# Semoga Suatu Saat Nanti #

405 91 9
                                    

Ayahnya ayah, kakek kamu, meninggal dunia ketika ayah masih kecil. Sedikit sekali kenangan ayah bersamanya--hanya hitungan jari kilasan memori tentangnya. Ayah dibesarkan tanpa seorang laki-laki yang menjadi pelindung dan penopang keluarga. Tentu, ibunya ayah, nenek kamu, adalah sosok yang luar biasa mampu membesarkan ayah sendirian. Namun, tentu saja sehebat apa pun seorang ibu, tak akan pernah bisa menggantikan sosok ayah.

Hidup ayah seperti hilang separuhnya.

Ayah kadang membayangkan bagaimana jika ayah bernasib sama dengan kakekmu, yang pergi selama-lamanya saat anaknya masih sangat membutuhkan kehadirannya.

Tidak berharap. Sama sekali tidak. Hanya saja itu sesekali terlintas di pikiran ayah.

Bagaimana kalau itu terjadi?

Apakah kamu yang masih kecil dan belum mengerti apa pun itu akan terus bertanya-tanya, "Bu, ayah ke mana?"

Apakah kamu akan iri dengan teman-temanmu yang masih memiliki ayah, seperti ayah dulu iri pada teman-teman ayah?

Apakah suatu saat nanti kamu akan meneteskan air mata melihat foto-foto kebersamaan kita waktu ayah menggendongmu, memelukmu, mencium pipi dan keningmu saat masih bayi?

Entahlah ...

Sekarang, ayah hanya ingin menulis pesan-pesan ini untukmu.

Semoga suatu saat nanti, ketika kamu akan menikah atau baru saja menikah ...

... kamu akan membaca tulisan ini.

Dari Ayah Untuk Kamu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang