Prolog - Dan

48 8 3
                                    

Nad.

Aku selalu memanggilnya Nad.

Aku tak tahu mau mulai dari mana. Tak akan pernah tahu untuk mulai dari mana. Banyak sekali memori soal kita, soal dirinya—yang bernaung di otakku. Memenuhi setiap sudut, setiap gerak, setiap denyut. Bayangan tentang semua perlakuan baiknya seakan memaksaku untuk mengenangnya lagi dan lagi.

Sejujurnya, aku tak pandai bercerita, tidak seperti dia. Dia adalah seorang peramu cerita yang baik. Tapi aku putuskan untuk mengisahkan cerita kita, menata ulang balok demi balok yang membuat kita berdiri. Tentu, sebelum aku yang meruntuhkannya.

Nama lengkapnya adalah Nadia Arta Ravena. Indah sekali, bukan? Mungkin karena memiliki nama tengah yang mengandung kata seni (Art-a)—itu yang membuat semua hal tentang Nad menjadi unik, bak seni. Nad datang ke kehidupanku secara tiba-tiba, tanpa permisi, tanpa perkenalan... Semua hal tentangnya dapat membuatku jatuh hati.

Kali ini jatuh hati yang sebenarnya.

Namun, harus kuakui untuk ke sekian kalinya bahwa akulah yang merusak semua ini. Aku tak pernah tahu aku sudah merusaknya, sebelum hari itu, sebelum kejadian itu terjadi. Sejak saat itu, aku menyadari semuanya. Aku sadar bahwa yang kubutuhkan adalah Nad. Aku sadar bahwa hanya Nad-lah yang mampu menenangkan amarahku, merengkuhku, menarik aku dari cekikan ego dalam diriku sendiri.

Aku sadar bahwa aku mencintainya, dan tak akan ada orang yang dapat mencintaiku selayak yang Nad lakukan.

Dan untuk meninggalkannya adalah sebuah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan.

* * *


Cerita baru, cerita baru is here!

Semoga teman-teman suka dan bisa memberi support lewat vote dan komentar.

Terima kasih, selamat membaca perjalanan kisah cinta Dan & Nad! :)

Dan & NadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang