Monolog Kala Hujan
by : SofthkidySemesta itu tempat bagi raga berdiam dan berkarya.
Tetap jangan lupakan, bahwa bagaimanapun, walau kita yang punya semua impian dan keinginan, tetapi tetap Tuhan yang memberi kenyataan. Mengores takdir, memberi segala kenyataan yang dirasa pantas dan terbaik untuk kita.
Semua ekspektasi mendadak runtuh, kala diterpa oleh realita yang ada; kenyataan yang diberikan Tuhan untuk pengisi semestanya.
Skenario semesta itu ... tak terduga.
***
***
Menjalani kehidupan dengan pikiran kosong. Tak bergairah melakukan apa pun, bahkan melakukan hal kecil sekalipun. Mood terombang-ambing. Merasa takut memulai sesuatu yang baru, takut bertemu banyak orang, bahkan takut untuk terus menjalani hidup ke depannya.Itu adalah sederet hal-hal yang gue rasakan selama satu tahun belakangan ini.
Kata orang, gue seperti mayat hidup yang berkeliaran tanpa tahu tujuan.
Kata orang, juga. Gue sedang berada di fase titik terendah dalam kehidupan. Di mana perasaan menjadi sensitif, di mana merasa eksistensi tak dibutuhkan, di mana gue kehilangan semangat untuk hidup dan memulai sesuatu. Terlalu banyak memasukkan ucapan orang ke dalam hati, lalu terlalu sering membuat spekulasi-spekulasi buruk yang belum tentu terjadi, dan berakhir menjadi sumber ketakutan sendiri.
Kehidupan monokrom agaknya terlalu bagus disematkan dalam diri, karena kehidupan gue bahkan lebih buruk dari itu; tak berwarna.
Gue malu mengakui ini, tapi kehidupan seperti ini disebabkan karena hal konyol yang bernama; putus cinta.
Hanya tinggal hitungan jari, umur gue mencapai kepala tiga, tapi sialnya hati gue belum setegar itu untuk menghadapi persoalan percintaan yang cukup pelik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦𝐜𝐚𝐭𝐜𝐡𝐞𝐫
Random𝑺𝒕𝒂𝒓𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒅𝒓𝒆𝒂𝒎𝒔, 𝒔𝒘𝒆𝒆𝒕 𝒅𝒓𝒆𝒂𝒎𝒔, 𝒈𝒐𝒐𝒅 𝒉𝒐𝒑𝒆𝒔, 𝒉𝒐𝒑𝒆𝒇𝒖𝒍𝒍𝒚 𝒃𝒆𝒄𝒐𝒎𝒊𝒏𝒈 𝒂 𝒔𝒐𝒖𝒓𝒄𝒆 𝒐𝒇 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒊𝒏𝒆𝒔𝒔. 𝑭𝒓𝒐𝒎 𝒖𝒔 𝒇𝒐𝒓 𝒚𝒐𝒖 𝒍𝒐𝒗𝒆𝒓𝒔 𝒐𝒇 𝑻𝒂𝒆𝒓𝒐𝒔é 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒊𝒆𝒔. 𝑳𝒐�...