Shigaraki membuktikan kata-katanya. Dia tidak membunuhmu karena berpikir bahwa kau akan berguna untuk Liga Penjahat. Itu terbukti. Kekuatan penyembuhmu memang berguna untuk Liga. Biasanya jika ada yang terluka, mereka akan mengobati diri mereka sendiri dengan pengobatan seadanya atau meminta dokter yang dibayar All For One untuk mengobati mereka. Tapi semenjak kau 'tinggal' bersama kelompok penjahat itu, tentu saja semuanya telah berubah.
Sikap mereka pun perlahan berubah dalam memperlakukanmu. Mereka tidak memperlakukanmu sebagai tawanan atau sandera lagi, melainkan sebagai bagian dari 'keluarga' mereka.
Ah...
Keluarga, ya?
Kau ingin tau, bagaimana kabar keluargamu sekarang?
Sudah tiga bulan kau 'ditahan' di tempat persembunyian Liga Penjahat. Selama itu pula kau tidak bisa menghubungi keluargamu. Bagaimana mungkin bisa disaat ponselmu sudah berubah menjadi debu akibat ulah Shigaraki? Pria itu bisa bersikap menyebalkan jika dia mau. Dengan dalih agar kau tidak menghubungi polisi atau rekan pahlawanmu, Shigaraki menghancurkan ponselmu begitu saja. Padahal itu ponsel barumu. Tapi sekarang benda persegi itu kini tinggal kenangan saja.
Kau pun yakin kabar menghilangnya dirimu sudah menyebar ke seluruh pelosok kota. Dari berita yang kau lihat di televisi, kau bisa tau bahwa baik pihak keamanan maupun Pahlawan tengah melakukan pencarian untuk menemukan keberadaanmu.
"Apa-apaan dengan ekspresimu itu?"
Sebuah suara membuatmu tersentak dari lamunan. Kau menoleh hanya untuk melihat Shigaraki tengah berjalan ke arah sofa usang tempatmu duduk saat ini. Pria itu diam sejenak sebelum mendudukkan dirinya di sebelahmu.
Satu lagi perubahan tak terduga yang kau dapatkan. Yap, hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah sikap Shigaraki padamu. Beberapa bulan mengenalnya, membuatmu mulai mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang dia lakukan secara sadar atau pun tidak sadar. Seperti halnya marah-marah jika rencananya tidak berjalan sesuai yang diharapkan atau menggaruk lehernya untuk menghilangkan kecemasan.
Seperti yang dia lakukan saat ini.
Kau segera meraih tangan Shigaraki untuk menghentikan apa yang dia lakukan. Tindakanmu sontak membuat pria itu menatapmu di balik 'ayah' yang menutupi wajahnya. Dulu mungkin kau tidak akan berani untuk melakukan ini karena kau tau Shigaraki tidak suka jika seseorang menyentuhnya. Tapi seperti yang kubilang, semuanya berubah seiring berjalannya waktu.
Rasa sejuk menjalar ke seluruh tubuh Shigaraki saat pendar kehijauan dari telapak tanganmu mulai mengobati luka di leher pucatnya.
"Kenapa? Apa yang mengganggumu, Tomura?"
Tomura ...
Shigaraki selalu menyukai saat kau mengucapkan namanya. Tidak salah dia menyuruhmu memanggilnya dengan nama depannya beberapa waktu yang lalu, karena nama itu terdengar bagus saat kau mengucapkannya.
Pria berambut biru muda itu tidak tau persis bagaimana ini dimulai. Perasaan aneh yang pernah dia rasakan padamu semakin berkembang sejak kau tinggal disini. Shigaraki tidak tau apa namanya, tapi perasaan itu membuatnya ingin terus berada di dekatmu, melihatmu, dan enggan untuk melepaskanmu.
Kalimat terakhir kembali membawa perasaan tidak menyenangkan bagi Shigaraki. Dia tau kau mungkin ingin pulang dan berkumpul kembali dengan keluargamu, tapi membayangkan kau pergi dari sini dan tidak akan pernah kembali entah kenapa membuatnya marah dan .... takut.
Shigaraki takut jika dia melepaskanmu, kau tidak akan pernah kembali padanya.
Pemikiran yang konyol. Shigaraki tau itu.
Jika dulu dia tidak membiarkanmu pergi karena dikhawatirkan kau akan memberitahukan tempat persembunyian Liga, kali ini berbeda. Alasan dia tidak membiarkanmu pergi karena dia tidak ingin kehilanganmu.
Shigaraki tumbuh dengan perasaan tidak dicintai, hampir sepenuhnya ditinggalkan. Ketika kau memasuki hidupnya, itu seperti cahaya terang di dunianya yang sangat gelap. Dia tidak pernah mengerti mengapa kau memilih untuk bertahan, padahal bisa saja kau melarikan diri saat tidak ada orang di markas karena mereka menjalankan tugas masing-masing.
Apakah karena ancamannya?
Shigaraki memang mengancam jika kau pergi dari sini, maka dia dengan senang hati akan menghabisi keluarga dan juga teman-temanmu.
Tapi semua itu hanyalah ancaman kosong sekarang.
"Apa kau ingin pulang?"
Pertanyaan mengejutkan dari Shigaraki mau tidak mau membuatmu tersentak dibuatnya.
"A-apa katamu?"
"Kau mendengarku." Sahut Shigaraki tanpa menatapmu.
Tentu saja kau mendengarnya. Telingamu masih berfungsi dengan baik. Kau hanya tidak menyangka Shigaraki akan menanyakan hal itu.
Apakah kau ingin pulang?
Pertanyaan itu terdengar lucu.
Tentu saja kau ingin pulang. Kau merindukan ibumu, kehidupanmu, dan juga teman-temanmu. Tapi bukankah Shigaraki sendiri yang bilang kalau kau tidak bisa pergi dari sini? Tidak tanpa persetujuannya.
"Jika kau pergi dari sini, apakah kau tidak akan pernah kembali?" Tanya Shigaraki lagi.
"Apakah kau akan membiarkanku pergi?"
"Aku tidak mau." Jawabnya cepat.
Saat kau hendak membalas perkataannya, kalimat Shigaraki selanjutnya berhasil membuatmu terpaku.
"Tapi tidak mau bukan berarti tidak bisa. Aku akan melepaskanmu jika itu membuatmu lebih baik. Mungkin memang benar. Kau tidak pantas berada di sini. Kau terlalu terang, bahkan untukku."
Kau masih membisu saat Shigaraki berbalik mengahadapmu. Menatapmu beberapa saat sebelum tangannya meraih 'ayah' dan meletakkannya dengan hati-hati di sisinya yang lain. Kau tau bahwa mata Shigaraki selalu terlihat semerah darah. Mereka begitu cantik meski tidak ada kehangatan di dalamnya.
Dulu ketika kau menatap matanya, iris merah delima itu selalu terlihat dingin dan berkilat agak gila. Tapi sekarang, kegilaan itu lenyap ketika dia bersamamu.
Kau bisa melihat Shigaraki semakin bersandar semakin dekat padamu. Ketika jarak wajahnya hanya beberapa senti darimu, kau reflex menutup matamu.
Seperti yang kau duga, bibir Shigaraki terasa kering dan pecah-pecah. Meski tidak separah dulu, karena selama disini kau memberinya saran dan perawatan untuk mengatasi efek dari Quirk miliknya.
Apakah ciuman ini adalah salam perpisahan? Karena jika kalian bertemu kembali setelah kau keluar dari sini, semuanya tidak akan sama lagi.
Kau dan Shigaraki itu berbeda. Terlalu berbeda hingga terasa menyesakkan dada.
"Pergilah, [Name]. Aku mengizinkanmu untuk meninggalkan tempat ini..."
... dan aku
.
.
.FIN
Words : 892
Senin, 21 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy || Shigaraki Tomura [✓]
FanfictionShigaraki tidak menyukai pahlawan. Baginya, pahlawan hanyalah omong kosong yang tidak berguna. Tapi bagaimana jika suatu saat dia malah terpikat pada omong kosong itu? . . . aisenproject : Enemy Boku No Hero Academia © Kohei Horikoshi Cover © chlvra...