Shigaraki membenci banyak hal. Dan sesuatu yang paling dibencinya tentu saja adalah pahlawan. Termasuk seorang pahlawan pemilik rambut [hair color] serta mata [eye color] yang menyebalkan. Kenapa matanya menyebalkan? Karena Shigaraki selalu merasa terganggu dengan tatapannya. Tatapan mata [eye color] itu seolah menembus kepalanya. Dia tidak pernah bisa menatap mata itu lebih dari satu menit ketika mereka bertatapan.
Apakah itu keunikannya?
Tapi setahu Shigaraki, keunikan orang itu adalah 'penyembuhan'. Suatu bakat yang cocok untuk Liga Penjahatnya karena mereka tidak memiliki penyembuh dalam kelompok.
Ah, sial. Lagi-lagi pemikiran konyol itu melintas di kepalanya. Bagaimana mungkin dia berpikir bahwa Pahlawan itu cocok untuk Liga? Sepertinya terlalu lama berdiam diri di tempat persembunyian yang baru tanpa melakukan apa-apa membuat otaknya sedikit bergeser.
Mungkin beberapa permainan bisa membuat pikirannya lebih baik? Karena bagaimana pun, dia harus menyusun rencana untuk pergerakan Liga selanjutnya.
Setelah bergelut dengan pikirannya, akhirnya Shigaraki memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyian dan pergi menuju tempat yang biasa ia datangi untuk mendapatkan video game.
Hari itu cuaca sedang cerah. Sangat cerah hingga membuat Shigaraki menyipitkan mata begitu sinar matahari menerpa tubuhnya. Sinar itu seolah membakar kulit. Ck! Itulah kenapa dia selalu berharap cuaca buruk atau bahkan terjadi badai jika dia pergi keluar. Alasannya adalah, tentu saja karena terlalu banyak orang yang berlalu lalang di kota jika cuaca cerah seperti ini.
Ditariknya tudung Hoodie hitam ke atas kepala sebelum kaki berbalut sepatu merah itu mulai berjalan di antara lalu lalang warga kota. Shigaraki terus berjalan dengan kepala tertunduk hingga sebuah suara menarik perhatiannya.
"HEY! KUBILANG BERHENTI!"
Suara yang tidak asing.
Ketika Shigaraki mengintip dari balik poni biru mudanya, manik semerah darah pria itu melihatmu tengah mengejar seseorang. Mungkin itu pencuri? Memang apa lagi yang dikejar Pahlawan selain pelaku kejahatan?
Dasar bodoh. Memangnya pencuri itu akan berhenti ketika kau bilang berhenti? Shigaraki mencemooh.
Semua orang menyingkir ketika sang pencuri berlari ke arah mereka. Saat melewati Shigaraki, pencuri itu jatuh tersungkur akibat cekalan kakinya.
Jangan bertanya kenapa Shigaraki melakukannya. Karena dia pun tidak tau. Pria itu hanya merasa raut wajahmu yang kualahan sangat menggangunya. Hey, kemana perginya ketangkasanmu ketika kau menghadapinya dulu?
Shigaraki kembali melanjutkan langkahnya ketika kau berhasil meringkus pencuri itu. Yah, baiklah. Anggap saja apa yang dia lakukan adalah bentuk dari kemurahan hatinya yang jarang terjadi.
.
.
.Awan kelabu menghiasi angkasa. Guntur saling bersahutan di tengah derasnya guyuran air hujan. Siapa yang tau akan turun hujan disaat sebelumnya cuaca terang benderang? Lagipula, reporter di berita prakiraan cuaca tidak mengatakan bahwa hari ini akan hujan.
Untunglah ibumu menyelipkan payung ke dalam tasmu sebelum kau pergi keluar rumah. Mungkin ini yang disebut dengan naluri seorang Ibu? Entahlah, yang jelas kau sangat berterima kasih pada wanita berharga yang telah melahirkanmu ke dunia itu.
Untuk terakhir kalinya, kau melihat ke dalam toko video game tempatmu berada sekarang. Jika bukan karena permainan yang kau tunggu peluncurannya akhirnya keluar hari ini, kau tidak mungkin menyia-nyiakan waktu liburmu hanya untuk terjebak disini. Kau bisa melihat orang-orang masih bertahan di dalam toko. Mungkin mereka juga tidak menyangka akan dipermainkan oleh cuaca.
Jika dilihat dari intensitas curah hujan dan awan yang bergumul di langit, cuaca buruk ini tidak akan cepat berakhir. Mungkin mereka akan memilih berkumpul di dalam untuk menunggu hujan reda. Lagi pula, orang gila mana yang akan menerobos hujan dengan video game kesayangan mereka di tangan?
Ketika kau berdiri di luar tepat di dekat pintu masuk dengan payung membentang di tangan, sekelebat bayangan berjalan melewatimu. Manikmu mengerjap sebelum mengikuti sosok itu dengan tatapanmu. Entah kenapa postur tubuh dan setelan hitam itu terasa tidak asing bagimu.
Setelah memperhatikan dengan seksama, akhirnya kau menyadari bahwa sosok itu adalah orang yang secara tidak langsung telah membantumu dalam menangkap pencuri beberapa jam yang lalu.
Tanpa menunggu waktu lama, kau segera bergegas menyusulnya dengan payung yang melindungimu dari tetesan air hujan.
"Hey..."
Kau menyapa orang itu ketika kau berhasil menyusul dan menyamakan langkahmu dengannya.
"Aku belum mengucapkan terimakasih karena kau telah membantuku menangkap pencuri itu."
Kernyitan timbul di wajahmu ketika kau tak mendapat respon dari lawan bicaramu. Orang itu malah semakin menundukkan kepala dan mempercepat langkah kakinya.
"Ya ampun, kenapa jalannya cepat sekali?" Kau bergumam sebelum berlari kecil untuk kembali mengejarnya, "Hey, kita bisa berbagi payung bersama. Kau bisa sakit jika hujan-hujanan seperti itu."
Kau mencoba merendahkan kepalamu untuk melihat wajah orang itu yang tertutup oleh rambut dan Hoodie hitamnya. Sekilas kau bisa melihat bibirnya yang pecah-pecah.
Apakah itu kekeringan?
Belum sempat kau menyuarakan pertanyaanmu, orang itu akhirnya membuka suara.
"Berhenti mengikutiku, atau aku akan membunuhmu."
DEG
Kau berhenti berjalan. Kakimu seolah terpaku di tempatmu berpijak hingga yang bisa kau lakukan hanya menatap punggungnya yang semakin menjauh dengan mata terbelalak.
Suara itu ....
Meski kau tidak bisa melihat wajahnya, kau tidak mungkin tidak mengenali suara itu. Suara yang penuh dengan ancaman itu mengingatkanmu pada seseorang.
"Shigaraki ... Tomura?"
.
.*****
Words : 810
Sabtu, 12 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy || Shigaraki Tomura [✓]
Fiksi PenggemarShigaraki tidak menyukai pahlawan. Baginya, pahlawan hanyalah omong kosong yang tidak berguna. Tapi bagaimana jika suatu saat dia malah terpikat pada omong kosong itu? . . . aisenproject : Enemy Boku No Hero Academia © Kohei Horikoshi Cover © chlvra...