apa yang dialami kedua putrinya dan untuk kasus Chaeyoung, karena ia mengalaminya sebelum Chaeyoung lahir, makanya ia lupa kalo dia punya Chaeyoung." Kata dokter membuat Chaeyoung terdiam.

"Seperti yang kita tahu, Peristiwa dulu benar-benar membuat jiwanya terguncang. Sebenarnya, Hal ini bisa saja terjadi karena mungkin ia pernah bertemu dengan orang yang menjadi pelaku peristiwa tersebut. Apa ayahmu pernah datang menemui ibumu?" Tanya dokter tersebut kepada Chaeyoung.

Chaeyoung terdiam. Ia tak pernah bicara soal kedatangan ayahnya yang tiba-tiba karena takut akan membuat semua khawatir tapi hal itu justru berdampak besar pada Chaeyoung.

"Ap-Appa kemarin sempat pulang da-dan di-dia memukul eomma pas aku pulang." Jawab Chaeyoung membuat Jisoo terkejut bukan main.

"Kenapa kamu gak ngomong, Chae?" Kata Jisoo terkejut sedangkan Chaeyoung hanya menunduk bersalah.

"Sudah, sudah. Uhm... Untuk saat ini saya sarankan agar Mrs. Park dirawat disini dan saya mohon untuk Chaeyoung, Jangan paksakan Mrs. Park untuk mengingat terlebih dahulu. Suatu saat Mrs. Park pasti akan sembuh dan segera mengingat dirimu. Kalo kamu mau menjenguk ibumu, tidak apa-apa asalkan jangan bilang kalo kamu anaknya." Jelas dokter tesebut.

Ketiganya mengucapkan terima kasih dan bergegas keluar ruangan.

"Chae, Mau ketemu?" Tanya Jisoo.

Chaeyoung menggeleng.

"Aku mau pulang aja. Mau istirahat." Kata Chaeyoung yang langsung dituruti oleh Jisoo dan Namjoon.

"Kalo gitu, Kamu duduk dulu disini. Aku mau ketemu tante dulu." Kata Jisoo dan meninggalkan Chaeyoung bersama Namjoon.

Disinilah keduanya terdiam. Namjoon merasa canggung pasalnya ia gak pinter buat ngehibur orang.

Telpon Chaeyoung berbunyi dan tertera nama 'Kookie'

Namjoon hanya melirik dan Chaeyoung mengangkat telpon tersebut.

"Hallo."-Chaeyoung.

"Kamu dimana? Kok gak masuk? Aku cariin daritadi tapi gak ada."-Jungkook.

Nodus TollensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang