5

441 60 20
                                    

Akhir-akhir ini aku sibuk sekali. Sudah satu minggu lamanya mempersiapkan pekan ujian yang sebentar lagi akan terlaksanakan. Tentu saja aku tidak mau nilaku buruk. Aku harus tetap masuk dalam peringkat kelas!

Hari ini, aku akan melakukan sebuah kegiatan untuk menjalankan ambisiku. Aku membawa beberapa buku yang akan ku baca diperpustakaan sekolah. Beberapa hari sebelum dimulainya pekan ujian memang sekolah membebaskan kegiatan belajar mengajar dan dilakukan pembelajaran mandiri. Walaupun masih banyak siswa-siswi yang tidak taat peraturan, seperti justru bermain sepak bola di kelas, ataupun gadis-gadis mengobrol heboh di pojok kelas.

Aku bersama seorang teman kelas yang juga mempunyai ambisi yang sama berjalan ke perpustakaan. Di dalam tentu saja kami berpisah. Aku tidak ingin kiat-kiat belajarku diketahui olehnya. Huh! Tapi walau begitu, setiap kali ada teman kelas yang bertanya saat ujian, selagi aku dapat membantu kenapa tidak?

Aku menyimpan buku yang di bawa di meja dan lagi--di sebelah jendela yang kali ini mengarahkan pemandangannya pada lapangan sepak bola dimana Jeonghan dan teman-temannya biasa bermain. Beruntung kali ini lapangan sepi dari mereka dan hanya ada kumpulan siswa lain. Aku tidak terlalu memikirkan hal itu. Sekarang, kakiku melangkah mengambil buku tebal biologi dan mulai merangkumnya di dalam buku catatan khusus pribadi.

"Menulis apa?"

Aku mengangkat kepalaku dengan gerakan cepat. Tanganku reflek berhenti menulis judul dan lagi! Ada Jeonghan duduk didepanku! Tapi kali ini, dia mengajakku berbicara. Aku mengerjapkan mata kemudian menaikkan kacamata yang kugunakan sambil berdehem. Aku menoleh ke belakang dan kesamping.

Siapa tau dia bicara dengan orang lain kan?

"Aku bicara padamu. Hanya ada kita disini." katanya yang membuatku menundukkan kepala.

Kita.

Ya ampun. Kenapa rasanya sangat senang mendengarnya? Tidak kunjung menjawab pertanyaan Jeonghan, laki-laki itu terlihat menarik buku biologi yang berada ditanganku lalu membaca judulnya dengan suaranya yang indah. Aku memperhatikannya dalam diam sambil menahan senyuman.

"Oh, materi ini? Kelasmu sudah mempelajarinya? Secepat itu?"

Aku mengangguk sambil menatapnya. Kali ini kami bertatapan tapi memang tidak berlangsung lama karena yah, aku yang memutuskan kontak lebih dulu. Jeonghan menganggukkan kepalanya berkali-kali lalu menyimpan kembali bukunya.

"Boleh aku minta ajarkan? Kelasku belum sampai pada materi itu. Padahal pekan ujian sebentar lagi."

Aku tidak salah dengarkan? Dia memintaku untuk belajar bersama begitu? Awalnya aku senang, tapi mengingat dia mendekatiku hanya ingin minta diajarkan seketika membuatku sedikit berkecil hati. Lagi-lagi, sesuatu dalam diriku mengingatkan akan peristiwa di tribun 2 hari yang lalu.

Ingat baik-baik, Jeonghan sudah punya kekasih.

Mine ; Yoon Jeonghan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang