Malam itu Yuta pulang dari kampus dengan wajah lelahnya.
Meski ia lelah, Yuta sama sekali tidak menyurutkan niat awalnya untuk mengerjakan tugas. Pria itu bergegas membersihkan dirinya kemudian berganti pakaian lantas mengisi perutnya dengan masakan buatan Eunwoo.Sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, sudah menjadi hal lazim bagi Yuta untuk mengerjakan tugas hingga lewat tengah malam.
Seperti yang terjadi malam ini, Yuta berkutat dengan beberapa buku tebal dihadapannya demi mengerjakan tugasnya yang menumpuk.
Jemari Yuta menari-nari diatas keyboard laptopnya menuangkan materi yang ia ketahui menyangkut tugasnya kedalam file yang tengah ia kerjakan.Dengan konsentrasi penuh, pemuda Nakamoto itu terus mengerjakan tugasnya hingga selesai.
Merasa tugasnya beres, Yuta kemudian mematikan laptop lantas menutupnya.
Ia kemudian bergabung bersama teman-temannya yang tengah asik bermain kartu UNO ditepi ranjang kosannya.Kedua pria itu memang memilih menginap di kosan Yuta karena tidak mau terlambat ke kelas besok mengingat jarak kosan Jimin dan Eunwoo lumayan jauh dari kampus.
Toh kosan Yuta terbilang luas untuk ditinggali sendirian.Sembari bermain, Yuta, Jimin serta Eunwoo berbincang kecil membahas berbagai hal mulai dari percintaan hingga keluhan mereka selama menjadi mahasiswa di Fakultas Teknik.
"Eh, Yut, lu pernah denger gak di FIB katanya pernah ada kasus bunuh diri loh."
Entah terkena angin apa, tiba-tiba Jimin yang notabene enggan membahas hal mistis tiba-tiba memulai pembahasan tersebut.Menanggapi ucapan Jimin, Yuta lantas menggeleng,
"Kagak pernah tuh. Gimana emang ceritanya?"Jimin melirik Eunwoo, seolah meminta Eunwoo untuk mengambil peran untuk menceritakan kejadian yang ia dengar kepada Yuta.
Seolah mengerti kode yang diberikan oleh Jimin, Eunwoo langsung memulai ceritanya.
"Ceritanya dulu ada anak FIB yang pacaran kelewat batas. Singkat cerita, dia hamil tapi cowoknya kabur gak mau tanggung jawab. Karena si cewek udah terlanjur malu dan ngerasa udah bikin orangtuanya kecewa ya dia gantung diri di aula utama FIB. Dia pake dress putih selulut, rambutnya panjang."
Terang Eunwoo."Gitu doang?"
Tanya Yuta enteng seolah cerita dari Eunwoo tidak membuatnya takut barang sedikit."Muke gile lu? Aula utama FIB kan jaraknya gak jauh dari sini!"
Pekik Jimin tertahan.
Bahkan mata sipitnya sudah mendelik kepada Yuta namun tidak ditanggapi serius oleh Yuta."Gue denger sih penampakan si cewek itu lidahnya terjulur terus mukanya biru khas orang meninggal gantung diri. Dia suka jalan-jalan di sekitaran FIB kalo gak pagi banget ya malem munculnya."
Tambah Eunwoo.Baru saja akan menyahuti ucapan Eunwoo, mulut Yuta kembali mengatup setelah mendengar suara yang mengalihkan atensi ketiganya.
"Mas, jendelanya jangan lupa ditutup. Lekas tidur ya ini sudah larut."
Suara wanita, sekali lagi Yuta pertegas bahwa suara yang ia dan kedua temannya dengar milik w-a-n-i-t-a sedangkan Yuta tahu betul diseputar kosnya hanya dihuni oleh pria dari lantai satu hingga lantai tiga tempatnya tinggal.
Eunwoo dan Jimin terdiam, sedangkan Yuta berderap menuju jendela hendak menutupnya namun sebelum tangannya berhasil menutup jendela dengan sempurna matanya mendapati punggung seorang gadis dengan dress putih selutut baru saja melewati jendela kosnya.
"Woo, Min, kok gue barusan liat punggung cewek ya?"
Yuta kembali buka suara memecah keheningan setelah berhasil menutup jendela kosnya."Yut, lu sehat?"
Tanya Jimin panik kemudian meraba kening Yuta dengan punggung tangannya."Sehat wal'afiat gue, ngadi-ngadi lu!"
Sergah Yuta tak terima."Yuta, lu yakin ada cewek jalan-jalan jam satu malem lewat jendela kos lu?"
Kali ini Eunwoo angkat bicara dengan suara pelannya."Yakinlah, mata gue gak mungkin salah orang minus aja kagak dah. Lu berdua ngapa sih?"
Yuta merasa heran melihat tingkah kedua teman satu jurusannya itu."Kita dilantai tiga. Mana mungkin ada orang yang bisa jalan kaki lewat depan jendela kos lu kecuali dia setan."
Penuturan dari Eunwoo membuat Yuta dan Jimin menelan saliva bersamaan.
***
Pagi-pagi sekali Yuta sudah berjalan memasuki kampusnya.
Sekarang masih pukul setengah 6 pagi, waktu dimana banyak mahasiswa lainnya masih tertidur pulas.
Namun tidak bagi Yuta, karena ada dokumen penting miliknya tertinggal di kelas ia terpaksa datang ke kampus pagi-pagi buta seperti ini.Sialnya, dokumen tersebut masih harus direvisi dan akan dikumpul sore ini membuat Yuta mau tak mau harus kemari untuk mengambilnya meskipun sebenarnya kantuk masih singgah dimata Yuta.
Karena Fakultas Teknik letaknya ditengah kampus, Yuta harus melewati FIB dan FKIP terlebih dahulu untuk sampai ke gedung Fakultasnya.
Matahari bahkan belum terbit, sudah dipastikan bahwa kampus benar-benar lengang saat ini membuat Yuta makin mempercepat langkahnya.
Tiba-tiba Yuta jadi teringat obrolannya bersama Jimin dan Eunwoo tiga hari lalu.
Ya Allah jangan sampe ada kejadian yang kagak-kagak. Batin Yuta sembari terus berjalan cepat.Setelah melewati gedung FIB dan FKIP akhirnya Yuta tiba di gedung Fakultas Teknik lantas menaiki tangga menuju lantai dua.
Dengan nafas terengah akhirnya Yuta tiba di depan kelasnya.
Yuta mengucapkan salam kemudian langsung bergerak cepat meraih dokumen miliknya yang terletak diatas meja tempat ia duduk kemarin di mata kuliah terakhir.Tanpa pikir panjang lagi, Yuta buru-buru putar balik menuju pintu keluar.
Ia tidak mau berlama-lama di kawasan kampus kalau masih sepi begini, rasanya benar-benar membuat Yuta merasa tidak nyaman.Setengah berlari, Yuta bergerak keluar dari kampus. Namun belum sampai gerbang utama, Yuta melihat seorang gadis berjalan tertatih-tatih kearahnya dengan kepala merunduk menggunakan dress putih selutut.
Gadis itu terlihat keluar dari aula utama FIB.
Detik itu juga perasaan Yuta menjadi tidak enak membuatnya melafalkan berbagai doa yang ia bisa dalam hati.Dengan tubuh yang dipenuhi keringat dingin, Yuta membeku ditempatnya seolah tidak dapat bergerak barang sedikit pun.
Sosok gadis itu semakin mendekat, kira-kira hanya tinggal lima meter dari tempat Yuta berdiri membuat air muka Yuta semakin menyiratkan kepanikan.
Gadis itu berhenti berjalan ketika jaraknya dan Yuta hanya tersisa satu meter.
Ia perlahan mengangkat kepalanya seolah ingin menatap Yuta.Sepersekian detik berikutnya Yuta dapat melihat dengan jelas wajah sosok dihadapannya.
Wajah gadis itu membiru lengkap dengan bekas ikatan tali dipangkal lehernya dan lidah terjulur sukses membuat tubuh Yuta benar-benar dibanjiri oleh keringat dingin.***
Makanya jangan suka dateng ke kampus ke pagian ya gaes 🌚
Jangan lupa vote dan komen!💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] The Haunted • NCT 127
TerrorKumpulan cerita pendek horor dengan main cast member NCT 127. Cerita ini 100% karya saya, apabila ada sedikit kesamaan itu hanya kebetulan semata. Update setiap malam Jum'at jam 9 atau 11 malam. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan kome...