Hoam
Jae Seon meregangkan tubuhnya dalam perjalanan kembali ke kelas. Saudara kembar Jea itu baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya di ruang UKS. Jae Seon melewatkan pelajaran musik untuk hari ini dan kembali setelah bel pergantian jam berbunyi.
Melewati koridor, seperti biasa Jae Seon di sapa oleh gadis-gadis yang kebetulan papasan dengannya. Dengan senyum manis dan ramah Jae Seon membalas mereka lengkap dengan kedipan mata yang membuat para gadis lemah tak berdaya.
"Yaa, kau dari mana? Sonsaengnim mencarimu?" Ucap siswa berkacamata yang tak lain adalah si ketua kelas.
"Tidur siang." Balas Jae Seon singkat dan berlalu menuju tempat duduknya.
"Raim-ah~ beri aku sesuap, aaaa..." Ucap Jae Seon langsung mendekati Raim yang kebetulan sedang makan puding di mejanya.
Sambil mendegus pelan Raim memberinya satu suap puding buatan sang ibu yang selalu dibekali setiap hari.
"Hmm.. gomawo. Katakan pada ibumu untuk menjadiku kandidat calon menantu. Aku pasti akan menjagamu." Katanya setelah menelan puding.
Plak
"Micheosseo?" Pukul Mike tepat di kening Jae Seon. Kemudian laki-laki itu merangkul Raim dan memaksa duduk di tepi bangkunya.
"Aak! Ck, Raim-ah kenapa kau mau dengan namja sepertinya? Dia pemalas." Sahut Jae Seon sambil memegangi keningnya.
"Tapi dia kaya." Balas Raim membuat Mike dan Jun tertawa setelahnya.
"Yaa! Aku juga kaya!" Ucap Jae Seon yang sempat tercengang mendengar jawaban Raim.
"Kau kaya tapi tidak bisa serius." Ucap Jun, menepuk pundak Jae Seon.
Jae Seon memberi tatapan kesal pada dua sahabatnya dan juga Raim. Setelah beberapa kali memberi pembelaan dari candaan temannya, Jae Seon tersadar ia tidak melihat Jea di kursinya. Padahal sudah pergantian jam, sebentar lagi sonsaengnim masuk kelas.
"Yaa, ngomong-ngomong dimana Jea?" Tanya Jae Seon sembari melihat Raim.
"Jea? Dia masih di ruang musik. Mungkin menjadi relawan membersihkan kelas." Ucap Raim padanya.
"Yaa, hubungi aku jika kelas sudah mulai." Ucapnya pada Jun dan Mike kemudian Jae Seon berlari pergi ke ruang musik yang berada satu lantai diatas kelasnya.
Alunan musik yang berasal dari piano berwarna hitam mengisi koridor sekitar ruang musik. Seseorang memainkannya dengan lembut dan penuh perasaan. Gadis cantik yang memiliki rambut panjang bergelombang tersenyum seiring permainannya. Dia adalah Jea.
Memiliki darah seni dari sang ibu, Jea gemar mainkan piano. Selain pandai bernyanyi Jea juga bisa memainkan beberapa alat musik, seperti piano, gitar, dan violin. Kesenangannya pada alat musik bukanlah tuntutan orang tua. Jea memang memiliki ketertarikan untuk mempelajari alat musik dan juga bernyanyi, bahkan ia sendiri yang meminta dicarikan guru musik untuknya berlatih.
Setiap jam pelajaran berakhir atau kelas kosong, Jea selalu pergi ke ruang musik secara diam-diam untuk memainkan piano sekolah. Di ruangan yang kosong ditambah situasi yang sepi membuatnya lebih menikmati permainan dibandingkan saat ia ditonton oleh teman-teman. Meski memiliki puluhan ribu followers di instagram dan banyak yang senang dengan dirinya, Jea tidak suka jadi pusat perhatian. Asal tahu saja pemilik akun instagram dirinya bukanlah Jea tapi sang kakak, Jae Seon. Dia lah admin dibalik akun yang memiliki puluhan pesan, ribuan like dan ratusan followers setiap harinya.
Dibalik permainan piano Jea, seseorang tengah memperhatikannya sambil memegang ponsel dan merekam kegiatan Jea melalui pintu yang sedikit terbuka. Sejak awal ia berdiri disitu untuk merekam aktifitas yang dilakukan gadis dingin yang sangat terkenal di sekolah. Meski tangannya cukup bergetar karena takut ketahuan, namun ia tetap melakukan apa yang sudah menjadi perintah seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 3 [DISCONTINUED]
Ficção Adolescente[Cerita ini DISCONTINUED/ tidak akan dilanjutkan, berakhir pada chapter terakhir yang di upload author -ARE] ___ 18 tahun setelah Jia dan Wonwoo menikah dan membangun keluarga kecil mereka. Jeon Jae Seon dan Jeon Jea, si kembar tidak identik itu sek...