PART 8

51 0 0
                                    

Kami berbincang bincang disini dan heran juga dengan kejadian saat aku terjatuh tadi , kami mencoba untuk tetap fokus ke pendakian dan waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore .

"Gimana ? Lanjut apa nunggu matahari terbenam sekalian ?" Ucap om Edo .

"Kalo lihat langit mendung gini perasaan udah gak enak do takutnya keburu hujan" ucap om Adam .

"Yaudah lanjut aja takutnya ntar keduluan hujan dan jalur jadi licin" ucap ayah

"Iya lanjut gpp kaki Adel juga udah gak sakit kok" ucapku , setelah berunding dan sepakat kami lanjutkan perjalanan .

Perlahan matahari mulai terbenam , kami sudah menyiapkan headlamp dan senter , di jalur menuju Plawangan ini kami harus benar" mempunyai tenaga ekstra karena melalui 7 bukit penyesalan dengan tanjakan yg gila .

1-2 bukit terlewati langit sudah petang , hawa dingin perlahan menerpa tubuh , kami berjalan perlahan dan sesekali istirahat , tiba" om Edo berhenti .

"Bentar berhenti dulu" ucap om Edo .

"Ada apa do ?" Ucap ayah .

Aku perlahan melihat sekitar , ternyata ada banyak sosok yang melihat kami , perlahan om ada menaruh tasnya dan mengambil sesuatu dari tasnya , ternyata dia mengambil garam , dia perlahan menaburkan di pinggiran jalur .

"Del lihat gak ?" Ucap om Adam .

"Iya om lihat" aku agak gemetaran , meskipun aku seorang indigo tapi aku tidak pernah melihat penampakan sebanyak ini .

Om Edo kebelakang dan meminta segenggam garam kepada om Adam , dia melemparkan ke depan jalur dan menimbulkan percikan api , iya memang didepan jalur tadi ada 2 sosok besar hitam berada di situ .

"Udah gpp ayo lanjut jalan , pikiran jangan kosong" ucap om Edo , kami akhirnya lanjut jalan .

Hawa dingin mulai terasa , sudah 2 jam lebih kami berjalan mungkin 2 jam lagi kami sampai di plawangan dan menemukan rombongan pendaki , sampai ditengah perjalanan ayah tiba" jatuh dan kedinginan aku sontak langsung berlari memeluk nya .

"Ayah kenapa" ucapku sambil memeluknya , bibirnya biru pucat dan menggigil .

"Hipo ini , peluk Del lepas jaket dan bajunya biar tubuhnya dapat hawa panas dari tubuhmu" ucap om Adam .

Aku panik dan mulai menangis , aku melepaskan jaket dan baju ayah , aku mengeluarkan sleeping bag dan aku memeluk ayah dengan erat .

AKHIR PENDAKIANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang