Siang ini Asia dan Naraya sedang duduk di taman sekolah. Gue dan Ferrel menyusul karena tadi kita ada urusan sebentar di ruang UKS.
Ferrel kepleset pas turun tangga. Deket koridor kelas IPA. Lututnya lecet terus dia minta ke UKS dulu biar ga infeksi.
Padahal keluar darah aja enggak. Mana di UKS pakai drama teriak-teriak manja lagi. Sedih gue, yang kayak gini kok mau jadi pacarnya Mina TWICE.
Sebenarnya siang ini cuacanya cukup panas. Bukan terik, tapi panas. Ada sedikit angin yang bikin adem. Tapi, ya sama aja awan di langit sedikit.
Gue sebenernya ga mau ikutan. Mending di kelas. Adem, nyemil coki-coki sambil baca WEBTOON.
Tapi, Naraya terus bujuk gue supaya ikut. Katanya ada hal penting yang harus diomongin. Gue awalnya bilang kenapa ga dikelas aja. Dia jawab katanya bahaya.
Apanya yang bahaya sih? Emang kita lagi syuting detektif Conan?
Gue curiga kalau sebenarnya Asia dan Naraya lagi bawa yang aneh-aneh sekarang.
"Ferrel, kenapa Naraya nyuruh kita ke taman?" Gue bertanya. Karena jujur aja, gue sama sekali ga paham kenapa mereka ga mau ngomong dikelas.
Ferrel yang berjalan didepan gue dengan kaki nya yang dibuat pincang jadi menoleh. Eh tapi, sumpah sih. Gue mau pincangin kakinya dia beneran kalau gini. "Eum, mana gue tau? Gue juga baru diajak sekarang."
"Katanya Jovanka juga ada." Sambung Ferrel sambil terus berjalan.
Kalau ada Jovanka ada berarti pasti mau gibah.
Ya Allah, mau gibah aja kudu jauh dari kelas. Gibahin siapa sih? Gue terus berjalan bareng Ferrel sampai di taman.
Beneran sih, Asia, Naraya, dan Jovanka sudah ada disana. Lagi minum es teh sambil makan gorengan.
Enak banget gila. Udah kayak arisan ibu-ibu aja.
"Eh tuh, tuan puteri udah dateng," Naraya berucap saat Ferrel duduk. Dan seperti yang biasa nya Ferrel bersikap sangat anggun.
Lebih anggun dari gue yang cewek. Bikin insecure heran.
Jovanka menggeleng kepalanya pelan, lalu beralih pada gue. "Nih minum dulu," ia menyodorkan segelas es teh ke depan gue.
Gue mengernyit heran, "dikasih sianida nih jangan-jangan."
"Mana ada!" Balas Jovanka cepat. "Kita udah pesen sesuai orangnya. Tuh, Ferrel juga dikasih."
Gue melihat Ferrel yang tengah meminum segelas es jeruk. "Kok Ferrel jeruk sendiri?"
"Dia yang minta," balas Asia.
"Kapan mintanya?"
Ferrel melengos cepat. "Heleh banyak bacot. Udah cepet dimulai kita mau ngapain?"
Gue melengos, pasrah. Mengikuti lingkaran setan yang sudah mulai bergosip. Lebih lagi gaya duduk Ferrel yang sudah seperti tante-tante kalau arisan. Ck, heran.
Kalau ada Kalandra kayaknya udah pas jadi duo cabe.
"Kemarin gue ketemu Kalandra," Jovanka membuka sesi gosip bin hibah ini dengan menyebutkan nama yang baru aja gue pikirkan.
Naraya dan Asia fokus mendengar informasi yang diberikan Jovanka. Tidak jauh beda sama Ferrel yang asik mendengarkan sambil makan gorengan.
Gue diem, mau ga mau ikut mendengar kan, walau mata gue ga bisa diem. Terus melihat sekeliling.
Hah, rasanya gue jadi iri. Kelas gue ini dijuluki kelas yang paling berbeda.
Berbeda dari segi nama yang mirip nama-nama dewa jaman Yunani kuno. Kecuali Ridwan dan Agus.

KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPS 1 ( TAMAT )
Ficção Adolescente[ S E L E S A I] Series of DC Highschool 11 IPS 1 bukanlah kelas yang banyak diceritakan seperti kelas-kelas lain. Kelas pojokan di koridor lantai dua ini seakan punya dunia sendiri. Dijuluki kelas aneh dan yang paling beda di seluruh penjuru DC Hi...