Part 4 : Deal

5.7K 424 76
                                    

Rendy berdeham sambil membenarkan posisi duduknya yang terasa tak nyaman. Bagaimana tidak? Sedari tadi Adrea hanya diam menatapnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Mereka hanya berdua di ruangan kerja pria itu dan duduk saling berhadapan.

"Jadi, kita akan selesaikan dengan cara apa?" tanyanya tiba-tiba membuat Rendy kembali membenarkan posisi duduknya.

Ia tidak takut, Rendy tidak pernah takut pada apapun dan siapapun. Ia hanya merasa gelisah karena malu, pria seusianya meniduri seorang bocah? Ia merasa tertangkap basah seperti pencuri, apalagi jika Adrea mengatakan pada ayahnya. Apa kata pria tua itu nanti? Dulu Rendy adalah seseorang yang paling menentang ayahnya menikahi gadis muda, tetapi sekarang? Sungguh, ia merasa ingin tenggelam saja.

Rendy harus mencari seribu satu alasan agar dapat menghindari pernikahan yang mungkin saja sudah Adrea rencanakan. Selain karena malu, yang pasti Rendy tidak mencintai Cherry. Ia merasa seperti dijebak, mana Rendy tahu jika usia Cherry jauh dibawahnya? Apalagi mereka melakukan atas keinginan mereka, tanpa paksaan sedikitpun.
Oh come on, bukankan jaman sekarang keperawanan sudah tidak penting lagi? Setidaknya itu yang ada di kepala Rendy mengingat ia kini tinggal di negara yang menganut paham modern.

"Begini, Tuan Adrea, mungkin yang kau maksud adalah sebuah kecelakaan--"

"Kecelakaan?"

"Hm, maksud saya, kami secara tidak sengaja--"

"Tidak sengaja?"

"Sebenarnya aku dan putrimu bertemu di kelab malam."

Rendy memasang wajah sesantai mungkin. Ia ragu untuk menceritakannya pada Adrea. Mungkin Cherry sengaja diam-diam datang ke tempat itu, ia juga tidak ingin menempatkan Cherry dalam posisi yang sulit, karena ia akan terlihat seperti seorang pengecut. Akan tetapi, gadis itulah yang menempatkan Rendy dalam masalah yang sesungguhnya.

"Lanjutkan saja, aku akan mendengarkan bagaimana kisah cinta kalian berdua bersemi hingga ke ranjang."

Rendy menghela napas, mendengar sarkas yang dilontarkan ayah Cherry itu.

"Baiklah, aku akan mengatakan yang sejujurnya. Aku dan putrimu baru bertemu malam itu, dan tanpa sengaja kami melakukannya, karena dia mendekatiku, dan akupun sedang dalam pengaruh alkohol," jujur Rendy.

"Lalu kau meniduri seorang gadis yang--"

"Aku tidak mengetahuinya, aku tidak mengetahui jika Cherry adalah putrimu yang masih bersekolah, lagipula dia memperkenalkan dirinya sebagai orang lain dan dari penampilannya malam itu membuatku salah paham tentangnya."

"Baiklah, kau sudah menodainya, aku akan membicarakan ini pada pak Sandjaya, dan akan menentukan hari pernikahan kalian."

"Tunggu? Apa Anda serius?"

"Ya, tentu saja, tolong berkacalah dengan usiamu."

"Putrimu yang menggodaku."

Mendengar perkataan Rendy, Andrea terdiam sejenak, kemudian Ia melepas ikat pinggang yang ia kenakan.

"Baiklah, kalau begitu aku akan menghukumnya."

Rendy terbelalak melihat Adrea yang tiba-tiba bangkit dari kursi.

"Apa yang ingin Anda lakukan?" cegah Rendy.

"Tentu saja menghajar putriku yang tidak tahu malu itu," tukas pria itu membuat Rendy semakin panik.

"Tu-tunggu dulu, aku akan membicarakan hal ini dengan Cherry, jika untuk menikah, kau harus mempertimbangkan usia dan pendidikannya, aku akan bertanggung jawab, tapi tidak untuk menikahinya sekarang," lanjut Rendy asal, yang terpenting saat ini Cherry tidak mendapat hukuman dari ayahnya yang terlihat keji itu. Jika tidak, Rendy akan merasa bersalah karena menumbalkan gadis itu atas kesalahan yang juga ia perbuat.

Driving Me Insane √ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang