2

300 55 8
                                    

Mobil sedan berwarna putih memasuki area sekolah. Sejak didepan gerbang mobil itu sudah menjadi perhatian murid-murid yang berjalan menuju gedung sekolah.

Berhenti didepan lobby sekolah, sopir yang mengendarai mobil itu keluar dan segera membukakan pintu penumpang bagian belakang sebelah kanan. Seorang gadis keluar dari mobil sambil menggendong tas berukuran sedang dan membawa dua buku tebal ditangan kirinya. Aura cantiknya membuat para siswa yang melihat tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.

Sementara itu dari sisi sebelah kiri muncul murid laki-laki bergaya santai memakai kemeja putih tidak terkancing dengan kaos hitam sebagai dalamannya. Ketika ia menyisir rambut ke belakang para siswi berjerit histeris.

Keduanya memasuki gedung sekolah yang sudah ramai dengan para murid berkeliaran di koridor. Tidak seperti murid lain, dua murid itu selalu menjadi pusat perhatian yang tak terkalahkan dari apapun. Mereka telah menjadi idola sekolah sejak pertama kali masuk SMA ini.

Babam.. babam babam babam.. babam babam.. babam.. babam babam.. babam..

"Yaa! Berisik!" Sahut Jea karena Jae Seon membuat efek suara seperti sedang berjalan di catwalk.

"Ah wae? Kita berdua berjalan di koridor dengan seluruh mata memandang ke arah sini dan tidak ada backsound keren untuk itu? Aigoo Jea-ya.. kenapa hidupmu selalu dipenuhi dengan kesunyian." Jae Seon menyukai apa yang dilakukannya.

"Terserahlah. Aku tidak mau dengar." Jea memasang earpod di kedua telinganya dan berjalan lebih dulu meninggalkan Jae Seon yang masih membuat suara aneh.

Sampai dikelas 10-2, Jea duduk di kursinya yang berposisi di pojok kiri urutan keempat dari depan.

"Hai, Jea." Sapa gadis berambut pirang, teman sebangkunya.

"Hai!" Balasnya ramah.

Setelah itu Jae Seon memasuki kelas lewat pintu belakang dan tentunya langsung membuat heboh kelas dengan kegaduhannya.

"A Yo! Good morning yorobun!"

"Yo, bro!" Balas dua murid laki-laki yang memberikan tos-an pada Jae Seon.

"Hai, Jae Seon. Bagaimana liburanmu?" Tanya seorang siswi agak centil menghampiri Jae Seon.

"Hai cantik.. liburanku tentu saja menyenangkan. Tapi kali ini aku hanya menghabiskan waktu di Seoul." Ucap Jae Seon sambil merangkul siswi itu.

Jea yang sempat menoleh kebelakang hanya bisa menggelengkan kepala melihat saudara kembarnya selalu bersikap baik pada gadis-gadis dan memberikan harapan palsu pada mereka yang jatuh cinta sungguhan dengan Jae Seon.

"Ekhem.. Jae Seon-ah." Panggil siswi lain berambut hitam sebahu menghampirinya.

Mata Jae Seon beralih pada siswi itu. "Ada apa cantik?" Ucapnya seraya tersenyum.

"Ini." Ia memberikan sesuatu berbentuk kotak yang tutupnya transparan dengan pita berwarna merah ditengahnya.

"Aku pergi ke Jepang saat liburan dan membeli macaron untukmu. Apa kau menyukainya?" Ucapnya agak malu-malu.

Jae Seon mengambil kotak macaron kemudian meletakkan telapak tangannya diatas kepala siswi bertubuh mungil itu. "Uri eomma sangat suka dengan macaron. Apa boleh aku berbagi dengannya?"

Siswi itu hanya bisa diam mematung sementara Jae Seon semakin mendekatkan wajahnya. Selama beberapa kali ia mengedip-ngedipkan mata saking gugupnya dan ketika gadis itu tersadar ia segera mengangguk cepat. "Ne, kau bisa makan bersamanya."

Lagi-lagi Jae Seon menunjukkan senyuman manisnya. "Gomawo.. jika eomma menyukainya dia pasti akan senang denganmu dan mungkin kau akan dijadikannya kandidat calon menantu."

PINWHEEL 3 [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang