Us

110 5 0
                                    

"Nan sirheo." Lelaki itu menatap datar orang di depannya, seolah omongannya adalah hal simpel atas pertanyaan yang dilayangkan untuknya. (Aku membencinya.)

"Mwo?!" Mingyu yang barusan melayangkan pertanyaan mendelik kaget, sementara lelaki dengan mata sipit di sebelahnya menghentikan aktivitasnya. (Apa?!)

"Wonw-maksudku Kulkas, kau gila ya?" Soonyoung masih tak percaya atas pendengarannya barusan.

Wonwoo sendiri meletakkan kopinya dan menatap Soonyoung serta Mingyu datar, "Sudah kubilang, aku hanya diminta 'bisa' menyukainya dan mencintainya bukan 'harus'. Jadi apa salahnya."

Mingyu ingin sekali menghajar temannya yang terkenal tak ada hati satu ini, "Eunhye tau kamu cuma bohong?" Tanya Mingyu masih berusaha besabar.

Wonwoo mengangkat bahunya tak tahu dan tak peduli, "Kamu suka dia kan? lusa minggu depan, sehabis dia ujian masuk universitas untuk kuliah gelar magisternya, aku akan berakhir dengannya." Keputusan yang Wonwoo pikirkan akhir-akhir ini sudah bulat.

"Arg! Jeon Wonwoo! Sekali saja bisa tidak sih? Tidak usah membuat seorang gadis menangis?! Kamu ini kulkas atau manusia? Tak ada hati sama sekali!" Soonyoung mengeluarkan unek-uneknya yang ia tahan pada Wonwoo selama lelaki itu berpacaran dengan Yoo Eunhye, ratunya unversitas Yonsei.

Seluruh pengunjung café menoleh pada Soonyoung yang sudah tak peduli lagi akan tatapan-tatapan yang ditujukan padanya, beruntung orang yang duduk di sebelahnya adalah pemilik café, jadi ia bisa sedikit bebas melakukan apa pun di sana.

•••

"Kamu bisa pergi aja, aku gapapa." Eunhye tersenyum tipis pada Wonwoo yang duduk di depannya, lelaki itu tahu ia tak bisa meninggalkan gadis itu walaupun ia mengatakannya untuk pergi.

"Gapapa, aku tunggu kamu. Mulai besok lusa kita udah gak bisa ketemu, kamu ujian masuk unversitas, jadi aku mau di sini aja, temenin kamu." Senyum Wonwoo menutupi semua kebohongan yang ia lontarkan untuk Eunhye.

Eunhye tak membalas apa-apa lagi selain kembali fokus pada laptop dan buku di depannya. Padahal keberadaan laki-laki Jeon itu sangat berpengaruh pada mood-nya saat ini, membuat dirinya makin membenci laki-laki itu.

Sementara Wonwoo sedari tadi bukannya melakukan aktivitas lainnya, fokusnya entah mengapa tertuju pada gadis itu. Hal yang sangat jarang terjadi padanya dalam hubungan mereka selama 2 tahun belakangan ini, bahkan tak pernah. Hingga ia tersadar dan mengedipkan matanya beberapa kali, mengambil ponselnya dan melakukan hal lainnya.

"Neol saranghaji marayo." Eunhye melirik sekilas pada Wonwoo setelah mendengar lirihan lelaki itu. Lelaki itu berpikir bahwa ia mencintainya? Omong kosong apa lagi yang ada di dalam otak seorang Jeon Wonwoo. (Jangan mencintaiku.)

"Neol johahajiman, saranghaji ana." Eunhye membalasnya, dengan fokus matanya masih pada laptop, "Mungkin dulu iya, sekarang sudah tidak, perasaanku sudah hilang." Nada Eunhye sedikit berubah dari apa yang biasa ia lakukan, membuat Wonwoo sedikit terkejut. (Aku menyukaimu, tapi tidak mencintaimu.)

Wonwoo menatap Eunhye hingga membuat gadis Yoo menatapnya balik, "Mworago?" fokus Wonwoo beralih pada gadis itu, "Eonje?" (Apa katamu? / Kapan?)

Eunhye mengernyit heran, "Kenapa? Kamu sendiri kan yang bilang nggak usah mencintaimu? Kenapa sekarang bertanya? Hanya akan meninggalkan luka pada diriku jika berlama-lama mencintaimu. Sekarang terserah, kamu mau kita berpisah atau tidak." Ucap Eunhye yang tak bisa Wonwoo jawab.

•••

"Aku mencintaimu." Wonwoo mengucapkan kata pertamanya pada Eunhye sejak Eunhye mengutarakan isi hatinya beberapa jam yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tantum EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang