Happy reading✨
Rabu, adalah jadwal kelas XI MIPA 5 untuk berolahraga. Seluruh penghuni kelas nya sudah keluar menuju lapangan dengan pakaian olahraga yang melekat di badannya.
"Selamat pagi anak-anak," sapa Pak Umam--guru olahraga.
"Pagi Pak," jawab seluruh murid.
"Materi olahraga kali ini adalah basket. Kita akan praktikkan teknik drible, nanti akan saya ambil nilai nya," ucap Pak Umam.
"Sebelumnya kita pemanasan terlebih dahulu dan lari keliling lapangan 5 kali!" perintah Pak Umam.
"Yah Pak, banyak banget sih," keluh Nita.
"Capek tau Pak. Kurangin dong Pak jadi 3 kali aja," sahut Lisa.
"Iya betul tuh Pak," balas seluruh siswi.
"Tidak ada tawar menawar!" bentak Pak Umam. Alhasil semua murid tertunduk pasrah.
"Vano, kamu pimpin pemanasannya ya. Kemudian kamu ajari teman-teman kamu mendrible bola!" perintah Pak Umam.
"Baik Pak."
"Ayo-ayo ikutin gue ya!" perintah Vano. Ia melakukan berbagai gerakan pemanasan dan diikuti oleh yang lain.
Setelah selesai melakukan pemanasan, semua murid berlari mengelilingi lapangan. Ada yang semangat, dan ada juga yang malas-malas an.
"Ayo dong lari," ajak Keysa kepada dua sahabat nya yang malah berjalan santai.
"Capek gue Key," jawab Lisa.
"Lo kalau mau lari, lari aja sono. Gue males," balas Nita.
"Ya udah deh terserah," Keysa memutar bola mata nya malas, kemudian lanjut berlari.
"Berapa puteran lagi sih?" tanya Nita.
"Gatau gue, kita udahan aja yuk Nit," ajak Lisa.
Saat mereka hendak duduk di pinggir lapangan, tiba-tiba Vano berteriak, "Eh eh lo berdua mau ngapain?! Enak aja mau duduk gitu aja, lari dulu sana!"
"Kita udah lari tau Van!" maki Nita.
"Tau nih rese banget sih lo!" bentak Lisa.
"Eits gak usah bohong deh, gue tau lo berdua tadi jalan bukan lari!" bantah Vano.
"Nyenyenye," balas Nita dan Lisa.
"Buruan lari apa gue laporin Pak Umam nih?!" ancam Vano. Nita dan Lisa pun berlari menyusul teman-temannya yang entah sudah berapa putaran.
Setelah semuanya selesai berlari, mereka semua duduk dilapangan dengan kaki yang selonjor lurus dan nafas yang masih terengah-engah.
"Huft capek banget dah gue," ujar Nita.
"Dih lo cuma jalan aja bilang capek, gue yang lari diem-diem bae nih," protes Keysa.
"Ya kan jalan juga pake tenaga neng, mana panas gini lagi," jawab Lisa.
"Nah betul betul betul," sahut Nita dengan gaya macam Ipin.
Tiba-tiba Pak Umam datang kembali dengan membawa buku nilai praktek, "Sudah lari semua tadi?"
"Sudah Pak."
"Oke sekarang silahkan Vano kamu praktek an teknik drible, beri contoh ke teman-teman kamu."
Vano bangkit dari duduknya, dan mengambil sebuah bola basket yang ada didekatnya. Dia mendrible bola dengan sangat lincah, dan dengan sekali lemparan bola itu lolos masuk ke dalam ring. Suara tepukan tangan mengiri nya, bukan hanya teman sekelas saja tetapi juga dari orang yang sedang menyaksikannya di pinggir lapangan dan depan koridor kelas masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYNO [From Hate to Love]
Teen FictionBenci adalah awal dari cerita ini. Dan cinta merupakan akhir ceritanya. Inilah kisah Axelle Elvano yang bertemu dengan Keysa Nasha Razeta❤