Parah

26 4 1
                                    

Galau.

Perkataan Jungkook siang tadi sukses menampar egoku--atau bahkan si kelinci bongsor sialan itu sudah dari awal menyentil sisi harga diri seorang Taehyung.

Bukan enggan mendekati pujaan hati, tapi siapa yang bisa menjamin usaha keras membuahkan hasil? Mending kagumi dari jauh saja, kan?

"Bohong,"

Kentang goreng lembek di atas piring dia jadikan alat penunjuk dadakan, menggantikan jari telunjuknya, menyerang sadis;

"Pembohong, wajah horny-mu berkata sebaliknya"

"Wajahku tidak horny! Aku bukan orang mesum sepertimu!"

"Jujurlah, Tae"

"Aku bilang bukan! Jangan samakan aku dengan orang yang bercinta tidak tahu tempat seperti kalian!"

Bola mata Jungkook membulat, telak penasaran, "kamu kenapa bisa tahu?"

Lalu bayang-bayang saat Kak Yoongi menggerus Jungkook di dapur lewat tanpa permisi, dilanjutkan adegan panas di sofa ruang televisi; Kak Yoongi benar-benar gagah di sana, walau kasar dan egois, aku bisa mendengar suara Jungkook yang terus berkata;

"Ja-jangan di sanahh"

Atau semacam,

"Kak ayo isti--ah! Kak Yoongi!"

Gila.

"Tae wajahmu memerah!" Jungkook panik, entah atas alasan apa, "apa kamu tengah membayangkannya?! Astaga orang mesum!"

"Tidak!"

"Lihat! Kamu lebih merah sekarang!"

"Jungkook!!!!"

Kerlingan matanya membuatku bergidik. Dia jago dalam menggodaku, terlebih lagi, apa dia tidak malu diintip temannya saat sedang melakukan adegan tidak senonoh?.

"Jangan khawatir, Tae. Aku yakin Kak Jimin lebih panas dari Kak Yoongi"

Aku menggetok kepalanya menggunakan buku menu, dia mengaduh kemudian cemberut.

Kami memang sengaja pergi ke cafe dekat sekolah untuk sekadar makan dan mendinginkan badan. Tempat ini tidak terlalu ramai dan memiliki sofa empuk juga interior yang memberi kesan hangat.

Yah, walau pada awalnya aku menolak untuk datang sebab Jungkook bilang ini tempat kerja paruh waktu kekasihnya, setelah mencoba banana pancake-nya, aku akui ini tidak buruk.

Jangan begitu, aku sudah sering menjadi nyamuk di antara mereka, wajar kan kalau merasa sedikit muak?.

):

Ring!

Kelebihan lainnya yang aku sukai, saat seseorang masuk akan terdengar bunyi lonceng; tidak memekakkan telinga juga tidak mengganggu obrolan. Itu pas.

"Tae, lihat!"

Refleks mengikuti arah jari telunjuk Jungkook, aku tertegun sejenak.

Waktu menjadi seperti melambat, pandanganku tidak segera lepas dari siluet laki-laki satu tahun di atasku; mengikuti pergerakannya menuju pintu bertuliskan, 'khusus pegawai' dan kemudian hilang di balik sana.

"Kamu pasti sengaja!"

Jungkook mengernyit, dia baru saja flirting dengan Kak Yoongi yang juga baru datang. Menjijikkan.

"Apa maksudmu?"

"Kamu pasti tahu Kak Jimin bekerja di sini"

"Enak saja! Aku bukan stalker Kak Jimin"

bukan cinta adalah ilusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang