BAB 2

10 1 0
                                    

"Kemana ya,kok bisa gue lupa naro sih?"

Kenapa ketika dirumah, gue baru inget kalau smartphone gue gak tau ada dimana. Mungkin gak kalo ketinggalan dikampus,ayolah ini udah malem.

Gue terus membongkar lemari buku dan tidak juga menemukan benda kotak itu. 'Come on Raka! Coba lo inget - inget.' Ujar gue dalam hati.

"Mah,liat hp Raka gak?"

"Ya mana mama tau Raka,kamu nih ada - ada aja. Lagian emang awalnya ditaro mana tumben banget nyari hp?"

Sambil terus mengacak - acak isi tas kerja dan menahan kesal,gue teringat sesuatu setelah mendengar jawaban mama. "Perpus!"

Gue beralih mengambil kunci motor dan berpamitan dengan mama. "Mau kemana Raka?,kamukan baru selesai bersih - bersih belum juga istirahat."

"Ngambil hp mah,di kampus. Assallamualaikum"

"Waalaikumsallam. Hati - hati,dasar Raka. Begini nih punya anak bujang kelamaan jomblo. Pikun deh..."

"Mahhhh...."

Gue pun tancap gas, setelah mendengar ibu kandung gue sendiri jelekin anaknya. Punya smartphone menurut gue gak terlalu penting,tapi ini penting karena gue harus pindahin berkas yang baru aja gue ambil. Ya udah iya,penting gak penting.

Jarak kampus dan rumah lumayan deket jadi gue gak perlu nunggu waktu lama buat sampe ke tempat itu. "Pak Sam,saya boleh minta kunci perpus?" Tanya gue setelah memarkirkan motor didepan gerbang kampus yang tertutup sebagian.

"Loh,bapak bukannya jam kuliah udah kelar?"

"Ia pak,hp saya ketinggalan di Perpus." Jawab gue santai.

Terlihat wajah kaget dan sempat terdiam sesaat, gue heran kenapa pak satpam begitu. "Oh, tadi saya juga dapet laporan kehilangan hp pak, baru aja orangnya kesini."

Gue menaikan sebelah alis,tanpa ekspresi yang nampak jelas. "Siapa pak?"

"Cewek tapi pake masker hitam gitu,saya juga gak tau karena ketutup masker. Saya juga beberapa kali sempet liat dia masuk kampus pake masker yang sama..."

"Bapak liat rambut dan perawakannya?"

Pak satpam berpikir sejenak,gue yang mendengar itu sempet heran. Karena setau gue jarang ada mahasiswi dikampus ini yang seringnya pakai masker hitam.

"Ramb-"

"Stop,bawa motor yang bener kek."
Gue mendengar suara motor berhenti tepat di belakang gue. Dan terlihat seorang cowok dan cewek mendekat ke arah gue dan satpam. "Assallamualaikum pak Sam..."

"Waallaikumsallam" jawab gue dan pak satpam bersamaan.

"Tunggu,anda yang ngomelin saya tadi siangkan?!"  Ujar seorang cewek yang kini wajahnya berubah menjadi heran. Gue juga baru tersadar bahwa gadis ini yang menumpahkan air dan memarahi gue dimuka umum tadi siang. Mau apa dia kemari?

Gue pun berbalik menghadapnya yang tingginya hanya sebatas bahu gue. Ya, gue memiliki tinggi yang lebih dari pada gadis di hadapan gue sekarang. "Mau apa kamu kemari,mau adu argumen lagi?"

"Udah Bin,ini urusan cowok kalo dia masih mau ngajak lo ribut." Ujar cowok yang mencoba menarik mundur gadis itu,entahlah. Mungkin pacarnya? Dasar, bocah. Gue dengan santainya menatap meminta jawaban. "Ya enggaklah,males banget adu argumen sama situ..." ujar gadis itu pelan.

Mr. Ambyar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang