Disclaimer!
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Drrtt...Drrrt...Drrrt...
"Yeoboseo?"
"Jieun, maaf mengganggumu. Apa kau sedang bersama mina?" Tanya seorang pria diujung sana, nada suara terdengar khawatir dan cemas.
"Tidak, aku sedang diperpustakaan. Ada apa oppa?" Jawab wanita berambut sebahu itu sambil berusaha mengontrol suaranya, agar tak mengganggu pengunjung lain.
"Tadi dia mengirimiku sebuah pesan aneh. Saat aku mencoba menghubunginya, nomornya tidak aktif. Aku takut terjadi sesuatu padanya." Jelas pria itu cepat membuat wanita bernama mina ikut panik.
"Tenanglah dulu. Aku akan keasrama untuk mengecek keadaannya, dia pasti baik-baik saja. Aku akan menghubungimu nanti" tanpa menunggu jawaban dari seberang, wanita itu segera membereskan barangnya dan keluar menuju asrama.
"Jieun-ah!"
Saat berada dilorong asrama menuju kamarnya, wanita itu menghentikan langkahnya dan menoleh saat mendengar suara seseorang yang ia kenal.
"So eun? Ada apa?" Tanyanya tanpa basa basi, saat ini entah kenapa perasaannya merasa tak tenang dan mulai khawatir pada mina.
"Apa kau sibuk? Aku ingin meminta bantuanmu untuk proposal yang ingin kuajukan. Kudengar proposal milikmu telah di acc. Bisakah kau membantuku?" Tanya wanita bernama soeun dengan suara lemah lembutnya yang membuat jieun merasa tak enak hati, jika harus tak menghiraukan wanita itu.
"Kau sudah punya judul?" Tanya jieun buru-buru.
"Aku sudah punya, tapi semuanya ditolak oleh pembimbingku. Aku benar-benar bingung, dimana kesalahanku" jawab soeun menundukkan wajah murungnya.
"Begini soeun, aku bisa membantumu. Tapi aku tidak bisa melakukannya hari ini. Kau bisa memilih hari lain untuk membicarakannya, aku akan menyempatkan waktu untukmu" ujar jieun, berharap soeun tidak merasa kecewa.
"Benarkah? Baiklah, aku akan menghubungimu nanti. Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu, jika tidak lulus tahun ini. Ayahku akan benar-benar membunuhku" seru soeun semangat, seakan ia menemukan harapan hidupnya kembali.
"Hm. Aku janji, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai nanti"
Tanpa menunggu jawaban soeun , jieun segera berlari kembali menuju kamarnya perasaan aneh dihatinya semakin kuat.
Saat sampai didepan kamarnya, jieun segera memasukkan kode kamarnya terburu-buru. Dengan nafas tersegal ia masuk dan mendapati kamarnya yang tampak sepi, tak ada siapapun didalam.
"Mina-yah? Apa kau dikamar mandi?" Panggil jieun, memastikan keberadaan wanita itu.
Namun hanya keheningan yang menjawabnya. Keheningan yang entah mengapa membuat detakan jantungnya semakin terdengar kencang.
Dengan ragu, ia berjalan perlahan menghampiri kamar mandi. Keringat dingin, entah sejak kapan telah bersarang didahi dan telapak tangannya.
"Mina?" Panggilnya lagi, kini terdengar lirih.
"Mina! Apa kau didalam?" Kini ia mengetuk pintu didepannya pelan.
Tak ada sahutan apapun, membuatnya memilih untuk membuka pintu itu untuk memastikan.
Menarik nafas sejenak ia menggenggam erat gagang pintu itu.
Ceklek.
Tidak dikunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEREKA YANG TAK TERLIHAT [HIATUS]
Mystery / ThrillerSekumpulan mahasiswa membentuk sebuah Club untuk memecahkan sejumlah misteri yang terjadi dikampus mereka. Salah satunya tentang kematian sahabat mereka setahun yang lalu. Wang Guk University merupakan TOP 5 kampus terbaik di Seoul. Setiap tahunnya...