Bus

768 131 5
                                    

Cuaca cerah hari itu membuat Dong Si Cheng atau yang lebih akrab disapa Winwin bersemangat memulai harinya, apalagi hari ini adalah hari sibuk bagi Winwin sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca cerah hari itu membuat Dong Si Cheng atau yang lebih akrab disapa Winwin bersemangat memulai harinya, apalagi hari ini adalah hari sibuk bagi Winwin sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Hari ini Winwin akan pulang lebih larut dari biasanya karena ada beberapa mata kuliah susulan yang dilimpahkan pada hari ini.

Maka dari itu kini Winwin tengah mengisi perut di kantin Fakultasnya bersama Vernon teman senasibnya.

"Gue takut mati muda deh,"
Keluh Vernon tiba-tiba setelah selesai dengan makanannya.

Winwin menanggapi ucapan Vernon dengan kekehan kecil,
"Mau gimana lagi? Meskipun capek gue cuma bisa terima takdir sebagai mahasiswa."

Mendengar jawaban Winwin, Vernon lantas menggelengkan kepalanya tak menyangka.
Bagaimana mungkin dengan wajah imut dan tubuh yang lebih kecil dari Vernon, Winwin bisa memiliki stamina yang luar biasa?

"Muka lu gak salah-salah imut mirip bocah SD tapi tenaga lu ternyata jauh lebih gede dari gue."
Komentar Vernon.

Winwin lantas tertawa,
"Makanya, jangan menilai seseorang dari covernya doang. Ketipu kan lu."

Kantin FKIP terbilang luas, kira-kira dapat menampung 200 orang dalam waktu bersamaan mengingat peminat Fakultas satu ini masuk dalam urutan 10 besar terbanyak.
Nuansa vintage selayaknya Cafe terasa begitu kental di kantin FKIP membuat mahasiswa betah berlama-lama disana.

Selain karena fasilitas penunjang yang ada Fakultas ini super komplit, mahasiswa prianya juga banyak yang tampan bak member boyband membuat calon mahasiswa baru berduyun-duyun menjadikan FKIP sebagai pilihan mereka.

Salah satu contohnya adalah Winwin, pemuda asal Tiongkok itu turut menjadi idola junior di Fakultasnya karena wajahnya yang tampan sekaligus imut.

Tak hanya para junior, senior Winwin pun mengakui itu. Tak jarang Winwin mendapatkan bingkisan makanan hingga surat cinta di lokernya.

Ada kalanya Winwin bingung bagaimana cara menghabiskan makanan yang datang tanpa henti ke lokernya itu.
Nasib orang tampan ya begitu.

Nilai lebih Winwin selain wajah tampan adalah prestasi berbagai bidang yang pernah ia capai serta sikapnya yang ramah dan baik.
Ia juga sangat menjaga sopan santunnya dalam bertutur kata, apalagi kepada yang lebih tua darinya.

Winwin bahkan tak segan-segan tersenyum kepada orang yang tak dikenalnya saat berpapasan di jalan, ya, seramah itulah Winwin.

"Win, kelas terakhir kita di mana nih?"
Tanya Vernon.

"Gedung 3 di ruang 9."
Jawab Winwin setelah meneguk air mineral kemasannya.
Winwin sudah selesai makan, ia bersiap menuju kelas yang akan dimulai 15 menit lagi.

Raut Vernon nampak ragu,
"Yakin lu?"

"Lah iya, kan sesuai info. Kalo gak percaya cek aja di grup chat."
Sahut Winwin santai,
"Mau ke kelas kagak lu? 15 menit lagi masuk."

Winwin bangkit dari duduknya hendak beringsut menuju kelasnya.

"Iya dah, kuy."

Keduanya kemudian bergerak menuju Gedung 1 FKIP untuk mengikuti kuliah pagi sesuai jadwal yang sudah diumumkan.



***


Langit sudah berubah menjadi gelap, sebagian besar jam kuliah di Fakultas lain sudah berakhir namun hal itu tidak berlaku bagi Winwin dan rekan satu jurusannya.

Sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi, tentu Winwin masih ada kelas terakhir yang harus ia ikuti meski sekarang sudah pukul 8 malam.

Winwin memasuki Gedung 3 FKIP bersama Vernon dan beberapa temannya yang lain sambil berbincang ringan.

Suasana kampus di malam hari benar-benar lengang membuat mereka memutuskan untuk masuk ke kelas bersama-sama.

Tak menunggu lama, sang Dosen tiba dan langsung memulai kuliah terakhir mereka.

Semua mahasiswa yang ada di ruangan mengikuti kuliah dengan serius, tak terkecuali Winwin hingga tak terasa kuliah terakhir mereka usai.

Setelah menutup kuliahnya, sang Dosen pamit pulang begitu pula dengan teman-teman Winwin.

"Win, mau bareng gak?"
Tawar Vernon.
Vernon tahu betul motor Winwin sedang ada di bengkel sekarang.

"Gak usah, Ver. Gue naik bus aja kan masih ada sampe jam 11. Kan lu muternya jauh kalo kudu nganterin gue ke kosan dulu."
Tolak Winwin halus.

"Beneran nih?"
Vernon memastikan.

Winwin mengangguk kemudian tersenyum tipis,
"Iya, beneran. Gih lu balik, hati-hati."

Sepeninggal Vernon, Winwin masih setia menunggu bus di halte depan kampusnya sambil bermain ponsel.

Sekitar sepuluh menit menunggu, akhirnya sebuah bus biru tiba dihadapan Winwin.

Tanpa pikir panjang, Winwin menaiki bus tersebut.
Meski merasakan sedikit kejanggalan, Winwin berusaha cuek dan tidak memikirkannya.

Wah sendirian nih gue. Semoga jalannya lancar gak macet.
Batin Winwin setelah mendudukkan dirinya di dekat jendela sisi kiri bus.

Belum ada setengah perjalanan, tiba-tiba ada seorang pria paruh baya yang sedang mengendarai motor disisi kanan bus sembari mengacungkan telunjuk kirinya kearah bus yang dinaiki Winwin.

Tak hanya itu, si Bapak bahkan terdengar berteriak.
Winwin akhirnya meminta supir bus untuk menghentikan bus.
Ia lantas turun dan menemui Bapak tadi.

"Bapak kok nunjuk-nunjuk bus yang saya naikin sambil teriak gitu? Kenapa Pak?"
Tanya Winwin sopan setelah Bapak tadi menghentikan motornya di hadapan Winwin.

"Bukan, Dek. Saya mah nunjuk Adek soalnya yang tadi Adek naikin bukan bus tapi pocong terbang."
Penuturan sang Bapak membuat Winwin kontan menolehkan pandangannya kearah bus yang ia naiki tadi. Buru kuduknya spontan meremang.

Benar saja, bukan bus yang didapati oleh mata Winwin melainkan pocong yang terbang sambil tertawa kencang.

***

Njir pocongnya menang banyak🌚
Jangan lupa vote dan komen!💚

[✔️] The Haunted • NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang