09 [Epilog]

2.5K 503 201
                                    









"Mengingat pemain hanya tinggal empat tersisa. Maka akan ku berikan keringanan. Kalian, akan ku berikan satu pistol satu orang untuk perlindungan diri sendiri ketika bertemu satu sama lain."
















































































































Jaehyun berjalan dengan sedikit tergesa kala mendengar titah sang suara agar segera bersembunyi. Ia langsung pergi ke lantai dua sekolah berusaha menghindar dari siapapun. Karena sekarang, pemain hanya tinggal sedikit, dan salah satunya, ada yang merangkap menjadi Red Moon disana. Ia tak tahu pasti siapa Red Moon nya kali ini. Karena ia tak mempunyai gambaran sama sekali.

Di antara Jungkook, Chan, dan Winwin, siapa yang pantas menjadi Red Moon? Hhh... Jaehyun tak yakin ada di antara mereka! Namun kembali pada fakta, Red Moon! Memang ada di antara mereka. Karena, ia sadar jika dirinya bukanlah Red Moon! Dia hanyalah Villager biasa yang bisa jadi menjadi targetnya selanjutnya.

Namun, kala tungkainya terus bergerak... Tiba-tiba...
















































































































"C-CHAN??!!"

"JAEHYUN??!"

keduanya seketika bergeming di tempat kala bertemu di persimpangan lorong. Iya! Mereka berdua hanya bisa saling tatap menatap karena bingung apa yang harus di lakukan. Dalam hati kecil masing-masing, keduanya menyimpan rasa curiga pada satu sama lain. Jaehyun curiga jika Chan adalah Red Moon, maka Chan pun sebaliknya.

Jaehyun menatap pistol yang berada di genggaman Chan. Kala sadar pandangan Jaehyun beralih, ia pun mengikuti arah pandang lawannya itu dan mengarah pada pistol yang berada di genggamannya. Chan menelan salivanya kasar, kala baru sadar jikalau Jaehyun pun memegang benda yang sama.
































Hening.....















































































"Lo Red Moon nya kan?" Tanya Jaehyun setelah selongsong pistol itu sudah tepat mengarah pada Chan. Begitupun sebaliknya. Iya! Mereka saling mengarahkan moncongnya ke arah satu sama lain.

"Cih, bahkan gue curiga kalau ternyata itu Lo sendiri." Jawab Chan retoris. Keduanya sama-sama terdiam dengan posisi yang masih sama. Saling melemparkan tatapan bengis, seolah keduanya adalah rival yang tak akan pernah damai sampai kapanpun.



























































































Pelatuk mulai di tarik oleh keduanya. Sampai akhirnya....











































































































































































[2] Red Moon | 97L ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang