Hari ini seperti biasa aku berangkat ke sekolah kemudian duduk di bangkuku.
Eh,
Apa kalian menyadari sesuatu?
Ya.
Setiap awal chapter ini selalu diselipi kata 'biasa'. Mau diganti menjadi lebih 'luar biasa' pun mau bagaimana lagi, kehidupanku begitu-begitu terus, tidak maju juga tidak mundur. Mungkin saja kalau Kak Jimin mau pacaran dengan--
"HAYOH!"
Ck.
Merusak naskah.
"Lagi lamunin Kak Jimin, ya?!"
Berisik.
"Tadi aku lihat lagi,"
Dimana?
"Di depan kantin, jarang sekali pagi-pagi Kak Jimin di sana"
Itu benar.
Jimin dengan kantin memang kombinasi yang jarang sekali beriringan. Mereka seakan matahari dan bulan yang hanya akan satu gandengan setiap gerhana saja.
Namun itu kesempatan emas, harus bergegas per--
"Ah! Dia tadi sama cewek yang di snapgram kemarin malam"
Jungkook asu.
++
Bohong besar kalau aku tidak tertarik dengan apa yang kini sedang Jungkook persentasikan.
"--dengar dari temanku, katanya dia memang dari pertama masuk ke sini sudah dekat dengan kak jimin,"
Menurut penjelasan Jungkook beberapa menit lalu, gadis itu bernama Yoona, dia anak kelas dua yang mana secara kebetulan satu kelas dengan Kak Jimin. Dia tidak tampak seperti gadis bersifat rubah yang selalu ada di sinetron-sinetron malam di televisi, namun tidak menutup kemungkinan kalau dia memang sengaja datang ke sekolah ini untuk mendekati Kak Jimin.
Ya, itu mungkin saja.
"--katanya lagi sih, cewek itu dari awal masuk selalu diantar-jemput kak jimin" Jungkook belum selesai berbicara, dia menyuapkan keripik kentangnya ke mulut lantas melanjutkan, "bahkan tadi pagi ada yang bilang mereka diantar oleh mamanya kak jimin"
TIDAK MUNGKIN.
"Ish jangan mewek! itu kan baru rumor!"
"Siapa yang mewek?!"
"Itu kenapa bengong mulu?"
"Lagi bengong aja! bukan lagi mewek!"
"Kenapa marah-marah mulu sih?! Aku kan khawatir!"
Tai kambing.
Kalau berbicara coba selaraskan dengan mimik muka. Seringai menahan tawanya bisa dengan jelas aku lihat.
"Terus kamu mau gimana, Tae?"
"Gimana apanya?"
"Cari cara buat deketin kak jimin"
"Ini yang mau punya pacar aku atau kamu sih?!"
Jungkook mengedikkan bahu sok acuh, pikirannya kali ini tidak dapat tertebak. Dia memang orang menyebalkan yang gemar terjun ke urusan percintaan orang lain, pun punya rasa ambisi yang besar--namun melihatnya bersikeras seperti ini betul-betul patut dicurigai.
"Sekarang lagi tren buat ngambil pacar temen,"
Apa?
Apa yang bocah ini pikirkan?
"Jadi aku bakal bantu kamu, Tae!"
Si bajingan ini kini memandang kastaku sederajat dengan para sampah itu.
"AW TAE! SAKIT! TAE JANGAN TENDANG BURUNGKU!"
Dia pantas mendapat lebih dari ini.
+++++++
It's getting boring, right????
BUT I PROMISE THE NEXT CHAPTER TAEHYUNG SHOULD MUST BE MEET JIMIN
I miss them):
BTW
Kalau kalian suka ceritanya klik tombol vote,
Kalau kalian ngerasa cerita ini ada kekurangan bisa kritik dan saran di kolom komentar,
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan cinta adalah ilusi
FanfictionAku berniat untuk pergi, tidak mau mengambil resiko dipergoki oleh orang lain-apalagi jika orang itu adalah Jiminnya sendiri. Saat aku mengangkat wajah, hendak berbalik kembali ke kelas, mata kami bertemu. Seperkian detik, hanya seperti itu. Hingga...