Chapter Eight

85 12 19
                                    

Aku super super minta maaf udah nggak bisa update seminggu sekali lagi, terutama sekarang perkuliahan Sea udah dimulai, maaf banget ya temen-temen.

Semoga masih ada yang nungguin dan minat baca cerita ini. Okay without any further do, check it out!


***

Jongin memberanikan diri membuka pintu unit apartemen Serin setelah menekan bel berkali-kali namun tak kunjung mendapatkan jawaban. Ia terkejut mendapati apartemen Serin yang kini dalam keadaan sangat berantakan. Terdapat pecahan barang berserakan di lantai namun dirinya tidak menemukan sosok Serin sama sekali.

Merasa begitu panik, Jongin langsung beranjak ke kamar Serin tidak mempedulikan sopan santun lagi. Ia mendapati Serin yang sedang meringkuk di atas tempat tidur, membelakangi pintu kamarnya.

"Hun?" Suara Serin terdengar namun tidak menolehkan kepalanya sama sekali.

"Serin, ini aku." Serin yang mendengar suara dalam Jongin yang selalu mampu menenangkannya akhirnya membalikan badannya. Ia memaksakan dirinya untuk berdiri dan langsung berlari, menjatuhkan dirinya di dalam dekapan Jongin.

Jongin memeluk erat tubuh mungil Serin, menopang tubuh Serin yang seperti tidak ada tenaga lagi. Ia tidak ingin bertanya banyak untuk saat ini, membiarkan Serin menenangkan dirinya terlebih dahulu.

Merasa guncangan bahu Serin kini mulai lebih pelan, ia menuntun Serin ke tempat tidurnya dan mendudukan tubuh Serin. Ia menatap miris Serin yang kini terlihat begitu kacau.

"Apa Sehun memutuskan hubungan mereka? Jika itu memang semenyakitkan ini untuk Serin, aku jadi tak tega melihatnya diputuskan." Batin Jongin bermonolog diam.

"Sudah cukup tenang untuk mulai bercerita?" Jongin bertanya pelan.

"Seri kemari. Seri menemukanku." Jawaban Serin tentu membuat Jongin terbelalak.

Ia tidak akan lupa dengan nama yang menyakiti bidadarinya begitu dalam, yang mengambil seluruh perhatian orang tua mereka, membuat Serin akhirnya terbuang dan harus menumpukan hidupnya pada dirinya sendiri sejak usia yang masih sangat muda.

"Dimana Sehun?"

"Aku tak tahu, yang aku tahu begitu aku terbangun Sehun sudah tidak disampingku. Kemudian ada yang menekan bel, aku tak menyangka kalau itu Seri."

"Se ... sebentar. Maksudmu, Sehun menginap?" Jongin mengutuk dirinya yang malah fokus dengan fakta itu.

"Ia masih milikku, Jong." Tak ingin emosinya kembali memegang kendali penuh dan berakhir kembali menyakiti Serin, Jongin memilih mengabaikan jawaban Serin.

"Lalu, apa yang dikatakan oleh Seri?"

"Ia ... ia bilang ia begitu membenciku karena kini aku menjadi model ternama, mengambil perhatian seluruh dunia tertuju padaku. Ia bilang ... aku tak pantas untuk hidup. Ia bilang ia akan menghancurkan karirku dan hidupku, Jong. Aku takut." Serin kembali terguncang, tangisannya pecah. Ia tetap merupakan wanita yang begitu mudah dikalahkan oleh keluarganya. Semua topik mengenai keluarganya begitu mudah untuk melemahkannya.

Serin juga tahu bahwa Seri tidak main-main oleh perkataannya. Ia selalu bisa menghancurkan hidup Serin, oleh karena itu semua pujian dan perhatian selalu tertuju pada Seri. Kelicikan Seri memang di luar batas, Serin tidak akan mampu untuk menggagalkannya.

"Kamu akan baik-baik saja, aku disini Rin. Aku ada untukmu. Aku, Kyungsoo, dan Sehun akan selalu ada untukmu, Rin. Kami akan melindungimu." Jongin mengelus rambut Serin yang kini menangis dalam pelukannya dengan lembut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LabyrinthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang