☘️ 1/5 ☘️

3.6K 444 23
                                    

Tak pernah ada yang tau tentang masa depan. Tak pernah ada yang bisa mengubah masa lalu. Dan sang waktu, adalah sosok yang paling kejam dan egois. Dimana ketika ia telah berlalu, ia takkan pernah berbalik untuk kembali. Takkan pernah -sekuat apapun kau meminta.

Jujur, kau selalu berpikir jika saja dulu yang menemukan Tenko kecil adalah All Might dan bukannya All For One, apakah sekarang pemilik bakat 'pembusukan' itu akan menjadi pahlawan yang hebat? Dikelilingi oleh teman-teman yang peduli padanya, dan tentu saja tidak akan hidup dalam bayang-bayang kegelapan yang dipenuhi kebencian.

Setiap kali pemikiran itu melintas dalam benakmu, saat itu pula kenyataan seolah menamparmu.

Kau tau pemikiran itu sangatlah bodoh. Tidak ada gunanya menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Tapi meskipun otakmu memerintahkan untuk tidak memikirkannya, tetap saja kau tidak bisa mengabaikan fakta yang terpampang nyata di depanmu.

Sejak kau tanpa sengaja mendengar percakapan All Might bersama dua orang yang kau ketahui sebagai Gran Torino dan petugas Naomasa Tsukauchi ketika pahlawan nomor satu itu menjalani pengobatan di rumah sakit, pandanganmu terhadap Sang Ketua Aliansi Penjahat pun sedikit berubah.

Terlepas dari statusmu sebagai Pahlawan ataupun warga sipil, kau tentu saja tidak membenarkan segala tindak kejahatan yang dilakukan oleh Shigaraki Tomura. Pria itu mungkin menjadi buronan paling dicari untuk dijebloskan ke penjara Tartarus tempat All For One mendekam saat ini.

Dulu, kau pun menargetkannya. Kau bertekad untuk menangkap Shigaraki dan melemparkannya ke penjara dengan tanganmu sendiri.

Lalu sekarang, setelah mengetahui bahwa mungkin All For One hanya memanfaatkan 'kepolosan' Shigaraki, apakah tekadmu juga berubah?

Harus kau akui mungkin memang akan ada sedikit perubahan. Jika dulu kau ingin menangkapnya untuk memenjarakannya, sekarang kau ingin menangkapnya untuk menyelamatkannya.

"Kurasa tanganmu sudah mulai membaik, mungkin dengan beberapa tahap pengobatan lagi Anda bisa keluar dari rumah sakit."

Pendar kehijauan di telapak tanganmu menghilang begitu kau selesai melakukan pemeriksaan. Sebagai pemilik bakat 'penyembuhan', kau memang lebih sering ditugaskan di rumah sakit daripada di jalanan. Meski begitu, tak jarang pula kau bertugas di luar dan bertarung bersama Pahlawan lainnya.

"Tidak bisakah aku pulang sekarang saja? Lagipula, tanganku sudah sembuh 'kan?"

"Aku bilang sudah mulai membaik, bukan sudah sembuh 'kan?" Kau berkata tanpa mengalihkan pandangan dari clipboard di tanganmu.

Pria kurus berambut kuning yang tidak lain adalah All Might itu hanya bisa menghela napas mendengar kalimatmu.

Kau mengerti mungkin 'mantan' Pahlawan Nomor Satu itu merasa tidak nyaman berada di rumah sakit terlalu lama. Hey, memang siapa yang betah lama-lama menjadi pasien di rumah sakit? Tidak ada 'kan?

Kau bisa melihat pria bernama lengkap Yagi Toshinori itu kini seolah tengah melamun dan terhanyut dalam pikirannya. Pandangan matanya tampak menerawang jauh dan kau melihat ada kesedihan disana.

Bisakah kau menebak bahwa kesedihannya itu mungkin bukan berasal dari kenyataan bahwa dia tidak bisa pulang? Melainkan datang dari percakapannya bersama sang Guru dan petugas Tsukauchi beberapa waktu lalu.

Gran Torino mengatakan bahwa mungkin sekarang All Might tidak memandang Shigaraki sebagai penjahat lagi, melainkan sebagai cucu dari mendiang gurunya setelah mendengar pernyataan yang mengejutkan dari All For One.

Perubahan cara pandang All Might terhadap Shigaraki sekarang tidak mengejutkanmu, sebenarnya. Karena kini, pandanganmu pun sedikit berubah terhadap Sang Ketua Aliansi Penjahat itu.

"Yagi-sensei, apakah menurutmu kita bisa menyelamatkan seseorang yang sudah terlalu jauh tenggelam dalam kegelapan?"

All Might sedikit tersentak mendengar pertanyaanmu. Manik biru kehijauan pria kurus itu kini beralih padamu yang balas menatapnya.

"Bisakah kita menyelamatkan orang itu?" Tanyamu lagi.

"Siapa yang kau maksud dengan 'orang itu'?"

Cukup lama kau terdiam hingga sebuah nama meluncur bebas dari celah bibirmu.

"Shigaraki Tomura ..."

Pupil Sang Mantan Pahlawan No.1 itu mengecil.

All Might tidak bisa lebih terkejut lagi mengetahui bahwa mungkin kau sudah mendengar sesuatu yang beberapa waktu ini menjadi beban pikirannya.

******

Di ruangan yang gelap, terlihat seorang pria tengah duduk di depan sebuah komputer.
Komputer yang menampilkan sebuah permainan itu menjadi satu-satunya sumber cahaya di ruangan tersebut.

Pria itu, Sang Ketua Aliansi Penjahat bernama lengkap Shigaraki Tomura tak hentinya menatap sebuah kotak di tangannya. Ketika kotak itu terbuka, ada beberapa benda kecil berwarna merah yang dia ambil dari mantan sekutunya. Chisaki Kai, atau lebih dikenal dengan julukan Overhaul.

Kalau Shigaraki tidak salah ingat, benda ini yang membuat Compress tidak bisa menggunakan bakatnya ketika benda yang seperti peluru ini mengenai tubuhnya.

"Penghapus bakat, ya?" Shigaraki bergumam. Jika ia menempatkan benda ini ke tubuh para pahlawan, mungkin itu akan mempermudah dalam menjalankan misinya.

Ah, membayangkan para pahlawan kehilangan bakat mereka hingga akhirnya dia mengubah sekumpulan omong kosong itu menjadi debu rasanya sangat menyenangkan.

Shigaraki menyeringai kejam. Pemuda berambut biru muda itu tidak sabar untuk kembali memulai aksinya.

"Tunggu saja, Hero. Aku akan menyingkirkan hama seperti kalian dan menjadi Penguasa Dunia Bawah selanjutnya."

.
.

*****

Words : 770

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Words : 770

Kamis, 10 September 2020

Enemy || Shigaraki Tomura [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang