*BAB 1 - PERTEMUAN*

5 2 0
                                    


Jika pertemuan hanya bisa membangkitkan kenangan yang sudah lama tiada, apakah pertemuan yang dipaksakan akan membuat perasaan membaik atau sebaliknya.

Tak ada yang menginginkan pertemuan itu terjadi, namun apalah daya takdir selalu ingin terlihat beda.

Sebuah ruangan dengan suasana asri, bercat putih dengan meja persegi tepat ditengah ruangan dan rak buku berjejer di temboknya.

Terlihat ada dua orang wanita paruh baya, yang sedang berbincang. Sepertinya mereka sedang membicarakan tentang pengambilan hak asuh kembali, setelah salah seorang dari mereka akan mengadopsi kembali seorang anak laki laki yang delapan tahun silam dititipkannya di panti asuhan ini.

" kalau begitu saya tanya, apa alasan anda ketika itu dengan menitipkan anak ini ditempat ini jika anda ingin mengambilnya kembali? Dan saya tahu, waktu itu keluarga anda cukup mampu dalam bidang ekonomi kala itu. "
Tanya wanita yang diketahui kepala panti asuhan itu kepada wanita yang ingin mengadopsi anak yang telah dititipkan di panti asuhan Citra Kasih.

Wanita yang diketahui ibu tiri dari anak laki laki itu kini memikirkan jawaban apa yang harus ia beri. Dengan tampang wajah terbesit kebingungan ia pun menjawab
"Saya akan memindahkan sekolahnya keluar kota karena dia merupakan pewaris tunggal utama di keluarga saya"

Jawab wanita dengan sekenanya dan berusaha menghilangkan tampang kebingungan yang sedari tadi ia tampakan.

"Baiklah.. Tunggu sebentar. Saya akan panggil Raka kemari."

Ujar ibu kepala panti itu sembari beranjak dari tempat duduknya dan keluar hendak memanggil Raka. Anak laki laki yang sudah delapan tahun ia asuh kini harus pergi meninggalkan panti yang dikelola olehnya.



***

Pagi ini langit membiru, menampakan senyuman terindah yang mungkin hanya diberikan pada seorang gadis berparas cantik yang sedang menuju ke sekolah yang sudah dihuninya selama dua tahun lebih ini.

Ditentengnya sebuah tas plastik yang sedari tadi ia bawa dari rumah yang berisi kue yang akan ia titipkan di kantin sekolahnya.

Mungkin rasanya melihat teman sebaya nya yang bisa membeli segala jenis barang yang diinginkannya, membuat perasaan itu muncul kembali. Tidak berfikir lama ia segera menaruh kue buatan neneknya di atas meja kantin sebelum ada teman temannya yang tahu jika kue itu titipan neneknya yang dijual olehnya.

Gadis itu selalu merasa khawatir pada apa yang dirahasiakan olehnya, selalu terbayang jika rahasia itu terbongkar bagaimana ia akan menjelaskan semua itu pada teman temannya.

"Bu, saya titip lagi ya kuenya, makasih ya bu udah jaga rahasia saya" ucap gadis itu dengan menampilkan senyuman seperti biasanya.

Mau bagaimana lagi jika ibu kantin itu tidak menerima titipan kue darinya.

"Iya neng, sama sama. Tapi saya ngga tanggung jawab lho semisal rahasia ini kebongkar"
Jawab ibu kantin, menggodanya seakan ini akan terbongkar saja.

Terlihat dari kejauhan terdengar derap langkah kaki yang menunjukan akan menginjakan kaki di kantin ini.

"Aya!!! Lo kemana aja gue udah cari lo kemana man..hayoo rahasia apaaaa?" tanya Mia kepada gadis yang bernama Aya.

Aya yang sebelumnya tenang tenang saja kini gelagapan atas pertanyaan yang diberikan temannya ini. Ia segera mencari alasan untuk menutupi rahasianya.

"Gu..gue itu, laper belom sarapan mi. Iya kan buu.." alasan kecil yang membuat rahasianya kembali tertutupi.

"Sini mi, pasti lo belom sarapan kan sini sini gue traktir deh" perkataan inilah yang sangat dinantikan Mia di pagi yang cerah ini.

"Wahh..lo baik banget ya,ngga salah ya gue punya temen orang kaya" sanggahan Mia yang terdengar tabu ditelinga aya.

Kaya atau miskin apalah bedanya jika seseorang yang miskin bisa berkata kaya dengan satu rahasia. Dan yang kaya bisa menjadi miskin dengan satu kejadian yang akan merenggut semuanya. Tuhan menciptakan semua hal dengan adil. Menuliskan takdir dengan menentukan baik atau buruknya dalam porsi yang pas.
Seperti matahari yang mempunyai takdir untuk menerangi alam dengan sisi buruknya bisa membakar semua makhluk di dunia. Seperti air yang menyejukan andai kita merasa haus akan dahaga dengan sisi buruk menenggelamkan semua makhluk. Dan seperti semilir angin yang bisa kita hirup agar tetap hidup dengan sisi buruk memporakporandakan dunia ini.

***


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADIPATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang