BAB 1

23 0 0
                                    


"Sorry - sorry gue gak sengaja,botol minum gue nih punya kaki jadi kena lo deh hehe. Sorry ya..." ujar gue dengan cepat dan sedikit bercanda. Ya semoga aja itu orang gak marah gara - gara lemparan botol minuman ulah sahabat gue.

'Kok gak ada sautan,jangan - jangan marah beneran sama gue' pikir gue cepat.

Sambil meraih botol yang sebelumnya jatuh didekat kakinya gue reflek mendongak karena gak ada jawaban. Gue baru sadar,kalau botol itu udah kebuka tutupnya dan air mineral didalamnya udah tinggal sedikit. Hebat!,itu air habis kena bajunya.

"Gimana?udah puas ngerusak hari saya?" Ujar cowok itu datar.

Gue bingung setengah jadi,gue nyoba senyum tapi dibalas tatapan tajam persis kayak silet. Mata gue mencoba buat nyari sahabat yang bikin ulah ini,tapi tepat!dia ngilang.

"Gue minta maaf sama lo,tadi tuh-"

"Apa?liat nih baju saya basah karena kamu!, dan gak usah banyak alesan. Buang waktu saya aja."

Cowok itu berlalu begitu aja,gue beneran bengong sampe rasanya baru aja mimpi liat manusia seangkuh itu. Tapi gue berusaha tetap merasa normal,karena mungkin orang lain akan berlaku demikian kalau jadi cowok tadi. Ya,walaupun enggak semua orang.

Setelah kejadian tadi,gue memutuskan ke kantin nyari manusia yang bikin gue jadi dimarahin cowok tadi.

"Nah itu dia..."

"Aduh Bin,ampun. Kuping gue jangan lo tarik - tarik. Aww" ujarnya bikin riuh satu kantin,eh enggak kok. Satu meja aja cukup. Btw,berhubung gue udah gregetan jadi ya gue jewer aja kupingnya.

Gue beralih untuk duduk disamping Gabriel,iya dia yang beberapa jam lalu bikin ulah ngelempar botol dan akhirnya mengenai cowok angkuh dan datar itu.
Oh iya nama gue Bintang, gue bersahabat sama Gabriel atau biasa gue panggil El udah lama. Sampe gue merasa bosen,eh enggak ko bercanda,Haha.

"Bagi cirengnya..."

Gabriel udah gak aneh liat kelakuan gue yang doyan makan. "Ya Allah Bin,sisain dikit kali. Udah kuping gue dijewer sekarang makanan gue lo embat."

"Tunggu,ada juga gue yang marah. Gara - gara ulah lo,gue abis - abisan dijutekin manusia yang dinginnya kayak kulkas 2 pintu."  Ujar gue sambil sesekali berhenti mengunyah.

"Hehe,ya maaf tadi gue dipanggil dosen karena udah janji mau bantuin."

"Ya,tapikan lo bisa minta maaf dulu sama orangnya. Jangan malah jadi gue yang kena omelan."

"Emangnya lo diomelin apaan?,dia gak kasarin lo kan?"

Gue gak menjawab pertanyaan itu,karena mata gue menangkap seseorang dikejauhan. Orang itu berjalan tenang,dengan keadaan sekitar yang terkesan kagum sama ketampanannya. Fix!,itu manusia flat.

"Bintang!" Panggil El.

"Lo ikut gue, cepetan."

Gue menarik kerah baju Gabriel cepat sampai dia harus mengeluarkan uang disakunya lalu menaruhnya dimeja dengan terburu - buru. "Mau kemana sih Bin,"

"Lo harus bilang sama orangnya,El."

"Hah?!"

Sepopuler apa manusia angkuh di ujung lorong yang dengan santainya berjalan sambil membaca buku,hampir semua gadis di kampus ini terlihat begitu mengagumi makhluk aneh ini. Jujur gue gak marah sama dia,tapi rada gemes aja gitu. Kok bisa?,makhluk kaya dia yang yaa lumayan ganteng tapi angkuhnya setengah jadi.

Mr. Ambyar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang