02 ● Tanda Tanya

36.5K 5K 768
                                    

Udah pencet bintangnya belum?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah pencet bintangnya belum?

Pencet dulu,

Terus bacaa 🧡🧡🧡

● JS ●
.
.
.

AKIBAT kejadian beberapa jam yang lalu didepan lorong tempat menuju kantin, tepatnya setelah adegan yang sangat tak diinginkan terjadi ketika bibir manis Jingga tak sengaja harus jatuh pada jurang berjudul dagu milik Satria. Mood buruk Jingga terlihat semakin memburuk akibat kejadian itu.

Terlihat santai dengan kertas dialog ditangannya, Satria bahkan sama sekali tidak melirik atau merasa canggung dengan Jingga. Seakan ciuman kecil tadi hanyalah sebuah tepukan halus biasa yang sudah sering dirinya terima.

Berbeda dengan Jingga yang sudah sangat gondok sekarang. Lirikkan tajam terus menerus ia jatuhkan kepada Satria. Ingin sekali mencekik atau memutilasi cowok itu kalau saja dirinya bukan manusia yang berhati lembut. Jingga benci kepada Satria, dan selama nya akan selalu begitu. Tukang rusuh yang selalu berhasil membuat amarahnya jatuh. Cowok resek!

"Lo kenapa si, Ji? Dari tadi bolak-balikkin kertas kasar banget gitu," Tanya Ocha heran, menatap Jingga penasaran.

Kepala berambut kuncir kuda itu menggeleng cepat. Lalu menegakkan tubuhnya, "Abis digangguin setan." jawab Jingga.

Alis Ocha bertaut. "Setan? Gangguin lo? Kayaknya setannya deh, yang malah takut sama lo," ujar Ocha bercanda. Namun justru delikkan tajam yang menjadi jawabannya, membuat Ocha memunculkan cengiran perdamaian kepada Jingga yang tengah panas.

"Ayo kita pembagian peran sekarang,"

Jingga mengintrupsi, menduduki bokong nya dilantai halus nan dingin Aula latihan. Begitu pula dengan teman kelompoknya, yang terdiri dari Satria, Ocha, David, Dita, dan Anggi. Mereka ikut duduk disamping Jingga, hingga membuat sebuah lingkaran kecil.

Karena adanya acara pentas seni khusus untuk kelas sebelas, dan dilanjut dengan bulan depan khusus anak kelas dua belas. Jadi acara latihan mereka diwaktu jam pelajaran akan diizinkan dan tetap dihitung masuk.

David mengeluarkan satu botol plastik kecil yang isi nya sudah ada beberapa gulungan kertas dengan nama-nama peran yang akan dimainkan nanti. Botolnya seperti botol arisan gitu, dibolongin ditengahnya.

"Gue udah bikin ini, nanti kita kocok secara bergantian, terus ambil satu-satu, yang ada nama perannya, itu berarti tokoh kalian nanti," jelas David santai. Cowok itu menaruh gelas tersebut tepat ditengah-tengah mereka.

Jingga mengangguk faham, lalu membaca kembali isi dialog dengan semua pemeran yang ada.

"Vid," Panggil Jingga. David menoleh cepat. "ini lo yakin ceritanya tentang pelakor kayak gini? Kok gue masih geli, ya," komen Jingga dengan nada bersahabatnya.

FAKBOY PENSIUN ( on - going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang