I Just Want To Be Loved 1

409 44 10
                                    

Maaf banget yang udah nungguin, kemarin gak ada waktu buat update cerita. Jadi sekarang mumpung ada waktu aku update.

Semoga kalian suka ya sama ceritanya...

Jangan lupa untuk vote dan komennya guys...

Happy reading...

Langit mendung menutupi mentari yang sejak tadi bertahta kini tergantinkan oleh awan yang bergumpal. Hujan mungkin akan turun sebentar lagi. seorang gadis sedang berdiri terpaku di tempatnya. Musim sudah memasuki musim penghujan, meskipun tadi pagi langit tampak cerah tetapi sore ini awan menggulung melenyapkan sinar matahari. Tadi pagi gadis itu terburu-buru untuk berangkat kuliah karena ada kelas pagi. Ia hampir saja terlambar karena semalam gadis itu maraton untuk menonton drama dan jadilah ia terlambat bangun tadi pagi.

So eun hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk bersiap-siap dan segera menuju ke sekolah menggunakan bus seperti biasa jika sedang terlambat, sehingga ia lupa untuk membawa payung ke sekolahnya. Ia tidak mungkin untuk menerobos hujan karena daya tahan tubuhnya tidak sekuat teman-temannya yang lain. sejak kecil dia sering sakit-sakitan jika bermain hujan, bahkan dia sampai beberapa kali dimarahi oleh ibunya karena keras kepala. Kini gadis itu sudah dewasa, tidak mungkin kan tidak bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk tubuhnya.

So eun menengadahkan tangannya pada rintik-tintik hujan yang mulai berjatuhan hingga debitnya berubah menjadi semakin deras. Orang-orang yang tadi berlalu lalang di depannya seketika berlarian tidak tentu arah untuk mencari tempat berteduh. So eun menghela nafanya berat. Hujan yang deras seperti ini akan lama untuk reda, jika menunggu mungkin sampai langit berubah menjadi gelap, bahkan ia tidak yakin dengan itu.

Seseorang menepuk bahunya pelan. So eun menolehkan kepalanya dan menemukan seorang pria yang sudah dikenalnya sejak masuk ke Seoul Senior High School (SSHS). Pria tersebut adalah sahabatnya sejak 2 tahun yang lalu. Kini dirinya sudah kelas 12, baru beberapa bulan yang lalu dirinya menjadi siswa tingkat akhir ini. Entah kebetulan atau takdir, selama 3 tingkatan dirinya mengenal pria tersebut dirinya selalu saja sekelas.

Pria tersebut adalah salah satu teman yang sangat dekat dengannya, karena dengan perangai yang ramah dan baik, siapa pun pasti mau berteman. So eun dengan paras wajah yang manis dan berperangai baik membuatnya memiliki banyak teman, meskipun tidak sedekat pria di sampingnya ini. pria itu juga tahu kebiasaan so eun yang gampang sakit jika bermain hujan. 2 tahun cukuplah untuk saling mengenal masing-masing. Hujan turun masih sangat deras, sehingga membuat mereka berdua masih terlibat obrolan-obrolan ringan sebelum pria tersebut berniat untuk menerobos hujan guna mengambil mobilnya di parkiran.

Setelah dirasa sudah cukup mereda, pria tersebut menerobos hujan dan kembali ke hadapan so euun dengan mobil berwarna hitam yang dikemudikan olehnya. Pria tersebut tadi menawarkan untuk mengantar so eun pulang dan sudah mendapat persetujuan dari yang bersangkutan, sehingga kini so eun sudah duduk manis di samping pria tersebut yang sedang fokus mengemudi.

Tidak disadari oleh keduanya bahwa sejak tadi sepasang mata menatap tajam ke arahnya, seakan jika diibaratkan senjata, dia adalah sebuah pisau yang siap menguliti siapa pun. Tatapannya tampak tajam dan ekspresi wajah tidak suka yang sangat kentara sekali ditunjukkan. Tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Ia merasa kesal dengan kedua manusia yang asik tertawa tadi, meninggalkan bekas kesakitan untuknya.

***

Seperti biasa sebelum berangkat sekolah so eun sudah setia berdiri di depan pagar rumahnya. Menunggu seseorang yang selalu melewati rumahnya. So eun tersenyum senang melihat pria tersebut sudah terlihat di ujung jalan sedang berjalan ke arahnya, ah ralat jalanan itu lurus dan tidak ada persimpangan, tentu saja terlihat seakan pria tersebut melangkahkan kakinya menuju ke arahnya. So eun semakin mengembangkan senyumnya ketika pria itu sudah dekat dengan jaraknya, ia menyapa tapi hanya ditanggapi dengan ekspresi datar oleh pria tersebut.

PROJECT ULTAH KIM SO EUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang