BAB 4

8 0 0
                                    

"Pak Raka..."

"Pak halalin saya dong "

"Mata kuliah saya di ajar bapak boleh kali,hahaha"

"Saya tunggu pak di KUA..."

Gue hanya terdiam mendengar suara - suara yang sering disebut saat gue melewati kumpulan para kaum hawa ini. Suara dari kebanyakan buaya betina yang berkeliaran di area kampus.

Rasanya lumayan lega bisa ngehukum gadis itu,ya walaupun sekedar formalitas karena udah berbuat onar walaupun katanya bukan dia. Gue memilih fokus mengajar dikelas setelahnya,gue harap tempat itu sudah bersih saat balik dari mengajar. "Selamat pagi menjelang siang semua!" Ujar gue saat memasuki ruangan.

"Pagi juga pak..." jawab seisi kelas serempak. Gue pun duduk dan beralih mencatat siapa saja yang hadir dan memberikan materi. "Pak saya boleh pulang gak?" Ujar salah seorang mahasiswi setelah beberapa menit gue mengajar.

Gue yang mendengar pertanyaan itu sontak menoleh dan mendapati mahasiswi yang berdiri diantara siswa lain yang duduk. "Mau ngapain?"

"Mau bilang sama papa-mama,kalo saya minta dihalalin bapak." Jelasnya yang mengundang tawa seisi kelas.

"Uuu,ke majlis ulama aja sana lo! Haha" timpal yang lainnya. Gue yang udah sering mendapati kalimat semacam itu hanya diam tanpa ekspresi. "Bapak mah orang saya ngomong,malah di kacangin."

"Saya disini mengajar bukan jadi penghulu buat halalin kamu." Ujar gue singkat padat jelas.

"Kok penghulunya si bapak?"

Gue pun bangkit berdiri dan beranjak dari kelas itu sebab mata kuliah sastra telah usai. "Terimakasih untuk hari ini,saya harap kedepannya bisa lebih fokus dimata kuliah saya." Lagi - lagi dan gak pernah lupa,wajah datar,sikap santai dan gak perduli yang gue tunjukkan.

"Sama - sama pak..." jawab mereka serempak. "Haha kasian lo dikacangin..."

"Dinginnya,berasa pengen kasih aer panas. Haha"

Gue hanya terdiam dan melangkahkan kaki kembali menuju ruangan ternyaman di gedung ini. Dan berharap gadis itu menyelesaikan tugasnya dengan cepat.
"Akhirnya kelar,kalo ada dia dateng pas belum selesai abis gue di bawelin lagi."

Bugh...

Ia berbalik tepat dihadapan gue dan membuyarkan buku yang gue pegang. "Pak?,maaf Bintang gak sengaja..."

Gue hanya memasang wajah malas melihatnya,dia langsung memungut buku yang jatuh dan memberikannya kepada gue. Gue pun mengambil dan melirik ke dalam ruangan dan ternyata tempat itu sudah bersih. "Bagus,sekarang kunci dan ikut saya..." ujar gue dan berlalj menuruni tangga.

"Paaaak,salah saya apa lagi. Kan tadi udah minta maaf ih!" Omelnya kesal. Gue hanya menarik bibir sedikit. Tunggu?,gue tidak sedang tersenyumkan?. Gue harap tidak.

"Tidak ada siaran ulang,ikut sekarang."  Jawab gue dan membiarkannya mengikuti gue dibelakang. Berjalan dengan banyak tatapan heran melihat sesorang dibelakang gue,gue gak perduli dengan keadaan sekitar. Aroma masakan menyeruak hingga ke luar lorong lantai 1 kantin kampus, "pak saya bukan asisten yang bisa di suruh - suruh."

Lagi - lagi dia mengoceh dan membiarkan sekitar riuh dengan bisikan. Gue hanya santai seraya masuk kedalam kantin dan memesan "Jus Alpukat cookiesnya satu sama nasi kuningnya,ka-"

"Apa?,saya suruh ngapain sih?,bawain makanan bapak?" Potongnya dan berbalik memunggungi gue yang tengah memesan makanan. "Kamu mau pesan apa?"

"Hah?,Pak Raka bilang mau pesan apa?"

Gue hanya mengangguk datar,"Bu,buatin aja kalo dia mau pesan apa,nanti bayarnya sekalian sama punya saya..." tambah gue dan beralih meninggalkan dia yang masih diam tak bergeming didepan kedai. Gue berjalan dan memilih duduk sambil menunggu makanan itu datang.
Dengan raut wajah sedikit kesal gadis itu berjalan menghampiri dan duduk tepat dihadapan gue. "Lain kali kalo mau traktir bilang kali pak..." jelasnya.

Mr. Ambyar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang