Air jus itu mengalir di tubuh ku. Di depan semua orang di kantin. Siapa lagi jika bukan jena yg melakukan nya, dia selalu bersifat semaunya, tapi apa boleh buat tidak ada yg berani melawan nya.
Maklum saja,dia anak dari kepala koruptor disini. Maksudnya kepala sekolah,yg senang korupsi.
"Lu bisa becus ga sih?! Gw minta jus alpukat nya pake susu putih! Bukan coklat! Lu punya kuping kan?? Pake dong bego!!" Jena hampir menamparku tapi ada yg menghentikan nya.
"Dan lo bisa sadar ga sih? Lo udh keterlaluan jen, lo punya otak? Di pake dong otak nya." Dia
Jena hanya diam tak bisa berbicara saat lelaki ini membentak nya,dia menatap tidak suka kepadaku karena telah di bela oleh nya.
Lelaki ini membawa ku pergi dari kantin entah kemana tapi intinya saat ini kita menjauh dari kerumunan itu.
"Gapapa?"
"H-hah?"
"Kamu gapapa?" Ucapnya sambil senyum
"Uhumm.. Cuma kotor aja bajunya"
"Mau aku cuciin?"
"Oh ga usah.. Bisa sendiri ko nanti"
"Bawa baju ganti?"dia, aku hanya menggelengkan kepala
" Hmm yauda nih"dia membuka sweater putih nya itu "Pake,cuci baju nya di kamar mandi sana"
"E- eh? Ga usah.. Biar,bentar lagi juga pulang kan"
"Tapi masih ada 1 kelas lagi sblm pulang, ghaby"
"H-hah?" Aku bingung,mengapa dia tau nama ku? Aku saja tidak tau siapa dia.
"Oh ya,aku Joanna. Kelas sebelah,mungkin kamu gatau"
"Oo hehe salam kenal joan"
"Yaaa aku sudah mengenal mu dari dulu.. Udah sana bentar lagi bell masuk"
"Hmm.. Makasih"
"Ga usah berterimakasih. Anggap aja sebagai tanda awal pertemanan kita."dia tersenyum,aku membalas senyuman nya dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci baju ku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mau pulang bareng?" Joanna
"Eh?!" Aku tekejut. Masalahnya Joanna tiba-tiba berbicara tepat di samping telinga ku.
