2

1.4K 143 1
                                    

Sekarang aku berada di dalam butik bersama dengan wandy aku memilih beberapa gaun yang terlihat indah sudah banyak gaun yang aku beli namun aku masih memilih beberapa lagi untuk acara acara penting

sampai mataku melihat sebuah gaun berwarna hitam dengan di hiasi ruby berwarna merah di tengahnya begitu indah dan elegan aku menghampiri tempat gaun itu berada

Saat tangan ku menyentuh gaun itu tampak tangan lain yang juga menyentuh gaun itu secara bersamaan dengan ku

Aku melihat marie dengan erwin tengah berbelanja baju di butik yang samaa dengan ku

aku menatap mereka dengan pandangan merendahkan

"A..ah ini..ini sungguh bukan seperti yang kau fikirkan aku hanya berjalan jalan dengan erwin untuk membelikan mu sebuah gaun" ucapnya panik di angguki oleh erwin

"siapa yang memintamu untuk menjelaskan? Aku tidak mempermasalahkan kalo kalian mau jalan bersama kenapa kalian menjadi sangat panik?"ucap ku acuh tak acuh

" bu bukan begitu mana mungkin kita bersama"ucap marie dengan panik dan takut aku hanya menyeringkai

"Ayolah sayang aku kan tunangan mu aku mana mungkin bersama yang lain aku kan hanya mencintaimu"ucap erwin berniat memeluk pingangku sebelum aku tepis tangannya

Aku tak sudi di sentuh oleh makhluk kotor seperti mereka

Erwin sempat tertegun dengan perlakuan ku lalu kembali tersenyum manis ke arah ku

"Aku tidak membutuhkan gaun dari kalian aku sudah membeli banyak gaun kalo begitu aku permisi" ucap ku lalu meninggalkan mereka sendirian

"Argghh sialan wanita jalang berani sekali dia" ucap marie dengan kesal selepas janneth pergi dari butik itu

"tenanglah sayang kita harus sabar setelah tujuan kita tercapai kita akan singkirkan wanita jalang itu"ucap erwin lalu merangkul pinggang marie
Mereka tersenyum menyeringkai lalu pergi dari sana

Lihatlah siapa yang akan hancur

.

.

.

.

Aahhhh lelahnya setelah berbelanja ini dan itu aku memutuskan untuk istirahat sebentar di kamar
besok ayah dan kakak akan pulang aku akan menyambutnya aku sangat kangen dengan mereka aku akan tidur lebih awal agar besok dapat bangun lebih pagi

"Dasar wanita jalang"

"Erwin hanya miliku"

"Kau sangat bodoh janneth"

"Hahaha"

"Sialan kalian"

"Hah hah hah" mimpi itu lagi sungguh aku sangat benci memimpikan kejadian itu kejadian di mana aku mati di tangan 2 bedebah itu

aku memeluk diriku sambil membenamkan kepalaku sedalam dalamnya aku tidak boleh tidur jika aku tidur aku takut akan memimpikan hal itu lagi
.
.
.
.
Aku tak bisa tidur kemarin malam dan sekarang tampak lingkaran hitam di sekitar mataku

"Ada apa dengan mata mu nona" ucap wendy sambil menyiapkan gaun ku

"Aku tak bisa tidur tadi malam wen"ucap ku sambil cemberut

"aishh nona ada ada saja memangnya nona kenapa ga bisa tidur?"ucap wendy

"mimpi buruk yang sangat buruk" ucap ku acuh tak acuh di angguki oleh wendy

"Baiklah sakarang nona harus mandi saya sudah siapkan air hangat untuk nona" ucap wendy aku hanya mengangguk lalu pergi ke arah kamar mandi
.
.
.

Setwlah berpakaian rapih aku menuju gerbang kediaman ku
menunggu kepulangan ayah dan kakakku di gerbang
aku sudah ga sabar makanya aku menunggu di depan gerbang dengan antusias

Tampak kereta kuda memasuki gerbang kediaman ku
disana terdapat ayah dan kakak keluar dari kereta aku lantas berlari dan langsung memeluk ayah dengan sangat erat

Ekhem

Aku menoleh ke arah kakak ku lalu tersenyum dan memeluk erat kakak ku juga

"tumben sekali putri ku ini menunggu di gerbang apa kau begitu sangat merindukan kami padahal kami hanya meninggalkannmu beberapa minggu saja" ejek ayah padaku yang si angguki oleh kedua kakak ku

Aku hanya mendengus

"entalah hanya rindu dengan kalian yang selalu menempel padaku dan tiba tiba harus pergi beberapa minggu tanpa kabar" ucap ku menyindir mereka semua
ku lihat mereka menatap ku dengan pandangan penuh penyesalan

"kalau bukan perintah Raja kami pasti akan selalu bersama Putri kecil kami ini" ucap ayah mencoba menghiburku

"Aku sudah besar" ucapku menyangkal

" di mata kami kamu masilah seorang bocah ingusan" ucap kakak pertamaku yaitu Zhang Jiang

" Nah sekarang kita ngobrolnya di dalem biar lebih santai" ucap kakak kedua ku yaitu Zhang Jilan lalu kami segera masuk ke ruang keluarga untuk melepas rindu

keluarga ku ini semuanya berawalan dengan huruf J ayah ku namanya Zhang Jordan dan ibuku Zhang Jenni

Aneh memang.. katanya biar kita memiliki awalan yang sama semua sampai kita di beri awalan nama yang sama yaitu J

Kakak pertama ku adalah seorang jendral isnata pasukan tentara bayangan di usianya yang mnginjak 24tahun

Sedangkan kakak kedua ku sebagai orang yang mengatur strategi perang kerajaan pada usianya yang terbilang muda yaitu 21 tahun

Ayah adalah perdana mentri yang paling di hargai oleh raja dan paling di percaya oleh raja

Karna suatu kejadian mereka bertiga di panggil ke istana sedangkan aku sendirian di kediaman tanpa melakukan apapun sangat membosankan!

"Apa saja yang sudah kau lakukan di rumah sendirian tanpa kami" ucap kak jilan

"Tak banyak hanya tidur makan rebahan dan sesekali keluar untuk berbelanja" ucap ku

"Bagaimana dengan tunangan mu Erwin? Ucap ayah huh ngapain sih nanyain pria brengsek itu

" Ga ada yang spesial" ucap ku acuh mereka bertiga hanya melongo menatap ku

"kenapa biasanya kau selalu antusias jika membahas tunangan mu" ucap kak jiang kali ini

"tak lagi dan jangan bahas dia lagi" ucap ku malas

" hah apakah terjadi sesuatu di antara kalian?"

" tak ada yasudah kalian istirahat saja sana kalian pasti lelah aku juga ingin minum teh di taman" dengan sebal aku meninggal kan mereka menuju ketaman untuk mencari ketenangan

Kehidupan Kedua Gadis BangsawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang