"Bintang,El udah siap nih..."
"Iya bun,bentar lagi. Aku lagi nguncir rambut." Jawab gue dari kamar seraya tangan terus mengikat rambut. Gue bercermin dan menatap mantap seluruh badan gue,dan gue siap.
Tunggu,gue baru sadar bahwa hari ini bakal jadi hari yang mungkin adu otot. Gue harus siap menghadap pak Raka yang ternyata dosen dingin dan acuh dikampus gue model dia. Satu tarikan napas cukup buat gue ngerasa ini pemaksaan.
"Gue gak salah,jadi buat apa takut? Selagi dia manusia gue gak takut." Ujar gue pada cerminan diri gue.
"Bin,telat nih. Lama amat dandan lo!" Ujar Gabriel setelah gue keluar dari balik pintu kamar dan menutupnya kembali. "Masalah buat lo,guekan cewek. Beda sama laki kali..."
"Hush,sudah ah. Ayo sarapan dulu Bintang, El udah habis makan juga tuh kasian nunggu." Gue pun duduk setelah mendengar perintah bunda.
"Makan aja lo cepet!"
"Gue laper Bin,mommy gue belum masak tadi. Hehe."
Gue hanya berdehem dan lanjut makan tanpa banyak bicara. Setelah selesai, gue berpamitan dan berangkat bareng Gabriel ke kampus seperti biasanya. Sepanjang jalan gak ada pembicaraan apa - apa soal kejadian semalem. Ya,gue juga males bahasnya.
Gue sama Gabriel masuk kelas yang sama,kita ngambil jurusan Ekonomi. Nah,jadi wajar kalau kita gak tau siapa pak Raka yang nyebelin itu.
Sesampainya dikampus, "Gue cari Fando dulu ya Bin,lo ke kelas aja duluan."
"Ya udah oke..."
Guepun berjalan menyusuri lorong kampus dan menaiki tangga lalu memasuki kelas yang berada di lantai lima. "Bin,tugas udah kelar kan lo?"
"Udah ko Qesy,oh iya guekan mau ketemu pak Raka." Ujar gue yang baru aja inget ada janji,ralat! Janji paksaan. Sontak cewek - cewek di kelas gue pun menoleh karena gue yang sempat menyebut nama manusia kutub utara itu.
"Lo ada janji sama pak Raka?,demi apa?" Kata Fira
"Gue ikut dong,pengen liat wajah gantengnya itu loh..." kata jenne
"Gue pengen minta nomor telephonenya..." lola menambahi.
Dan masih banyak ucapan aneh dari temen - temen kelas gue yang lain. Apa bagusnya manusia model Raka itu?,jutek,dingin,dan angkuh mah iya. Huh!...
Dari pada gue makin ditanya - tanya gak jelas,gue memilih kabur dan lari dari para temen kelas gue itu. "Bintangggggg!""Tungguin gue..."
'Gue lari kemana ya,pada cepet - cepet amat larinya si?!' Kata gue dalam hati.
"Bin lo mau kemana?eh-eh ini ngapain ngejar sahabat gue ... stop-stop." Gue merasa ada suara El yang manggil di antara suara cewek - cewek tadi dan berusaha memberhentikan mereka. Tapi gue terus aja lari demi ngejauh dari fans beratnya manusia kulkas.
"Masih pagi,udah marathon gue!salah gue apa pak Rakaaaaaa!" Teriak gue di lorong sepi yang dekat dengan perpustakaan. Tempat ini emang lumayan sepi,karena udah langka manusia yang suka baca buku. Tempat ini bakal rame,kalau sebagian mahasiswa udah mulai nyari bahan buat skripsi atau tugas lainnya.
Jadi kalau kalian masih membaca buku gue kasih jempol empat. Haha."Saya pikir kamu lupa..."
Gue pun merasa hafal dengan suara itu,suara yang kalo di denger ulang. Bikin gue makin gregetan pengen ngelempar dia ke kawah merapi. Gue menoleh ke arah dimana suara manusia dingin itu berada,dia berdiri dan bersandar tepat disamping pintu perpustakaan yang terbuka. "Dunia ini gak sesempit itu kan Bin..." ucap gue pada diri gue sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Ambyar ✔
RandomGak ada yang lebih menyebalkan selain berhadapan dengan manusia super dingin dan angkuh seperti laki - laki itu. "tapi gue pastikan,hidup dan ke egoisan lo akan ambyar pada waktunya." Tunggu,ini terlalu jahat gak sih? gue rasa makhluk sejenis dia...